“Nyonya baik-baik saja?” tanya Steven begitu melihat Venus terlihat memegang salah satu sudut meja. Venus tersenyum lalu tak sengaja berpegangan pada lengan Steven.“Aku baik-baik saja,” jawab Venus pelan dan lembut.“Apa tidak sebaiknya Nyonya beristirahat saja di rumah. Atau aku bisa mengantarkanmu ke rumah sakit sekarang,” ujar Steven menawarkan. Tangannya otomatis juga memegang tangan Venus yang memegang lengannya. Venus masih menggelengkan kepalanya.“Aku punya banyak pekerjaan, Steve.” Venus separuh berbisik masih menatap Steven yang juga melakukan hal yang sama. Emerson yang baru muncul, langsung berhenti begitu melihat tatapan mesra Venus dan Steven yang sedang berdekatan.“Ehem!” Emerson mendeham agak keras sehingga mengagetkan keduanya.Steven langsung melepaskan pegangannya pada Venus yang juga melakukan hal yang sama. Venus tersenyum malu-malu dan Steven pun menundukkan wajahnya.“Mobil sudah siap untuk berangkat, Nyonya,” ujar Emerson datang melaporkan pada Venus. Venus t
Rex Milan yang sedang berhenti untuk mencari posisi mobil Venus yang dikendarai Steven dicegat oleh beberapa orang pria─tiga orang berkulit hitam dan dua orang kulit putih. Salah satunya menggedor kaca pintu cukup keras.“Pergi! Kalian mau apa?!” teriak Rex Milan dari dalam mobilnya. Pria itu tidak peduli, ia tetap menggedor kaca pintu.“Buka pintunya. Ayo keluar!” balasnya memerintah.“Brengsek!” umpat Rex Milan begitu kesal. Ia hendak jalan tapi tak bisa. Rex Milan menekan gasnya tapi lima orang itu mengeroyok mobilnya. Salah satunya mengeluarkan senjata dan menodongkan padanya.“Jangan coba-coba!” ancamnya pada Rex Milan. Rex Milan terpaksa menaikkan kedua tangannya. Ia terpaksa membuka kaca mobil karena diancam menggunakan senjata.“Turun!” Rex Milan pun keluar dari mobil dan ia langsung digeledah. Dompet, ponsel dan uangnya diambil. Mobilnya juga direbut.“Kalian mau apa? Hei!” teriak Rex Milan ingin melawan tapi sayangnya ia tidak bisa berbuat apa pun.“Wah, mobilnya bagus!” uc
Venus masih menggandeng lengan Steven kala berjalan bersamanya di taman Central Park yang juga ramai dikunjungi. Beberapa anak berlarian bermain di playground yang berada tidak jauh dari mereka.“Mereka lucu,” gumam Venus mendesah pelan sembari tersenyum. Steven ikut mendengar dan tersenyum.“Aku ingin bertemu dengan anak-anakku, Steve. Entah di mana mereka sekarang,” imbuh Venus lagi dengan suara lembut dan melirih sedih. Steven menarik napas panjang serta bungkam. Tidak ada yang ia katakan soal anak-anak mereka. Venus sudah pernah meninggalkan anak-anaknya demi Rex Milan. Bagi Steven alias Dion, ia butuh waktu untuk menerima semua itu.“Bagaimana denganmu, Steve?”“Apanya?” Steven sedikit terkesiap.“Apa kamu sering mengunjungi makam anak-anakmu?” celetuk Venus bertanya seraya menoleh. Steven tertegun sesaat. Nyaris saja ia menepuk jidatnya karena baru ingat jika ia pernah mengatakan pada Venus jika anak dan istrinya meninggal dalam kebakaran yang menimpa rumahnya.“Oh, itu ... iya,
Dengan wajah marah, Rex Milan masuk ke kantor polisi setelah berjalan jauh dari tempatnya di rampok. Ia terengah kelelahan karena harus berjalan kaki dan tidak bisa naik taksi. Uang dan mobilnya raib dan yang ia miliki hanyalah kakinya untuk berjalan cukup jauh.“Panggil detektif kalian! mana Polisi yang menangani gangster dan preman? Mereka merampokku!” tukas Rex Milan memarahi petugas yang berjaga di depan. Polisi berseragam hitam yang menerima laporan kriminal setiap hari hanya cuek saja menanggapi Rex Milan yang terengah mengatur napas.“Maaf, Anda siapa?” tanya Polisi itu dengan santai. Rex Milan langsung melotot.“Aku sedang melaporkan perampokan. Apa kau tuli?” hardik Rex Milan langsung tersuluh emosi. Polisi itu masih santai menanggapi. Ia sudah terbiasa dengan sikap pelapor yang arogan seperti Rex Milan.“Iya, aku dengar bagian itu. Yang aku tanya adalah Anda siapa? Siapa namamu, Tuan?” Polisi itu memperjelas dan makin membuat Rex Milan kesal.“Aku kehilangan mobil, ponsel da
