Share

78. Pembalasan dari Tuan Wijaya

"Aaw! sakit, Ibu," rengeknya manja, menirukan suara Amira.

"Lagian, iseng banget. Mana bisa begitu, harus ikuti protokol pernikahan," protes Ami dengan wajah masamnya.

"Duh, saya udah gak sabar mau halalin kamu, Ami!" 

"Ini namanya ujian, Mas. Harus sabar, jangan grasa-grusu. Pernikahan yang diawali dengan rasa tak sabar, bisa saja menimbulkan penyesalan."

"Iya, deh." Bahu Emir melorot, betapa sesungguhnya ia sangat gemas dengan Aminarsih, tetapi wanita ini sangat kuat membentengi dirinya dari sentuhan-sentuhan yang memang belum boleh ia lakukan

 Seperti memeluk atau mencium. Ah, iya ... Bahkan ia belum pernah mencium bibir Ami.

Beep

Beep

Emir mengambil ponselnya yang berdering di atas meja. Matanya membulat sempurna, tatkala ada nama Gunawan di sana. Ya, Gunawan adalah pengacara perceraian yang ia minta untuk mengurus perceraiannya dengan Farah.

"Hallo, Bro. Bagaiamana?"

"Gue denger lu sakit? Udah sehat?"

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Iin Indryani
ah ha ha ha.... tuan Wijaya emang mantaf nih.. lanjut tooorr seru nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status