Freya enggan menyuruhnya pulang yang di mana ada Regina sebagai istrinya.“Hm. Pulanglah, dan suruh Sam menungguku.” Dixon bahkan tidak menatapnya.Freya dengan cemberut gelap berjalan meninggalkan kantor Dixon.Sam mengangkat kepalanya mendengar suara pintu di buka dan Freya keluar dari kantor Dixon tidak lebih dari sepuluh menit. Sebelah alisnya terangkat. Ketika Freya mengambil inisiatif mengantar berkas, dia sudah tahu niat wanita itu. tapi tidak menyangka Freya keluar lebih cepat daripada yang dipikirkan.Freya memelototinya marah. Ekspresi Sam seolah mengejek kegagalannya. Dia mengambil tasnya dengan kesal dan berkata dingin pada Sam, “Aku akan pulang duluan. Dixon menyuruhmu untuk menunggumu.”“Mengerti,” balas Sam kembali ke pekerjaannya tanpa memedulikan Freya.Freya yang kesal meninggalkan kantor itu dengan cepat.Sementara itu Dixon melirik arlojinya dan menyadari sudah pukul 6 sore. Dia berniat lembur atau keluar sekedar minum bersama Aaron untuk melepas penat dan kekesa
“Sudah, ada di meja makan,” balas Regina acuh tak acuh masih tidak mengalihkan pandangannya dari TV.Dixon menggertak gigi melihat Regina mengacuhkannya. Namun dia tidak alasan kuat untuk mengeluhkan sikapnya dan bertengkar. Itu hanya membuatnya malu sendiri.Dixon berbalik kesal menuju kamar untuk mandi dan berganti pakaian. Tak lama kemudian dia keluar dan melihat istrinya masih di ruang tamu. Kali ini TV sudah matikan dan sekarang dia berbaring bermain ponsel di tangannya.“Kamu sudah makan?” tanya Dixon.“Sudah,” balas Regina cuek.“Kamu tidak menungguku?” ujar Dixon mengerutkan keningnya.“Mengapa aku harus nunggu kamu?” balas Regina masih cuek tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.“Kamu seharusnya menungguku dan makan malam bersama. kamu harus temani aku makan,” kata Dixon tidak senang.Regina bangun dan berdiri dari sofa.“Kamu bisa makan sendiri, kekanakan sekali minta ditemani.” Dia berjalan melewati Dixon dan masuk ke kamarnya.Dixon menatap punggungnya tidak bisa berk
“Hentikan,” desis Regina dan menarik tangan Dixon keluar dari dalam bajunya.“Kamu mengganggu tidurku,” gerutunya menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.Mulut Dixon terbuka, namun tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya. Dia sudah terangsang namun istrinya menolaknya. Entah karena beneran tidur atau karena memang menolaknya. Dixon tidak yakin istrinya beneran menolaknya. Istrinya tidak pernah menolak setiap kali dia meminta jatah.“Regina,” panggilnya ragu-ragu mengangkat kepalanya mengintip Regina.“Kamu tidur?”“Hm,” balas Regina acuh tak acuh.Dixon meremas bahunya dan berbisik pelan, “Aku menginginkanmu.”Sengaja menekan ereksinya yang sudah keras di pantatnya untuk menunjukkan bahwa dia sedang bergairah. Dia mengecup leher jenjang istrinya dan menghirup aromanya yang manis. Tangannya kembali terulur menyelinap di dalam selimut menangkup payudaranya dan meremasnya untuk menarik gairah istrinya.“Hentikan.” Regina menepis tangannya dan menjauhkan lehernya dari bibir Dixon.
