"Sayang?"
"Iya mas?" tanya Kia pada suaminya.
Saat ini mereka berdua tengah berbaring di ranjang, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.
"Kamu tahu tidak, tadi siang Aisyah datang ke kantor."
"Apa mas?" kaget Kia, spontan wanita itu bangkit dari rebahannya.
"Mas bilang, Aisyah datang ke kantor?" ulang Kia bertanya yang kini sudah dalam posisi duduk di ranjang menghadap sang suami.
"Iya sayang, Aisyah datang ke kantor sambil membawa bekal makan siang untuk mas dan papa."
Hati Kia terasa sesak mendengar cerita suaminya.
"Terus mas?"
"Iya dia masuk ke ruangan mas buat kasih bekal makan siang itu, dan--"
"Dan apa mas?" tanya Kia penasaran karena Nando menggantungkan kalimatnya.
"Maafin mas ya, mas sempat ngelakuin kesalahan karena gak sengaja peluk Aisyah dari belakang." akui Nando jujur pa
"Dimana Aisyah dan Ayesha?" taya Nella saat tak melihat ibu dan anak itu ada di ruang makan untuk sarapan.Semua orang tertegun mendengar pertanyaan Nella."Tidak tahu ma, dari waktu Kia bikin sarapan tadi Aisyah juga ada di dapur. tapi tak lama setelah itu dia kembali ke kamarnya. kalau gitu Kia panggil mereka dulu ya." Kia bangkit dari duduknya.Tepat saat Kia berdiri, saat itu juga ia melihat Aisyah turun dari tanggan dengan sebelah tangan yang menggeret kopernya. sebelah tangannya lagi menggenggam tangan Ayesha, ia seret koper itu hingga tangga terakhir.Semua orang terpaku menatap ke arahnya, terutama Rasyid dan Nella tercengang melihat keponakan tercinta."Aisyah, apa maksudnya ini?" tanya Nella.Aisyah menghapus air matanya yang terus mengalir deras, dengan mata yang sembab Aisyah menatap nyalang Kia."Bunda tanyakan saja pada menantu tercinta bunda ini!" uca
"Kia, aku bilang minta maaf sama Aisyah." sekali lagi Nando menyuruh Kia untuk meminta maaf pada Aisyah.Mata Kia menatap tepat ke manik mata hitam milik Nando, memastikan jika pria yang menyuruhnya untuk meminta maaf ini ialah suaminya."Mas, lebih percaya pada ucapan wanita ini?" tanya Kia menunjuk Aisyah."Kia!""Berhenti membentakku!" teriak Kia tak tahan lagi.Sudah cukup!"Aku tidak akan meminta maaf padanya, bukan aku yang salah." ucap Kia menggelengkan kepalanya.Tanpa banyak berkata lagi, Kia pergi dari situ."Kia!!" jerit Nando memanggil namanya seraya mengikuti Kia.Sambil terus masih memukuli dadanya, diam-diam Aisyah tersenyum tipis. sangat tipis."Kita lihat permainan ini, semakin seru saja saat melihat suami dan istri bertengkar. fiuhhh! kau memang wanita yang licik Aisyah, hahaha." ucap batin Aisyah
"Bibi Yati ingin ke pasar ya?" tanya Aisyah ceria."Iya non Aisyah, kenapa ya?" tanya balik bi Yati"Aisyah boleh ikut gak?""Aduh non, jangan!" tolak bi Yati."Kenapa bi?""Nanti nyonya Nella sama tuan Rasyid marah lagi.""Oooh itu, gak usah khawatir bi. kalau gitu Aisyah minta izin dulu ya, baru kita ke pasar." dengan semangat penuh Aisyah meminta izin pada Nella untuk ke pasar."Bunda, Aisyah mau ikut bi Yati ke pasar, boleh ya bun?" pinta Aisyah sendu."Boleh saja, tapi cuaca saat ini sangat panas sekali nak.""Ah gak apa-apa bunda." Aisyah masih tetap membujuk Nella."Ya sudah, pergilah.""Terima kasih bunda." Aisyah mencium punggung tangan kanan dan kedua pipi Nella.Setelah mendapatkan izin baru Nella, Aisyah dan bi Yati pun pergi ke pasar. Kia melihat keper
"Aisyah, ini salah." lirih pria itu berkata pada istrinya agar segera sadar."Tidak, tidak! ini benar, ya ini benar." ucapnya menggelengkan kepala kuat.Lalu setelahnya Aisyah tertawa kencang, terbahak-bahak nyaris seperti orang gila di jalanan. pria itu meradang menyaksikan sosok wanita yang begitu ia cintai seperti ini, hatinya begitu terluka."Ini mengasyikan, hei ayolah suami bodohku. seharusnya kau mendukung istri cantik mu ini, bukankah begitu?" serunya tersenyum ceria."Hhhh, sebaiknya kau makan dulu." Aisyah melangkah mendekati pria itu, membuka sesuatu di dalam tas yang ia bawa.Ternyata Aisyah membawa makanan untuk pria itu berupa nasi bungkus yang ia beli di warung pinggir jalan tadi."Kenapa kau melihatku seperti itu? apa kau sudah sangat lapar huh?" tanya Aisyah sinis."Ini, makanlah!" Aisyah menyodorkan nasi bungkus yang sudah di bukanya.
