Dia berdeham datar tidak ingin membuat dirinya terlihat malu.Dia berkata dengan ekspresi datar. “Aku menghentikan pendarahanmu untuk mencegah infeksi.”Regina tersipu mengingat cara pria itu menghisap jarinya.“Tidak perlu dengan cara seperti itu juga, kan.”Dixon mengangkat bahu acuh tak acuh. “Aku sering melihat itu yang dilakukan ayahku pada ibuku.”“Oh.”Lalu suasana menjadi hening di antara mereka.Regina mati-matian mencoba tidak mengingat kejadian di kamar mandi dan pemandangan ereksi keras Dixon di balik celananya.Dixon berbalik dan membungkuk membuka laci meja dapur dan mengeluarkan kotak P3K paling bawah.Dia meletakkan kotak itu di atas meja kitchen set dan mengulurkan tangannya pada Regina.“Obati lukamu sebelum kena infeksi.” Suara Dixon terdengar memerintahnya.Regina menggerutu dalam hati menyalahkan pria itu yang menyebabkan lukanya. Tanpa banyak bicara dia memperlihat jarinya yang terluka a pada Dixon.Dixon melirik jari mungilnya yang tergores masih mengeluarkan se
Berbaring di ranjangnya, Regina menatap kosong langit-langit kamar yang gelap. Lampu tidur samping ranjang membuat kamar itu terlihat remang-remang.Setelah makan malam, Regina langsung melarikan diri dan mengurung diri di kamarnya sendiri.Tidur bersama.Pipinya bersemu mengingat ucapan Dixon. Panik dan gelisah menyelimuti hatinya. Untuk pertama kalinya setelah menikah ini pertama kalinya mereka di tidur di ranjang yang sama.Apa yang harus aku lakukan? Apa ini akan jadi malam pertama?Pipi Regina semakin merah dan sangat gelisah. UntunglahPintu kamar terbuka.Regina tersentak panik dan berbalik membelakangi pintu. Dia menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya sambil memejamkan mata gelisah.Dixon mengangkat alis melihat sosok Regina tertutup sepenuhnya dengan selimut sambil membelakanginya. Sudut bibirnya terangkat geli.Dixon hanya mengenakan piama hitam. Tanpa menyalakan lampu, dia berjalan dengan langkah tenang mendekati ranjang.Jantung Regina berdebar kencang mendengar l
Dixon berguling menindihnya. Tubuhnya yang keras dan besar mengurungnya. Dia duduk, meraih atasan piamanya dengan kedua tangannya dan dengan tarikan keras merobek bagian tengahnya,Regina tersentak dan terkejut oleh keganasannya. Mata pria itu menatapnya tajam dan penuh nafsu pada bagian tubuh atasnya telanjang yang membuat Regina malu.Dia mengalihkan pandangannya malu dan canggung berusaha menutupi dadanya.“Lihat aku ....” jemari Dixon mencubit dagunya dan menarik agar menatap wajahnya.“Apa kamu pernah tidur dengan seseorang sebelum menikah denganku?” Dia menatapnya tajam dan mengintimidasi.Regina mengerut keningnya agak tidak senang di dalam hatinya. Dia bukan seseorang suka bergaul apalagi melakukan seks bebas di luar negeri.“Tidak pernah, tapi aku ingat seseorang yang pernah memperkosaku dan mengambil keperawananku. Aku masih mengharapkan permintaan maaf.” Dia berkata dengan gigi terkatup.Bukan maksud Regina menghancurkan suasana intim di antara mereka. tapi dia sangat tidak
“Tu-tunggu Dixon—Aaaahhh ....” teriakannya melengking saat kejantanannya memasukinya dalam sekali hentakan.Air mata mengalir di pipi Regina. rasanya sakit, jarinya menggali ke punggung pria itu hingga meninggalkan bekas cakaran. Meski sudah kehilangan keperawanannya, dia tetap tidak tersentuh selama satu tahun.Dixon menunduk membenamkan wajahnya di lehernya untuk meredam erangan nikmatnya. Keringat mengalir di dahinya merasakan liang ketatnya mencengkeramnya.“Kamu sangat nikmat,” bisiknya serak menjilat keringat di lehernya.Regina merintih merasa sangat tidak nyaman dan sakit. k“Sakittt ....” rintihnya tidak nyaman mencoba mendorong Dixon merasakan pria itu bergerak perlahan dalam dirinya.“Rileks sayang, kamu sangat sempit.” Dixon menggeram serak. Dengan nafsu yang lapar dia mencium bibirnya sambil menunggu dia tenang. Meski sudah tidak perawan, istrinya masih seketat seperti perawan. Dixon mengerang menggerakkan pinggulnya tanpa melepaskan bibirnya dan menggunakan lidahnya memb
