Setelah menikah dengan Beni, Sandra lebih sering naik darah tingginya saat dia mengecek ke bidan. seperti kali ini mereka bertengkar masalah Anggita. Padahal harusnya mereka bahagia bisa bersatu, tapi benar kata orang jika mengambil bukan hak kita, hal itu tak akan membuktikan bahagia."Kamu tega Ben, aku cinta sama kamu tulus. Tapi apa balasan kamu," ujar Sandra. Dirinya benar-benar sangat tidak percaya jika Beni kini kerap mengabaikan dirinya hanya karena mantan istrinya itu. "Harusnya kamu ngaca, Pak Caraka dan kamu itu berbeda jauh. Seandainya tak menikah dengan Pak Caraka pun Anggita tak mau rujuk sama kamu." Sandra mengembuskan napas kasar. "Ingat Ben, Anggita itu adik bontot pewaris tunggal."Beni hampir lupa jika tak diingatkan oleh Sandra. Tangannya mengepal hebat, kenapa bisa dia tidak tahu sama sekali asal usul sang istri. Sudah seperti ini, dirinya sangat menyesal. Apalagi melihat mantan istrinya malah bahagia dengan calon yang baru. Sandra meremas ujung baju, ia merasa
"Bagaimana bisa seorang pengasuh dibiarkan makan di meja yang sama dengan majikannya, apa kamu tidak malu Caraka dengan hal itu dan kamu juga sebagai babysitter-nya anakku apa tidak punya etika?" tanya Sinta dengan begitu sinis kepada babysitter anaknya tersebut karena menurutnya sangat tidak etis jika seorang pengasuh makan bersama di meja dengan majikannya.Mendengar hal tersebut membuat Caraka benar-benar sangat marah ia langsung saja berdiri."Jangan asal bicara kamu Sinta, jika tidak tahu apa-apa Anggita adalah calon istriku dan bukan suster yang seperti apa kamu katakan itu!" Sebagai calon suami dari Anggita dirinya tidak akan terima jika calon istrinya dihina oleh mantan istri dari dirinya bagaimana bisa Sinta mengatakan jika Anggita adalah pengasuh dari putri mereka. Serta nada bicara dari mantan istrinya itu menurutnya benar-benar sangat merendahkan Anggita.Sinta begitu terkejut saat mendengar penjelasan dari Caraka karena dirinya memang tidak menyangka jika mantan suaminya
Sinta benar-benar merasa sangat emosi ia kesal dengan kejadian tadi di mall. Dirinya kira dengan kembalinya ia dihadapan mantan suami dan juga anaknya bisa membuka peluang baru agar dirinya bisa menjadi istri dari Caraka lagi, tetapi semua yang sudah ia lakukan terasa sia-sia saat mengetahui jika orang yang dirinya kira adalah pengasuh dari putrinya ternyata calon istri dari Caraka.Pantas saja tadi mereka berdua bisa makan bersama dalam satu meja, dirinya juga tidak menyangka bagaimana bisa lelaki seperti Caraka yang sulit ditaklukan oleh siapapun ternyata bisa luluh oleh perempuan bernama Anggita itu. Dirinya kira selama ini Caraka tidak menikah karena memang belum bisa melupakan dirinya, hal tersebut yang membuat ia yakin pasti dirinya bisa kembali lagi bersama dengan Caraka, tetapi semuanya berantakan saat ia mengetahui jika ternyata lelaki itu sudah memiliki calon pengganti dirinya."Kamu tahu Sasy, terlihat begitu dekat dengan wanita itu." Bertemu dengan temannya pun tetap saja
Karena kakak iparnya itu sedang berada di rumah dan tidak keluar lanjutan memanfaatkan hal tersebut untuk sedikit sharing mengenai dirinya Yang sebentar lagi akan menikah. Walaupun dirinya sudah pernah menikah, tetapi menurut anggota kembali menjalani pernikahan itu bukanlah hal yang mudah apalagi pernikahannya yang pertama dengan Beni gagal bahkan ia mendapat tekanan fisik dan juga batin untuk keluar dari rasa traumanya itu ia memiliki waktu yang cukup lama apalagi untuk kembali meyakinkan diri menikah lagi.Dirinya yang dulu hanya menikah selama 2 tahun pun merasa benar-benar tersiksa apalagi menurutnya banyak sekali ujian dalam pernikahannya yang dahulu ia penasaran dengan pernikahan kakak iparnya dan juga Baskoro yang sudah cukup lama itu."Pernikahan kakak dan juga Pak Baskoro kan sudah cukup lama bagaimana rasanya jika masalah pasti akan ada saja bagaimana perasaan kakak sendiri?" tanya Anggita. Dirinya ingin mengetahui bagaimana perasaan kakak iparnya selama ini telah menjalani