“Sam, menurutmu kenapa para wanita suka membesarkan masalah kecil menjadi masalah besar. Kupikir masalah akan berlalu, tapi dia mengacuhkan aku sampai berhari-hari. Dia mengatakan apa pun atau pun marah padaku, tapi hanya mengacuhkan aku sampai berhari-hari.” Dia menoleh memandang sekretarisnya.“Mengapa? Apa yang salah dengannya?“Wanita adalah makhluk yang susah dimengerti. Bahkan buku akan setebal buku Harry Potter belum cukup untuk menguraikan sosok wanita.”Dixon mendengus, “Jadi kamu punya solusi? Kamu sudah punya istri pasti mengalami masalah sepertiku. Apa yang kamu lakukan jika istrimu seperti Regina?”Sam terlihat berpikir sebelum menjawab, “Tentu aku akan meminta maaf bahkan jika aku tidak tahu kesalahanku.”“Mungkin jika Anda meminta maaf pada Nyonya Regina akan menyelesaikan masalah,” saran Sam.Dixon mengerut keningnya. Sayangnya dia enggan meminta maaf duluan saat dia tidak tahu di mana kesalahannya.“Ada cara lain?”Sam menggelengkan kepalanya. “Tuan, wanita sangat suk
“Oh ya Tuan, saya hampir lupa memberitahu Anda. Tuan Falcon akan mengadakan pesta minggu depan. Apa Anda akan datang?” tanyanya meletakkan kartu undangan itu di meja kerja Dixon.“Tuan Falcon dari industri perhotelan? Tentu aku akan datang,” balas Dixon acuh.“Baiklah. Kalau begitu saya akan kembali ke meja kerja saya.”Dixon melambaikan tangannya mengusirnya dari kantornya. Sekarang suasana hatinya membaik dan dia tidak lagi memarahi karyawan.....Regina menghela napas berkali-kali memotong tangkai bunga saat dia menemani ibu mertuanya di taman. Dia dipanggil untuk menemani ibu mertuanya.Regina merasa hubungannya dengan Dixon agak dingin. Dia sengaja bersikap acuh tak acuh dan lagi melayani Dixon di tempat tidur bukan karena dia merajuk. Tapi ... karena ucapan pria itu akan menceraikannya.Meski dia merasa agak pahit, mungkin perceraian yang akan membebasnya dari sakit hatinya. Dia tidak perlu menunggu lima tahun karena Dixon berkata bisa menghentikan kontrak jika membuat pria it
“Wah, lihat siapa ini ....” Suara Freya dibuat manis-manis dengan dagu terangkat dan memandang Regina dengan tatapan merendahkan.Regina memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam. Dia sangat tidak ingin meladeni Freya. Tanpa mengatakan apa pun dia bergeser ke samping hendak masuk ke dalam kafe.Namun Freya tak membiarkannya pergi dan menghalangi jalannya. “Hei, apa-apaan sikapmu ini? tidak lagi mengakui kakakmu setelah menikah dengan Dixon?” cibirnya sinis.Regina menatapnya tanpa ekspresi.“Apa yang kamu inginkan?”Freya menyeringai.“Regina, kamu jarang pulang ke rumah. Ayah terus meneleponmu tapi kamu tidak mengabaikan kami. Apa kamu sudah lupa kenapa kamu bisa menikah dengan Dixon? Jika bukan karena kami, apa kamu bisa menikah dengan Dixon?! Beraninya kamu sangat sombong mengabaikan kami!” Freya mendorong dahinya kasar.Regina menepis tangannya.“Aku tidak pernah lupa bagaimana aku menikah dengan Dixon,” balasnya dingin. Dia tidak akan pernah lupa Harion menjualnya pada p
“Itu tidak akan terjadi. Aku berbeda denganmu. Ayah dan ibu tetap mencintaiku dan tidak akan membuatku menderita,” desisnya marah mengepalkan tangannya.Namun pada dasarnya dia sangat pahit dalam hati. Dia masih ingat dengan jelas ayahnya berniat mengusirnya ketika dia pertama kali pulang setelah satu tahun menghilang.Regina terganggu oleh ucapan Freya. dia paling mengenal Harion. Meski Georgina akan sangat bias dan melakukan segalanya untuk Freya, dia tidak akan melawan Harion. “Ya, berpikir saja sesukamu,” balas Regina acuh tak acuh.Freya menggertak gigi. Kata-kata Regina seolah dia tidak mempercayainya. Dan memang benar, Harion sekarang sedang mencari calon suami untuknya untuk membantu perusahaan. Tidak ada pengusaha muda atau Tuan Muda yang mau mengambilnya sebagai calon istri karena reputasinya kawin lari dengan pria lain. Harion mencari pengusaha tua dan kaya sebagai calon suaminya membuatnya sangat marah.Jika bukan karena Regina merampok suaminya, yang akan menjadi istri
Ketika Regina pulang enam malam dia melihat Dixon sudah berada di ruang tamu tampak santai dengan pakaian kasualnya sambil menonton TV.Regina agak terkejut karena biasanya Dixon akan pulang malam dan karena pertengkaran mereka dia bahkan pulang lebih larut. Maka tidak mengherankan Regina terkejut.Dixon yang mendengar suara pintu dibuka menoleh dan tersenyum tipis pada Regina.“Kamu sudah pulang.”“Ya, tumben kamu pulang lebih awal,” balas Regina melepas sepatunya sebelum mengganti dengan sendal rumahan dan masuk ke dalam apartemen. Dia menggenggam kantong plastik di tangannya.“Tidak banyak pekerjaan hari ini hingga aku pulang lebih awal.”“Oh.” Hanya itu tanggapan Regina. Dixon mengalihkan pandangannya pada kantong plastik di tangan Regina.“Apa yang kamu bawa?”Regina mengangkat kantong plastik di tangannya dan berkata acuh tak acuh. “Makanan yang aku beli dari luar. Aku tidak tahu kamu akan pulang cepat hari ini dan tidak belanja bahan masakan. Aku hanya beli lauk dari luar jika