Dixon menghela napas menatap punggungnya. Dia perlahan bangun menyebabkan selimut turun dan memperlihatkan pahatan otot tubuhnya yang sempurna yang membuat perempuan mana pun ngiler jika melihatnya.Dixon menarik selimut untuk menutupi tubuh Regina sebelum turun dari tempat tidur tanpa mengenakan apu pun dan berjalan menuju ke kamar mandi.“Selamat pagi, Bos.” Sam menyambut Dixon tepat waktu seperti biasa di kantor.Dixon mengangguk sambil tersenyum tipis masuk ke dalam kantor pribadinyaSam terlihat melongo sesaat menyadari raut wajah bosnya agak berseri-seri. Dia buru-buru mengikuti bosnya masuk ke dalam kantor“Apa Anda tidur Anda nyenyak Tuan?” Sam berkomentar mengamati bosnya dengan tatapan teliti.Dixon menyampir jasnya di sandaran kursi sebelum duduk di kursinya. Dia mendongak menatapnya dengan alis terangkat, “Mengapa kamu bertanya seperti itu?”“Karena Anda terlihat sangat berseri-seri,” ujar Sam menunjuk wajahnya menatap wajah bosnya tanpa canggung. Sam sudah bekerja dari as
“Halo selama pagi ....” gumamnya dengan suara serak khas tidur dengan mata setengah terpejam.“Regina, apa kamu masih tidur?”“U-hum ....” Regina membalas mengantuk. “Apa kamu begadang semalam?”Regina mengangguk, semalam dia begadang sampai jam tiga. Dia ingin membalas dengan kata-kata itu sebelum kemudian menyadari suara siapa yang tengah meneleponnya. Dia sekejap membuka matanya dan bangun.“Ibu!”“Ya. Apa aku mengagetkanmu?” Terdengar suara Aria terkekeh di seberang telepon.Regina menunduk mengusap pipinya malu-malu. Dia kemudian menyadari kondisi tubuhnya telanjang karena selimutnya jatuh. Seluruh tubuhnya penuh dengan bercak merah. terutama bagian dadanya. Regina tersipu buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Dia merasa sangat pegal di badanya.“Selamat pagi Bu. Apa ada meneleponku?”“Sekarang bukan pagi Nak. Sekarang sudah jam dua belas.”Mata Regina melebar dan dia melirik jam weker di atas nakas memang menunjukkan pukul dua belas siang.“Apa yang membuatmu begad
“Pakaian kamu terlalu sederhana. Orang lain akan berpikir kamu sepupu dari desa alih-alih istri Dixon.”Regina terlihat canggung dan mengusap tengkuknya. “Ini pakaian yang aku bawa dari keluarga Hadley. Aku tidak sempat berbelanja setelah menikah.”“Oh, aku ingat kakakmu selalu berpakaian glamor setiap hari, tapi kamu terlalu sederhana. Kalian berdua sungguh sangat berbeda.” Aria menggelengkan kepala mengingat pakaian yang selalu Freya.Aria sebaliknya selalu berpakaian sederhana hampir biasa, bahkan tidak memakai perhiasan apa pun.Regina tersenyum agak pahit. Bukan dia tidak bisa berpakaian glamor, tapi Georgina tidak mengizinkannya boros dan menghabiskan uang seperti Freya.Regina hanya mengenakan pakaian yang jauh lebih murah dan bahkan tidak bermerek. Dia bahkan tidak tahu membedakan pakaian bermerek dan biasa. Dia harus berhemat setiap saat. Dia memang tidak bisa dibandingkan dengan Freya putri kesayangan di keluarga Hadley.“Kamu harus mencoba ini.” Aria menunjukkan banyak gau
Dulu dia cukup ramah pada Freya dan mengenalnya sebagai gadis yang baik yang pandai bersosialisasi. Dan juga karena dia adalah teman dekat Delin dan kekasih putranya. Skandal yang dibuat Freya satu tahun yang lalu menghancurkan reputasi putranya dan dia hilang entah ke mana.Aria menyilangkan tangannya di depan dada dan berkata dengan suam-suam kuku. “Oh, ternyata kamu sudah pulang ya. Apa kamu sudah menikah dengan pacarmu itu?”Freya terlihat canggung dan menunduk dengan ekspresi malu.“Kami sudah lama putus, Bibi.”Georgina melihat putrinya kesulitan dan mencoba berbicara dengan Aria.“Nyonya Clark, tolong jangan marah. Freya juga sangat menyesal. Pria itu memperlakukannya dengan buruk dan meninggalkan Freya sangat menderita. Karena itu dia pulang ke rumah setalah satu tahun menderita hidup miskin di luar.”“ Dia sungguh sangat menyesal atas apa yang dia lakukan setahun yang lalu. Freya masih muda dan bodoh. Wajar di usianya dia bisa membuat kesalahan yang tidak bisa dimaafkan. Tolo