Anggita bangun kesiangan karena semalam dirinya tidak bisa tertidur memikirkan perihal masalah kakaknya itu, dirinya mengasihani bagaimana keharmonisan rumah tangga dari kakaknya itu seandainya saja mereka berdua bisa mengalah mungkin Bunga keponakannya tidak akan menjadi korban karena ketidak ada waktuan kedua orang tuanya untuk dia.Melihat jam dinding sudah menunjukkan jika dirinya memang benar-benar terlambat bangun ia pun langsung saja menuju kamar mandi, hari ini dirinya memiliki jadwal untuk bertemu klien dengan sang kakak Andre.Dirinya juga ingin tampil secara maksimal ia memilih untuk merias wajahnya sekilas dan memastikan jika penampilannya sudah pas. Dirinya menuruni anak tangga di mana ia melihat sang kakak Baskoro Tengah duduk di meja makan dengan setelan jas yang sudah rapi melekat di tubuhnya. Lelaki itu hanya duduk seorang diri dirinya yakin jika sang kakak ipar memang sudah pergi, tetapi kenapa kakaknya itu di jam seperti ini masih santai saja dengan sarapannya."Bu
Daripada terus-terusan terjadi kegaduhan di pagi ini, Andre memilih untuk segera pergi saja karena dirinya juga tidak ingin merusak mood paginya dengan bertengkar dengan kedua mertuanya itu.Meylani mengantar Andre ke mobil, ia merasa tidak enak dengan ucapan kedua orang tuanya. Dirinya saja terganggu dengan ucapan kedua orang tuanya pasti sama halnya dengan suaminya itu sebenarnya ia merasa sangat kasihan tetapi mau bagaimana lagi suaminya yang tidak mau diajak berkompromi mengenai hal ini."Dre, apa tidak sebaiknya jika kita berusaha dengan bayi tabung saja?" Dirinya juga sudah benar-benar muak dengan apa yang terjadi dan ia juga sudah pasrah, apa salahnya jika mereka mencoba dengan bayi tabung karena teman-temannya juga serta kalangan artis pun sudah banyak yang menggunakannya lagi pula menurutnya biaya untuk bayi tabung itu setimpal dengan kebahagiaan yang akan mereka dapatkan nantinya.Andre tidak menyangka dengan apa yang diucapkan oleh istrinya tersebut langsung saja dirinya me
"Hai Anggita apa kabarmu?" Beni juga menyapa Andre dengan ramah, tumben sekali secara rapat tidak bisa hadir dalam rapat ini pada hal Anggita dan juga Andre yang memegang tentang objek ini benar-benar kesempatan yang sangat besar bagi dirinya untuk kembali mendekati Anggita karena selama ini wanita itu tidak pernah mau merasakan dirinya jika ditelepon apalagi via chat ia selalu dibiarkan begitu saja.Lelaki itu mimpi apa semalam sampai pagi ini dia bisa meeting bersama dengan mantan istrinya yang sekarang berubah menjadi seorang wanita yang begitu cantik.Mood Anggita yang tadi pagi baik-baik saja sekarang berubah drastis ia memasang wajah masang karena benar-benar tidak menyukai kehadiran Beni, dirinya tidak menyangka jika ternyata kliennya adalah Brainly orang yang begitu ia benci Dan juga sangat dirumah hindari karena menurutnya bertemu dengan Beni adalah sebuah persiapan dan ia juga memang sudah tidak mau lagi berurusan dengan lelaki itu apapun."Aku tidak menyangka jika pagi ini
Caraka tidak lama di ruangan Anggita, iya pamit ke ruangan Baskoro sebentar setelah itu baru mengajaknya makan sore. Pekerjaannya sudah tidak ada Anggita pun memilih untuk membeli kopi di lantai dasar. Sembari menunggu Caraka, daripada dirinya bosan karena melihat banyaknya tumpukan file yang habis dia kerjakan. Netralnya sedikit berkedip saat melihat sosok yang ia kenal. Dia pun memanggil lalu menyapanya."Ka Anggita," ujar Rani. Ya, iya Rani mantan adik iparnya.Anggita pun langsung menghampiri dan memeluk Rani layaknya seorang sahabat yang tidak bertemu lama. Anggita dan Rani berteman tidak seperti keluarga Beni yang lainnya. "Kamu sedang apa di sini?" tanya Anggita. "Melamar pekerjaan, habis tes tadi. Kakak di sini kerja atau memantau saja?" Rani bertanya, ia tahu jika sang ipar adalah anak orang kaya. Namun, ia tak tahu jika memang ada di gedung ini juga. "Loh, PT apa?" "Gading Koro."Anggita tersenyum, perusahaan yang dilamar adiknya Beni adalah perusahaan Andre yang berad