Di kediaman besar tuan Imran...Mira menatap pada Zulfa yang saat ini sangat ketakutan pada Mira, seperti nya Zulfa tau kalau Mira mengetahui apa yang baru saja dia lakukan."Selamat makan malam kak Kanti" ucap Mira menatap pada Kanti yang ada di meja makan bersama dengan Zulfa."Ya" ucap Kanti."Bukannya kakak tadi ke rumah sakit" tanya Mira."Ya aku di suruh pulang oleh Mamah Laras, kesal aku mendengar nya, padahal aku belum bicara apa pun pada mas Salman" ucap Kanti."Apa ada kak Salman di sana" tanya Mira."Ya dia seperti nya tengah sedih" ucap Kanti."Oh ya, ngomong ngomong berapa bulan kandungan kakak" tanya Mira pura pura melupakan kejadian dimana dia melihat dengan mata kepala nya sendiri kalau Kekasih Kanti menabrak Ibu Ayu atas perintah dari Kanti."Kandungan aku sudah tujuh bulan" ucap Kanti menatap pada Mira yang sekarang bertanya tanya padanya."Makanlah yang banyak" ucap Mira.Kanti hanya tersenyum menatap pada Mira sedang kan sekarang Zulfa tengah ketakutan pada tatapan
"Baiklah aku tidak akan pergi asal dengan satu syarat" ucap madam Rose."Apa itu" tanya tuan Imran."Aku mau kau ceraikan istri istri mu" sahut Madam Rose dengan senyuman tipis di bibirnya.Tuan Imran tentu saja terkejut mendengar hal itu, apa lagi tak mungkin bagi dia untuk menceraikan istri istrinya."Gak mungkin" ucap tuan Imran."Aku tau kalau kamu gak bisa melakukan hal itu, maka dari itu aku punya syarat yang lain" ucap Madam Rose."Apa" tanya tuan Imran."Aku ingin apa pun yang menjadi milik istri istri mu menjadi milik aku, aku ingin kau memberikan kekayaan Salman juga pada ku dan anak anak ku" ucap madam Rose."Tidak mungkin karena itu adalah milik mereka, bukannya kau juga sudah mendapatkan kekayaan yang aku punya" tanya tuan Imran."Ya tapi lihat lah, aku punya anak dua dan itu dari kamu, tapi aku selalu menjadi orang ketiga yang hanya mendapatkan sisa saja, kamu paham tidak aku muak dengan posisi ini" geram madam Rose."Baiklah aku akan usahakan" ucap tuan Imran yang langs
Satu Minggu kemudian...Tak gampang bagi Aisyah untuk bisa melupakan tuan Salman apa lagi Aisyah sudah sangat sayang pada tuan Salman.Sudah beberapa hari Aisyah pergi bekerja bersama dengan Abinya, dengan bekerja mungkin saja Aisyah bisa lebih cepat melupakan tuan Salman."Aisyah Abi ada rapat dengan klien baru" ucap Abinya Aisyah."Aku ikut abi" ucap Aisyah."Tidak usah lah" ucap pak Retno abi Aisyah."Kenapa Abi" tanya Aisyah."Kamu gak akan suka tempat nya" ucap pak Retno."Aku ikut aku tidak mau Abi sendirian" ucap Aisyah yang tetap ngotot untuk ikut bersama dengan Abinya.Karena selama beberapa hari ini pak Retno meminta Aisyah untuk ikut bersama dengan nya jika ada pertemuan, alasan nya tentu saja agar Aisyah paham dan bisa belajar dari Abinya itu.Mereka berangkat ke sebuah cafe yang cukup jauh dari perusahaan pak Retno, mereka menunggu orang yang akan datang itu di meja yang paling depan dekat jendela."Selamat pagi" ucap seorang laki laki yang sangat tak asing di pikiran Ais
Malam ini tuan Salman pulang ke rumahnya semenjak tuan Imran mengumumkan bahwa Harta yang dia punya akan menjadi milik madam Rose semuanya.Tuan Salman hanya mendapatkan perusahaan yang tengah dia kelola dan rumah yang tengah dia tempati itu, sebenarnya tuan Salman merasa sangat marah akan hal itu apa lagi tuan Imran sudah tak adil.Beberapa tahun yang lalu istri sah tuan Imran adalah mamah Laras tapi sekarang istri sah nya itu adalah Madam Rose.Dan ibu ayu hanya akan menjadi selir saja dan tuan Salman juga hanya menjadi istri selir saja.Tak pernah tuan Salman di anggap sebagai putra keluarga besar itu, orang lain tau tuan Salman putra tuan Imran hanya saja orang orang taunya tuan Salman hanya akan selir di keluarga itu."Mas aku akan pergi" ucap Kanti."Kemana" tanya Tuan Salman."Ada hal yang harus aku selesaikan" ucap Kanti."Jaga kandungan kamu, besok saja kamu perginya Pamali jika ibu yang tengah hamil keluar malam malam" ucap tuan Salman.Entah ada apa Kanti merasa baper saat