Steven dan Venus telah selesai jalan-jalan di taman dan akan kembali. Emerson sudah masuk ke dalam mobil dan sempat tertidur beberapa saat karena menunggu.“Maaf, Em. Kamu jadi ketiduran. Mengapa kamu tidak menyusul kami saja ke taman?” ujar Venus pada Emerson yang keluar dari mobil setelah kaca di pintu di ketuk oleh Steven.“Tidak apa-apa, Nyonya. Aku sedang main games tadi di ponsel lalu ketiduran. Lagi pula aku tidak suka dengan taman,” jawab Emerson menyengir lebar. Venus masih tersenyum lalu mengangguk. Steven yang hendak masuk ke mobil lalu menerima panggilan dari Andrew Miller.“Nyonya Venus, aku harus menerima panggilan ini dulu. Sebaiknya kamu masuk saja ke dalam dulu. Aku tidak akan lama.” Steven membukakan pintu untuk Venus. Venus menurut dan tersenyum pada Steven. Steven ikut mengangguk pada Emerson agar ikut masuk dan menemani Venus di dalam mobil.“Andy?” sapa Steven alias Dion terlebih dulu.“Hei, Dion. Bagaimana kabarmu?” Dion menyunggingkan senyuman lalu berbalik mem
Percakapan random yang dibicarakan oleh Rex Milan dan Andrew Miller tiba-tiba mengarah pada masa lalu Venus. Andrew sengaja menyinggung soal Dion pada Rex Milan. Ia sangat ingin melihat reaksi pria tersebut.“Apa kamu tahu jika Venus Harristian pernah menikah dulunya? Hhm ... aku penasaran kapan kalian bertemu?”“Bagaimana kamu bisa tahu soal pernikahan lama Istriku?” Rex Milan balik bertanya dengan raut curiga. Andrew masih menyunggingkan cengiran jahat yang tak bisa dilihat oleh Rex Milan karena dia di depan sedang menyetir.“Dari berita gosip. Dulunya Venus digosipkan menikah dengan mantan pengawalnya sendiri namanya Dion Juliandra. Tiba-tiba Venus memutuskan untuk pensiun dan tidak pernah terlihat lagi muncul di televisi. Lalu tiba-tiba dia mengumumkan pernikahan dengan seorang CEO ... itu dirimu kan?” Andrew sedikit melihat ke belakang.Rex Milan mengangguk pelan dengan pandangan kurang suka. Andrew hanya menyeringai saja dan terus menyetir.“Lalu bagaimana kalian bisa bertemu?”
Steven masih mengernyitkan keningnya kala melihat perilaku Andrew Miller yang malah meminta foto bersama Venus. Meski Rex Milan sempat ikut berfoto bertiga, tapi tidak menyurutkan semangat Andrew untuk antusias bertemu Venus.“Aku sangat ngefans denganmu, Nona Venus ... maksudku, Nyonya Venus. Maaf, dulu kan kamu belum menikah, hehe!” ujar Andrew menyengir lebar. Venus ikut tersenyum dan mengangguk.“Jadi kamu yang sudah menolong Rex Milan? Lalu bagaimana dengan mobilnya? Apa penjahatnya sudah ditangkap?” tanya Venus pada Andrew. Rex Milan ikut menyela tak lama kemudian.“Belum, Sayang. Tapi Detektif Miller sudah berjanji padaku untuk menangkap penjahatnya segera. Dia sudah mencatat plat mobil yang kamu gunakan.”“Untuk apa? Apa hubungannya dengan mobilku?” sahut Venus dengan wajah keheranan. Rex Milan terdiam karena ia keceplosan akan mengatakan jika ia mengekori Venus.“Aku ....”“Apa kamu mengekoriku, Rex?” Venus memperjelas pertanyaannya. Wajahnya tampak tidak suka sama sekali.“B
“Bercerai?” Rex Milan mengulang kata yang diucapkan oleh Venus baru saja. Venus belum mau beringsut dari posisinya. Pandangan tajam Rex Milan dan Venus masih terus beradu. Hal yang sangat berbeda dengan apa yang terjadi beberapa saat sebelumnya kala Rex Milan sengaja menampakkan pemandangan pasangan idaman.“Apa maksudmu, Sayang─”“Tidak perlu bersikap mesra padaku, Rex. Di sini tidak ada siapa pun yang melihat. Aku tidak pernah menginginkan seorang pria posesif dan paranoid untuk menjadi Suamiku. Terlebih saat aku tidak baik-baik saja,” ujar Venus dengan nada seperti separuh mengancam.“Aku tidak mengerti maksudmu.” Rex Milan membalas dengan nada lebih tegas. Venus menyiratkan senyuman tipis penuh misteri di ujung bibirnya.“Kamu tahu jika kamu memang mengenalku, kamu tidak akan mengekoriku seperti tadi─”“Aku melakukannya karena aku cemas dengan keadaanmu. Kamu belum sembuh dan sesuatu bisa saja terjadi padamu!” sanggah Rex Milan kembali emosi.“Benarkah? Lalu untuk apa aku memiliki