Happy reading ....Aisyah terpaku, kemudian dia melepaskan pelukan seorang pria di tubuhnya. "aduh ... kamu kenapa sih main peluk-peluk aja?" tanya Aisyah dengan risih."Maaf ... tadi aku reflek. Tapi kamu nggak papa kan?" jawab pria yang tak lain adalah Erik, sambil menangkup kedua pipi Aisyah."Aku nggak papa," jawab Aisyah dengan gugup, kemudian dia menyingkirkan tangan Erik karena Aisyah merasa tak nyaman *ebab di sana ada Okta dan juga Papanya."Maaf, aku tidak bermaksud apapun. Hanya aku mengkhawatirkan keadaanmu, tapi kamu tidak terluka kan Aisyah?" tmTerlihat Erik begitu cemas."Aku tidak apa-apa Erik ... tapi kok bisa sih kamu ada di sini?" tanya Aisyah dengan bingung Papa Agam dan Okta juga merasa bingung kenapa Erik berada di sana? Padahal mereka sama sekali tidak memberitahukan pria tersebut.Okta mengepalkan tangannya, dadanya mendadak menjadi panas saat melihat Erik yang tiba-tiba saja memeluk Aisyah dengan begitu tanpa rasa bersalah.'Pria itu mencari kesempatan dalam
Happy reading .....Pagi-pagi Aisyah sudah siap untuk pergi ke kantor namun seketika Papa Agam memanggilnya."Pagi Mah, Pah," sapa Aisyah saat berada di meja makan."Pagi ... sini sayang Papa mau ngomong sesuatu sama kamu!" ajak Papa Agam sambil menepuk kursi yang ada di sebelahnya."Mau ngomong apa, Pah?""Begini ... kita kan berencana untuk membalas perbuatannya Andre dan juga mamanya itu dengan menghancurkan kebun dari Pak Daryono, selaku dari mertua Andre. Dan sekarang Bu Lisa sudah masuk penjara, apakah kamu ingin melanjutkan balas dendam itu, Nak?" tanya papa Agam sambil meminum kopinya.Aisyah terdiam, tadinya memang dia sengaja mengajak kebunnya Pak Daryono untuk bekerjasama dengan perusahaannya untuk menghancurkan Andre. Akan tetapi saat melihat Bu Lisa sudah masuk ke dalam penjara membuat Aisyah berpikir dua kali."Sepertinya tidak usah dilanjutkan Pah! Toh Bu Lisa juga sudah masuk ke dalam penjara, dan Mas Andre juga tidak cari gara-gara kecuali dia cari gara-gara barulah
Happy reading ...Aisyah berbalik badan menatap ke arah Andre yang sedang berjalan ke arahnya, dan melihat itu Putri langsung menarik tangan suaminya. "Buat apa sih Mas nyamperin dia?" tanya Putri dengan ketus."Aku mau bicara sama Aisyah," jawab Andre sambil melerai tangan Putri yang memegang lengannya."Ada apa Mas?" tanya Aisyah saat Andre sudah berada di hadapannya.Tatapan pria itu mengarah kepada Okta yang sedang bersender di mobil mewah miliknya, kemudian dia kembali menatap ke arah Aisyah.'Dia sekarang sudah sangat cantik, seperti Aisyah yang aku temui waktu kami bertemu pertama kali.' batin Andre."Mas ... mau ngapain?" tanya Aisyah membuyarkan lamunan Andre.Pria itu tersentak kaget, "Ah ... begini ... aku mohon lepaskan ibu! Tolong jangan penjarakan dia! Aku tahu mungkin selama ini Ibu salah sama kamu, tapi--""Maaf Mas, kalau kamu ingin berbicara kepadaku hanya untuk kebebasan Ibu, aku tidak bisa. Sebab ibu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya," jawab Aisyah. "Ayo Ba
Happy reading .....Sesampainya Aisyah di kantor dia langsung masuk begitu pula dengan Okta, pria itu langsung pergi untuk menuju kantornya."Bu tunggu dulu!" ucap Melly menghentikan langkah Aisyah yang akan masuk ke dalam ruangannya."Kenapa Mel?""Ini Bu ... ada titipan." Mely menyerahkan sebuket bunga mawar."Bunga dari siapa?" tanya Aisyah dengan penasaran."Tadi kurir yang mengantarkannya Bu, mungkin di situ ada tulisannya. Saya tidak membacanya tadi," jawab Mely."Oke, terima kasih ya." Kemudian Aisyah pun masuk ke dalam ruangannya.Dia duduk sambil memperhatikan bunga tersebut, tapi Aisyah merasa heran siapa yang sudah mengirimkannya bunga seindah itu.(Semoga kamu menyukainya ya, Syah).Dahi wanita itu terlipat heran saat melihat sebuah tulisan yang terselip di antara tangkai bunga mawar."Apa ini dari Bang Okta? Atau Erik?" tebak Aisyah sambil mengangkat sebelah alisnya.Dia mengirimkan foto bunga tersebut kepada Okta. (Bang, apakah Abang mengirimkan aku bunga ini?)Tak lama
