Share

122. Meisya Terkena Musibah

"Kenapa Kakak petik langsung dari pohonnya? Gak boleh, Kak! Saya saja yang punya kebunnya tak pernah memetik langsung. Ya allah, bagaimana ini?" Amira tampak ketakutan. Meisya yang tengah memegang buah apel sangat dingin, tiba-tiba saja berubah pucat.

"Ayo, minta maaf sama pohon apelnya!" titah Amira dengan bulir keringat sebesar ketumbar sudah memenuhi keningnya.

"Gila nih bocah!" hardik Meisya sambil bergidik ngeri. Reza yang masih kebingungan dengan apa yang terjadi memilih diam saja sambil memperhatikan.

"Kita datang ke rumah orang sombong, Za. Ayo, kita pulang! Minta maaf itu sama manusia, bukan sama pohon!" ujar Meisya ketus. Lalu ia menarik Reza untuk segera keluar dari rumah Amira.

"Bukannya saya sombong. Kakak yang serakah. Saya sudah bilang, jangan petik langsung dari pohonnya!" teriak Amira yang didengar sepintas lalu oleh Meisya dan juga Reza. 

"Langsung bawa pulang ke rumah, Om!" teriak Amira lagi. 

<
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status