Malam harinya...Kia masih mendiami Nando dari saat pria itu pulang kerja sore tadi. tampak jika Kia masih merasa kesal akan sikap suaminya tadi pagi. bagaimana sikap dan ekspresi Nando yang membentak dan tak memperyai ucapannya.Berulang kali juga Nando berusaha mencairkan suasana di antara mereka, tapi Kia terkesan banyak diam dan bicara seadanya. di kamar, mereka terlihat seperti orang yang sedang berperang"Kia...." panggil Nando lirih."Ya?" tanya Kia tanpa mau repot-repot melihat ke arah Nando."Apa kamu masih marah sayang?" tanyanya hati-hati."Tidak!" sangkal Kia cepat."Kalau tidak marah, lalu kenapa kamu seakan menghindariku sayang?""Menghindari? tidak, biasa saja."Nando yang merasa gemas pun memegang lengan Kia dan membalikkan badannya."Tatap mataku sayang." pinta Nando menyuruh Kia m
Kia sampai di rumahnya lebih lama dari Aisyah, begitu membuka pintu rumah wajah Aisyah lah yang menyapa Kia."Waalaikumsalam Kia," sindir Aisyah pada Kia yang hanya diam memandanginya."Assalamualaikum." ucap salam Kia tersadar dari keterdiamannya."Waalaikumsalam." ulang Aisyah lagi."Aku kira kau sudah lupa mengucapkan salam baik saat masuk ataupun keluar rumah." ejek Aisyah."Insyaallah aku tidak akan pernah melupakan itu, agamaku mengajariku untuk hal yang benar. namun terkadang manusia lah yang sering banyak melakukan salah.""Oooh, kau sekarang ini sedang mengukur seberapa banyak dosa manusia ya." ledek Aisyah tertawa sinis."Tidak, karena aku pun juga termasuk salah satu diantara manusia yang berbuat salah itu. tapi mungkin kalau kamu tidak." balas Kia sedikit meyentil diri Aisyah.Wajah Aisyah pias menahan kesal, tampak sekali raut per
"Selamat pagi." sapaan ceria yang di berikan Aisyah untuk Kia dan Nando begitu mereka sampai di ruang makan.Bu Nella dan pak Rasyid tersenyum pada anak dan menantunya itu."Pagi juga," Nando membalas sapaan Aisyah sementara Kia memilih diam.Wanita itu justru punya cara tersendiri untuk membalas sapaan Aisyah. yaitu dengan semakin erat memeluk lengan kekar Nando yang sedang ia gamit dengan kedua tangannya.Bisa di pastikan seperti apa wajah ke-kesalan Aisyah menyaksikan hal itu."Bagaimana tidur kalian, nyenyak?" tanya Aisyah mengalihkan tatapannya ke wajah Nando."Ya, nyenyak. kenapa Aisyah?""Ah tidak apa-apa, berarti aku sendiri yang tidur tak nyenyak.""Kamu tidak bisa tidur tadi malam?" tanya Nando."Iya, entah kenapa perasaanku gelisah, gak enak banget.""Mungkin kamu terlalu banyak pikiran Aisyah
Mata Aisyah bergerak gelisah melihat arah jalanan yang sangat ia kenali, terlihat sekali kegusaran di wajahnya.Wajah Aisyah berubah menjadi pucat pasih, dan keringat mengucur deras dari kening dan pelipisnya. hal itu tertangkap di mata Kia yang tak sengaja melihat Aisyah dari kaca spion atas."Aisyah, kau kenapa?" tanyanya sengaja menggoda rasa takutnya."Ais--""Aku tidak apa-apa Kia." sentak Aisyah cepat menjawab pertanyaan Kia."Tapi wajahmu sangat pucat Aisyah, bagaimana mungkin kamu tidak apa-apa." Kia semakin suka menggoda Aisyah yang seperti ini.Mendengar itu, Nando mengangkat alisnya."Mas, lebih cepat lagi agar bisa sampai di tempat tujuan yang Kia suruh.""Ini juga udah paling cepat, apa kita putar arah saja ke rumah sakit." mendengar kata rumah sakit membuat mata Aisyah berbinar bahagia.Baru saja mulut Aisyah ter