“Ya, ada apa?” NLE Black balik bertanya pada Steven yang tiba-tiba datang menegurnya. Cindy tampak cemas dan mulai takut.“Nona Cindy dipanggil oleh Tuan Wilson, Pak,” ujar Steven dengan sikap yang tenang. NLE masih menatap sinis pada Steven yang bersikap biasa saja. Setelah beberapa detik, NLE tidak menjawab dan menggeser posisinya sehingga Cindy bisa melewatinya.Cindy yang cemas tidak mau melihat ke arah NLE dan terus berjalan melewatinya. Begitu pula dengan Steven yang mengekori Cindy.“Apa sudah selesai?” tanya Rex Milan pada Cindy yang datang mendekat.“Iya, Pak. Aku sudah membuat notulennya dan mengirimkannya ke emailmu. Setelah selesai baru aku bisa menyusun laporannya,” ujar Cindy menjelaskan dengan nada sedikit bergetar. NLE datang mendekat dan berdiri tak jauh dari Steven.“Apa kamu sakit?” Sebastian bertanya. Cindy menggeleng cepat. Sebastian lalu melirik pada NLE yang membuang pandangannya ke arah lain.“Baiklah, kalau begitu kamu pulang satu mobil denganku dan Nel!” ujar
Tangan Seth dengan cepat menarik lengan Steven yang hampir saja membuka pintu.“Jangan, dengar!” Seth memperingatkan Steven. Steven menoleh pada Seth yang menggeleng pelan lalu melirik pada kamera di atas kepala mereka.“Venus, bisa melindungi dirinya. Kita harus pergi, ayo─”“Tapi─” Steven masih bersikeras. Seth tetap menarik Steven yang akhirnya tidak bisa berbuat apa pun.Sementara itu di dalam, Venus langsung memarahi Rex Milan yang datang masuk ke kamarnya.“Aku tahu kamu bukan Suamiku, Rex! Sekarang lebih baik kamu lepaskan aku, jadi aku bisa pergi dari sini!” bentak Venus memekik meski suara lembutnya masih terasa.“Apa maksudmu bicara seperti itu? Apa kamu pikir aku ini hanya sampah yang bisa kamu tinggalkan kapan pun, hah!” bentak Rex Milan tidak segan membalas Venus. Venus tidak membiarkan Rex Milan memperlakukannya seperti itu. Ia mengambil salah satu vas bunga dan melemparkannya ke arah pintu sampai pecah.“Kamu mungkin bukan sampah, Rex! Tapi kamu malah mengumpankan aku p
Dion melepaskan topeng karet yang membuat wajahnya berubah jauh dari yang normal. Mulai beberapa hari ini, ia menjadi sosok Steven yang mengawal Venus. Dion sudah berhasil mengusir Ortega yang membuat Venus terluka. Jika perlu, ia akan mengusir semua orang sampai pada akhirnya tujuannya menghabisi Rex Milan tercapai. Setelah mencuci wajahnya, Dion mengelap menggunakan handuk dan kembali masuk ke kamar. Tak berapa lama kemudian, Dion keluar dari kamar menemui asistennya Kyle dan sahabatnya Andrew Miller. “Aku sudah bicara dengan Jupiter, dia bilang dia akan mulai mendekati orang-orang yang akan menjual lahan serta wilayah mereka pada Rex Milan. Kali ini akan dilakukan diam-diam. Bagaimana keadaanmu?” tanya Andrew Miller pada Dion yang duduk di kursi meja makan dekat dapur. “Ya, begitulah─” “Apanya?” desak Andrew lagi. Dion melepaskan napas panjang lalu mengucek rambutnya. “Aku yakin Rex Milan akan mulai mengurung Venus. Kali ini aku harus bisa menyusup untuk menemuinya. Jika dia me
“Nyonya Venus sepertinya adalah wanita yang baik, Tuan. Dia tidak akan melakukan hal seperti itu tanpa alasan yang jelas. Kemarin Ortega benar-benar sudah melukainya. Nyonya Venus ketakutan dan dia pasti ingin pergi sejauh mungkin menyelamatkan dirinya,” ujar Steven menjawab dengan tenang. Rex Milan tampak diam memperhatikan Steven yang memberikan jawaban lugas padanya. Ia mengangguk lalu mengambil gelas dan meminum airnya. Rex Milan kembali berpikir sejenak. Matanya sempat melirik pada Steven yang berwajah jelek. Jika memang dia dulunya seorang pembunuh, rasanya tidak sesuai dengan sikap yang ditunjukkannya sejauh ini. Rex Milan merasa pengawalan terhadap Venus memang mutlak diperlukan. Ia mengangguk lagi dan menoleh pada Steven. “Kamu dan Emerson yang akan tinggal di rumah. Jaga Venus, jangan sampai dia kabur lagi seperti kemarin.” Rex Milan kemudian memberikan perintahnya. “Baik, Tuan!” ucap Steven dan Emerson bersamaan. Seth dan Keith yang akan mengawal Rex Milan melakukan pert