Aisyah bersama dengan Iqbal sore ini adalah hari di mana adalah hari yang sangat Aisyah tunggu tunggu, dia ingin menjelaskan pada Ibu Ayu tentang apa saja yang terjadi pada Aisyah dan tuan Salman."Kamu sudah siap" tanya Iqbal menatap pada Aisyah yang sejak tadi hanya mematung saja.Aisyah menatap pada Iqbal."Tapi aku takut" ucap Aisyah."Takut kenapa kan ada aku" sahut Iqbal."Bukan begitu bagaimana kalau ada yang tau aku datang ke sana, walaupun aku pake cadar tapi tetap kan pasti ada yang akan mengenali aku" ucap Aisyah."Aku paham Aish tapi mau bagaimana lagi" ucap Iqbal."Baiklah aku akan bersiap" sahut Aisyah sambil pergi dari sana meninggalkan Iqbal yang masih ada di taman halaman rumah nya.Sedang kan tuan Salman saat ini baru saja pulang dari kantor dia sengaja pulang awal karena akan ada acara di rumah Ayahnya.Walaupun sebenarnya tak ada yang bisa membuat tuan Salman bahagia di sana.Seribu wanita pun tak akan pernah tuan Salman terima jika bukan Aisyah, tetapi sepertinya
Aisyah menatap pada orang orang yang sangat asing di matanya itu, namun ada hal yang membuat Aisyah sangat patah hati yaitu dia melihat tuan Salman duduk bersama dengan seorang wanita cantik berambut panjang."Apa dia kekasih tuan" tanya Aisyah yang matanya fokus pada wanita itu."Dia cantik sekali aku kalah jika harus bersaing dengan dia" ucap Aisyah lagi."Jangan khawatir kan dia, aku yakin kakak ku itu sangat anti pada wanita jika dia mendekati wanita maka dia hanya bersandiwara" ucap Iqbal."Baiklah ayo ke lantai atas" ucap Aisyah."Ayo" ucap Iqbal.Saat ini Iqbal berjalan menuju ke lantai atas dengan di ikuti oleh Aisyah yang saat ini merasa sangat ketakutan."Semoga tidak ada yang curiga" gumam Aisyah.Mata Zulfa saat ini sudah mengarah pada kedua sejoli itu, Zulfa merasa sangat cemburu bahkan dia ingin sekali marah pada kejadian itu, apa lagi Iqbal membawa seorang wanita ke lantai atas dan hanya ada kamar saja di lantai atas."CK aku akan membuat wanita itu jera" geram Zulfa ya
Tuan Salman menatap pada ibu ayu yang saat ini masih tetap sama seperti kemarin, "Ibu aku akan panggil kan pelayan" ucap tuan Salman.Tuan Salman keluar dari kamarnya dia melihat Aisyah yang saat ini tengah mencari cari Iqbal yang bahkan tak ada di sana sekarang."Kemana Iqbal" gumam Aisyah."Kenapa mencari seseorang apa laki laki yang bersama dengan mu itu tidak ada, itu lah karmanya mendekati suami orang lain" ucap tuan Salman tepat di belakang Aisyah.Aisyah menatap ke arah belakang hingga membuat dia tertubruk dengan dada bidang itu."Astaga apa anda gila" tanya Aisyah."Anda yang sudah gila" ucap tuan Salman."Beraninya kau" geram Aisyah memukul dada bidang itu.Hanya saja pukulan itu tidak terasa oleh tuan Salman karena sejak tadi tuan Salman hanya diam saja tidak merasakan rasa sakit."Pukul lagi" ucap Tuan Salman."Tidak perlu anda monster" ucap Aisyah."Pulang lah" ucap tuan Salman."Aku tengah menunggu Iqbal" ucap Aisyah."Sudah aku ingat kan bukan, kalau Iqbal itu sedang b
Jangan di tanya bagaimana marahnya tuan Imran saking marahnya dia ingin sekali melahap Kanti hidup hidup, sayangnya saat ini Tuan Salman yang sangat marah pun tengah memarahi Kanti.Tak ada kata yang paling mengerikan bagi seorang wanita selain kata talak, dan itu pun terdengar jelas oleh semua orang jika tuan Salman melontarkan kata talak pada Kanti."Aku talak kamu sekarang juga Kanti, aku tidak akan memenjarakan kamu akan hal ini, hanya saja aku tidak akan memberikan harta sepeserpun pada mu" ucapan yang di lontarkan tuan Salman sangat membekas di telinga Kanti.Hanya satu orang yang Kanti curigai sekarang hal itu adalah Mira, orang yang ada di tempat kejadian tapi tidak bicara apa pun pada orang lain tentang kejadian itu.Kanti menatap pada Mira."Aku yakin ini salah Mira" tunjuk kanti pada Mira yang saat ini hanya diam saja bersama dengan suaminya.Dalam hati Mira tersenyum bahagia tak pernah dia rasakan bagaimana ketakutannya Kanti saat ini, begitu juga dengan dirinya saat itu.