Caraka masuk ke dalam kamar bersama Anggita. Ia merasa tidak enak dengan kahadiran ibu dan adiknya juga salah satu wanita yang pernah akan di jodohkan dengannya. Dirinya memang sudah mengetahui sejak niat kedatangan ibunya itu untuk ke rumahnya benar-benar sangat membuatnya merasa dilema ia sangat takut jika sampai ucapan-ucapan dari mereka justru menyakiti hati dari Anggita, ia tidak mau hal itu terjadi lagi kepada istrinya. Apalagi mengingat apa yang terjadi kepada Anggita saat sang mantan istri berbicara benar-benar membuatnya merasa begitu sangat menyesal bagaimana bisa ia tidak menjaga anggota dengan sangat baik."Tenang saja, aku sudah kebal dengan mertua jahat." Anggita tersenyum memperlihatkan gigi putihnya. Melihat wajah dari suaminya itu Anggita sudah bisa membaca tentang apa yang sedang dipikirkan oleh caraka, mungkin saja lelaki itu merasa tidak enak dengan apa yang dikatakan oleh ibunya itu serta dua wanita yang sama sekali tidak dirinya kenal.Caraka memeluk istrinya, i
Anggita masuk ke mobil dan meminta sopir mengantarkan ke kantor Baskara. Sebelumnya Evan sang kakak mengajaknya bertemu, sudah lama tak jumpa karena dia habis dari luar kota selama dua bulan syuting.Anggita tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan tersebut apalagi ia sudah lama tidak bersua dengan sang kakak, daripada dirinya terus-terusan di rumah mendengarkan celotehan orang-orang yang tidak berguna itu lebih baik dirinya pergi saja dan menenangkan diri jadi ia tidak perlu repot-repot harus meneladani orang-orang tersebut.Tak butuh waktu lama hanya sekitar 35 menit akhirnya Anggita pun sudah sampai di kantor dari kakaknya itu, mereka bertemu di kantor Baskoro. Anggita melihat jika kakaknya Evan sudah jauh lebih dulu datang ke kantor dari kakaknya itu Karena memang tadi saat mengajak bertemu Evan sudah lebih dahulu jalan dan juga Anggita tadi mendapatkan hambatan saat hendak ke kantor itu karena ibu tiri dari Caraka benar-benar sangat membuatnya merasa begitu kesal."Hai Kak."Anggi
Andre pun terdiam sejenak lalu mengatakan jika keluarga istrinya pun sama menganggap dirinya hanya orang miskin. Entahlah, tetapi tetap saja istrinya melarang dirinya untuk menjelaskan siapa dia sebenarnya dan sepertinya Andre pun sudah terbiasa dengan hinaan hinaan yang selalu dilontarkan oleh keluarga sang istri kepada dirinya, menganggap jika dirinya adalah sebuah beban yang begitu sangat memalukan padahal selama ini tidak pernah sedikitpun ia meminta bantuan dari keluarga istrinya tersebut apalagi untuk memenuhi hidup dari mereka itu. Mobil yang ia pakai pun dikiranya hanyalah sebuah mobil kantor saja. Sejenak ia tertawa kecil, tidak menyangka jika ternyata Anggita pun diperlakukan sama oleh keluarga dari Caraka dianggap sebagai orang miskin. Dirinya heran dengan mulut orang-orang yang berbicara tanpa ada fakta itu bagaimana bisa mereka menilai seseorang hanya dari apa yang mereka lihat, mereka berasumsi tanpa adanya bukti sama sekali. Lalu Evan menghampirinya tak percaya. Ya ki
"Ah gila kamu git."Evan menolak dengan ide Anggita. Bagaimana tidak, sang adik memintanya untuk mendekati Olive agar tak bersama Baskoro. Menurutnya Anggita benar-benar tidak memikirkan tentang profesinya saat ini, bahkan ia melakukan hal positif saja bisa-bisa itu menjadi sebuah bumerang dan dihujat oleh para netizen apalagi jika dirinya melakukan hal tersebut lantas apa yang akan dirinya dapatkan. Evan benar-benar tidak bisa membayangkan apa yang diucapkan oleh Anggita itu menjadi sebuah kenyataan.Evan pun berpikir bagaimana gosipnya yang akan beredar tentang dirinya dan asisten rumah tangga. Bagaimana bisa seorang aktor ternama menikah dengan pembantu, pasti ia akan dihujat oleh netizen plus 62 dan topik pernikahan pasti akan menjadi headline yang aneh.Lelaki itu langsung menggeleng ia menolak mentah-mentah saran yang diberikan oleh adiknya itu, bagaimana bisa kita justru memberikan saran seperti itu kepada dirinya benar-benar sangat di luar dugaan. Walaupun ia memang sekarang b
