Share

33. Musuhku Keluargaku

"Sayang, sudah jangan sedih terus. Abang Panji sudah tenang di alam sana. Kamu harus ikhlas ya."

Lili mengangguk, ia mengusap butiran bening yang lagi-lagi menitik dari sudut matanya. 

Kami sudah pulang ke kontrakan lagi, setelah beberapa hari menjalani perawatan di rumah sakit, akhirnya Lili diperbolehkan pulang. Meskipun harus tetap berobat jalan.

Teringat kembali kata-kata Raffa, mungkin Lili akan menjadi target musuh lagi. Aku harus berhati-hati. Siapa sebenarnya dia, kenapa jahat sekali pada kami?

Apa yang harus kulakukan? Mungkin lebih baik, kami pergi dari kota ini. Aku akan mengajukan mutasi ke kantor cabang saja. Kasihan Lili kalau terus menerus menjadi teror orang tak berperikemanusiaan itu!

"Dek, gimana kalau kita pindah keluar kota? Mas akan mengajukan mutasi ke kantor cabang."

"Disini kamu bahaya, dek. Aku tak ingin kejadian yang sama terulang lagi. Sudah cukup kita kehilangan Bang Panji, tidak boleh ada yang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status