Happy reading ....Aisyah menoleh ke belakang dan dia cukup terkejut saat melihat dua orang yang selama ini dia rindukan. "Vita! Tamara. Ya ampun! Gue kangen banget sama kalian. Eh ... kalian makan di sini juga?"Ketiga wanita itu pun berpelukan. "Iya tadi kami habis makan siang, kamu gimana kabarnya?" tanya Tamara."Alhamdulillah aku baik. Kamu gimana kabarnya? Vita, lo juga ... udah ketemu malah ngilang," jawab Aisyah sambil menatap ke arah Vita."Sorry my bestie ... kemarin kerjaan numpuk Lo sendiri kok bisa ada di sini sih?" tanya Vita. "Terus ini makanan kok banyak banget?" Dia menunjuk ke arah makanan yang ada di atas meja."Tadi gue abis meeting sama klien," jawab Aisyah.Ketiga wanita itu pun makan siang bersama sambil mengobrol, menumpahkan kerinduan di mana ketiganya sudah lama sekali tidak berkumpul.Aisyah, Tamara dan juga Vita adalah sahabat sejak mereka kuliah. Ketiganya bestie yang tak terpisahkan. Namun semenjak Aisyah menikah dengan Andre, wanita itu lost contact bers
Happy reading ....Tepat jam 07.00 malam Okta datang ke rumah Aisyah, dia masuk ke dalam rumah setelah dibukakan pintu oleh pelayan."Selamat malam Om, Tante," sapa Okta sambil mencium tangan Mama Rani dan juga Papa Agam."Malam Okta, kamu pasti mau jemput Aisyah ya?" tanya Mama Rani."Iya Tante, saya izin ya buat ngajak Aisyah makan di luar.""Om dan Tante izinkan, asal kamu menjaga Aisyah dengan baik dan membawanya pulang dengan selamat," timpal Papa Agam dan langsung dibalas anggukan mantap oleh Okta.Aisyah turun dengan gamis berwarna coklat susu dipadu dengan jilbab yang hampir senada membuatnya terlihat begitu cantik dan menawan.Okta bahkan sampai terpaku dan tak berkedip sama sekali, membuat kedua orang tua Aisyah terkekeh kecil saat melihat reaksi dari pria tampan itu."Kamu itu jangan terlalu cantik-cantik sayang, tuh lihat! Okta aja sampai nggak kedip sama sekali?" ledek Mama Rani.Aisyah hanya tersenyum tipis dengan malu, sementara Okta langsung berdehem kecil untuk menet
"Bang Okta, ini kenapa restonya sepi banget ya?" heran Aisyah.Okta hanya tersenyum, lalu dia menarik kursi dan mempersilahkan Aisyah untuk duduk. Tak lama beberapa pelayan datang membawakan makanan.Aisyah hanya diam sambil mengamati sekitar. Entah kenapa dia merasa suasana terasa sangat romantis, seperti dinner."Bang, ini--"Ucapan Aisyah terhenti saat Okta memintanya untuk makan terlebih dahulu. Akhirnya wanita itu pun hanya manut, dan mereka makan malam dalam diam.'Apa sebenarnya yang Bang Okta rencanakan? Kenapa kesannya seperti lagi dinner ya?' batin Aisyah.Setelah makan malam selesai, Aisyah sudah tak bisa menahan rasa penasarannya lagi. Dia menatap Okta yang sedang mengelap mulutnya."Bang, ini kenapa kita kek lagi dinner ya? Terus tadi Abang bilang mau--"Kali ini ucapan Aisyah terhenti sebab Okta memegang tangannya, membuat wanita itu terpaku dan kehabisan kata-kata.'Astaga naga! Kenapa Bang okta memegang tangan aku? Ada apa ini? Kenapa jantungku tiba tiba saja berdisko?
Happy reading ....."Aku mau Abang lakuin satu hal," pinta Aisyah."Ap itu?" tanya Okta sambil menatap lekat ke arah Aisyah.Wanita tersebut tersenyum, kemudian dia memanggil pelayan. "Mbak, saya mau minta bakso sama sambal satu mangkok."Pelayan itu mengangguk, kemudian pergi dari sana sementara Okta meneguk ludahnya dengan kasar saat mendengar kata sambal.Makanan pedas itu adalah hal yang paling dihindari oleh Okta, karena pria itu tidak suka makanan tersebut.'Jangan-jangan Aisyah ingin aku memakan sambal itu?' batin Okta yang sudah menelan ludahnya beberapa kali.Membayangkan dia memakan sambal saja membuatnya tidak sanggup, apalagi jika makanan pedas itu harus masuk ke dalam mulutnya."Kenapa Bang? Kok wajahnya tegang gitu sih?" tanya Aisyah."A-ah ... tidak apa-apa kok, kamu kenapa minta bakso sama sambal? Jangan bilang kalau ....""Iya, aku memang menantang Abang untuk memakan bakso dengan sambal, apa Abang bersedia? Anggap saja itu adalah tantangan dariku, karena aku ingin me