“Aku butuh teman untuk bicara. Selama ini aku sendirian dan kebingungan. Setelah kecelakaan itu, aku merasa banyak hal yang hilang dan membuatku tidak lagi seperti diriku yang seharusnya,” ujar Venus mulai berbicara intens dengan Stevan. Venus bahkan tidak segan menyentuh lengan Steven yang tidak mengambil kesempatan apa pun.“Apa kamu bisa ceritakan apa yang sebenarnya terjadi, Nyonya? Saat aku diminta menjadi pengawal, aku hanya mendapatkan informasi jika yang akan dikawal adalah istri seorang CEO.” Steven membalas dengan raut serius.“Beberapa bulan yang lalu, aku mengalami kecelakaan mobil. Aku kehilangan ingatanku tentang masa laluku. Dokter mengatakan jika aku mengalami amnesia parsial karena aku tidak mengingat rentang waktu tertentu dalam hidupku,” ujar Venus menjelaskan pada Steven yang menyimak dengan baik. Steven tidak menyela sama sekali dengan membiarkan Venus mengutarakan semuanya.“Lalu Rex Milan datang dan mengaku sebagai Suamiku. Aku ragu, entahlah aku merasa asing de
Rex Milan mengangguk dengan mantap dan percaya diri kala menjabat tangan perwakilan Walikota yang bertemu dengannya. Proses pengalihan lahan yang akan dijual untuk Moulson Enterprise sejauh ini berjalan dengan sangat baik.“Aku menantikan kabar dari Pak Walikota secepatnya. Kami pasti akan memberikan kontribusi yang sangat penting untuk kampanye nanti,” ujar Rex Milan memberikan janjinya. Perwakilan tersebut ikut mengangguk serta terkekeh.“Kami menunggu dukungan serta sponsor dari Moulson!”“Haha, tentu saja. Sebut saja dan kami akan memenuhinya.” Rex Milan melepaskan jabat tangan tersebut lalu mengantarkan perwakilan tersebut ke arah luar restoran dan Keith yang mengawal sejenak perwakilan tersebut sampai ia masuk ke dalam mobilnya.Rex Milan bertepuk tangan dan tertawa lebar melihat keberhasilan yang segera hadir di depan mata. Sebastian ikut tersenyum lalu duduk kembali di kursinya setelah Rex Milan kembali.“Kita akan segera merampungkan seluruh pembelian dan pengalihan lahan seb
Venus begitu syok dan ketakutan saat melihat Rex Milan mabuk dan kini ia malah mengamuk. Belum pernah Venus menyaksikan hal seperti ini sebelumnya.“Mundur!” bentak Steven pada Rex Milan yang terhuyung menunjuknya. Sebastian ikut kaget melihat sikap Steven yang berani menantang bosnya sendiri. Namun yang terjadi pada Rex Milan jauh lebih berbahaya. Entah mengapa Rex Milan seperti marah melihat Steven.“Kau? Apa kau mencoba merebut Istriku? Hah!” balas Rex Milan membentak Steven keras. Steven berdiri memagari Venus yang seperti akan diserang oleh Rex Milan. Sedangkan Emerson ikut bersama Steve seolah membentuk dua kubu di ruang tengah tersebut.“Rex, ayo kita ke dalam. Kamu sangat mabuk!” Sebastian mencoba membujuk Rex Milan yang menyentakkan tangan darinya. Ia tidak bisa berdiri dengan baik tapi terus mengoceh menuding Steven berselingkuh dengan Venus.“Mengaku saja! Kau mau berselingkuh dengan Istriku kan?” Rex Milan makin marah. Steven mencoba menahan dirinya. Ia tidak mengerti meng
Seth membawa Venus ke dalam kamarnya di lantai atas. Venus sudah pingsan dan ia sempat berteriak hal-hal yang tidak jelas.“Venus? Venus, kamu baik-baik saja? Venus!” panggil Seth menepuk pipi Venus yang masih tak sadarkan diri. Seth bernapas lebih cepat dan ia menjauhkan diri dari Venus dengan melihat ke kiri dan kanan. Seth mencari sesuatu yang bisa menyadarkan Venus.“Ah, apa ya? Parfum? Air? Ah─” Seth malah makin bingung. Ia berkeliling kamar tapi tidak menemukan apa pun sampai ia mendengar Venus mengerang pelan. Seth kembali ke tempat tidur menghampiri Venus untuk mengecek keadaannya. Venus terlihat sudah membuka matanya perlahan.“Venus?” sebut Seth pelan dan perlahan. Venus menoleh padanya lalu mengulurkan sebelah tangannya ke arah kanan.“Tolong aku, bukuku .... “ Venus menunjuk ke arah salah satu nakas. Seth mengernyit tak mengerti.“Apa maksudmu, Nyonya─”“Tolong aku. Bukuku ... ambilkan.” Venus berujar lemah. Ujung tangannya mengarah pada salah satu laci. Seth pun menoleh p