"Kalian kenapa melihat aku seperti itu?"Baskoro terheran-heran melihat ketiga adiknya yang menatapnya dengan tatapan yang sangat aneh, memangnya ada yang salah dengan penampilannya dan juga tidak biasanya mereka bertiga menatapnya seperti itu benar-benar membuatnya sangat heran.Ketiganya kompak menggeleng. Anggita, Andre dan juga Evan hanya menetap satu sama lain tidak mungkin mereka akan jujur. Wajah Baskoro bersemi, lalu kembali' menatap ponsel. Lelaki itu menata ponsel seperti anak remaja yang tengah kasmaran saja, lalu ia seperti Tengah membalas pesan yang dikirimkan itu karena terlihat jika jemarinya dengan asyik mengetik layar ponsel."Ndre, aku mau keluar kota beberapa hari. Tolong atur dan urus semua." Baskoro lagi Dan lagi memberitahu perihal hal itu kepada adiknya, karena memang selama dirinya pergi ke luar kota adiknya lah yang memegang penuh di perusahaan yaitu. Jadi ia tidak perlu khawatir tentang kondisi perusahaannya karena memang sudah dihandle oleh sang adik, mungk
Sesampainya di rumah, seperti tadi saat dia berangkat, Feli dan adiknya Caraka menatap heran. Anggita datang bersama dengan suaminya pun langsung masuk kamar. Lagi pula mereka berdua sudah merasa sangat lelah dan tidak mau lagi jika sampai mendengar ocehan ocehan dari mereka semua, Anggita pun sudah menceritakan semuanya kepada Caraka dan Caraka memakluminya ia tidak heran dan dirinya hanya merasa takut jika sampai Anggita merasa bosan dan lelah menghadapi ibu tirinya itu."Caraka, apakah kamu tidak mau makan malam bersama dengan kita?"Ajakan dari Bu Rasti langsung saja ditolak mentah-mentah oleh Caraka, lagi pula makan malam bersama mereka bukan membuatnya kenyang hanya saja membuatnya muak karena pasti ada saja yang dibahas oleh Bu Rasti entah mengenai Felisa atau pun mengenai harta lainnya benar-benar membuatnya merasa begitu muak.Merasa dirinya ditolak mentah-mentah oleh sang anak benar-benar membuat Bu Rasti sangat kesal padahal ia memang ingin berusaha kembali mendekatkan Car
Evan benar datang ke sekolah sang keponakan. Ia menggunakan masker wajah juga topi agar tak ada yang mengenalinya. Memang itulah resiko saat dirinya menjadi seorang aktor papan atas, kemanapun dirinya pergi agar merasa nyaman harus menyamar seperti itu. Memang ia tidak nyaman, tetapi demi kebaikannya maka dari itu dirinya tetap melakukan hal tersebut.Ia menghampiri pak Ujang yang berdiri di depan mobil. Pak Ujang adalah sopir dari keponakannya tersebut memang sudah lama bekerja dengan Baskoro jadi ia juga sudah sangat mengenal lelaki itu."Eh Mas Evan." Pria tua itu sudah tahu jika itu adalah Evan karena menganal posturnya."Bunga biar saja yang jemput. Lupa wa mang Ujang karena abis dari kantor Kak Bas. Gak mungkin balik arah," ujar Evan. Dirinya memang tadi benar-benar lupa tidak mengirimkan pesan kepada sopir dari keponakannya tersebut, tetapi ia juga ingin melakukan misi yang diucapkan oleh adiknya Anggita jika tidak pasti dirinya akan setiap hari diteror oleh adiknya itu."Siap,
"Sasy nginep apa pulang?" tanya Evan saat hendak keluar dari parkiran.Melihat kedekatan mereka berdua benar-benar membuat Evan merasa begitu sangat senang, mereka adalah satu kesatuan yang sepertinya tidak dapat dipisahkan karena saling melengkapi satu sama lain. Mungkin karena mereka berdua senasib jadi keduanya bisa akrab seperti itu. Apalagi sekarang adiknya Anggita sudah menjadi ibu dari anak sahabat Baskoro tersebut, jadi kedekatan mereka berdua pasti akan semakin bertambah lagi."Besok libur nanti tanya sama Bunda dulu."Sasy tidak bisa memutuskan sendiri keinginannya, walaupun memang ia menginginkan untuk menginap di rumah sahabatnya itu. Namun, sekarang ia memiliki ibu maka dari itu dirinya akan meminta izin terlebih dahulu."Loh kamu ganti manggil Tante Anggita jadi Bunda. Katanya mau mama, atau mami?" tanya Bunga heran.Padahal mereka sudah pernah membahas perihal panggilan anak tersebut kepada Anggita, tetapi bunga baru mengetahui jika temannya itu sudah memiliki panggilan