Evan mengajak Anggita pergi ke mall. Ada yang ingin dibeli olehnya."Males banget ah ngapain ke mall capek tahu apalagi kan aku juga nggak mau beli apa-apa males kalau cuma nemenin kakak." Anggita langsung saja menolak ajakan Evan untuk ke mall itu lagi pulang ngapain mereka harus ke mall lagi pula ia tidak ingin jalan-jalan dan mungkin memang sejak dahulu dirinya bukan tipikal orang yang senang menghabiskan waktu di mall berjam-jam entahlah. Stress apapun dirinya di rumah dan sebanyak apapun masalah yang ia hadapi tetapi berbelanja bukanlah kegiatan yang bisa menghilangkan stress dari dirinya itu."Kakak lu baru pertama kali minta tolong sama kamu, tolongin lah ke mall kita." Evan terus saja mengajak sang adik, ia tidak mau jika sampai harus berjalan-jalan di mall sendirian, lelah jika dirinya harus terus-terusan berjalan-jalan. Lagi pula adiknya itu perempuan tentu saja perempuan pasti akan lebih peka dengan perempuan lainnya. Anggita memang sedang malas pergi ke mana-mana tanduk
Anggita sigap menarik tangan sang kakak menjauh dari wanita seperti Yuri. Walau dia tahu kamera pun tengah menyorotnya dan besok pasti akan ramai tentang dirinya dan sang kakak.Rasanya Anggita sudah benar-benar merasa begitu sangat kesal, bagaimana bisa ada wanita barbar seperti Yuri itu orang yang menurutnya pemikirannya begitu sangat dangkal, menyebalkan sekali. Kakaknya memanglah seorang aktor papan atas, apakah kehidupannya benar-benar begitu sangat tidak bebas karena selalu saja diganggu. Bahkan menurutnya kebebasan sang Kakak pun ditunggu paksa oleh media-media yang hanya mengejar popularitas saja.Yuri mengejar dan mencoba menarik tangan Anggita. Evan menangkisnya dan melindungi sang adik dari kekasaran Yuri. "Kak, bagaimana ini?" Anggita Masih sempat bicara. Menurutnya sikap Yuri sudah benar-benar begitu sangat keterlaluan bagaimana bisa dia bersikap sangat barbar sekali membuat anggota merasa begitu sangat kesal dan ia merasa bingung apa yang harus dirinya lakukan itu."Ki
Yuri membaca dengan netra membulat. Apa yang dikatakan Evan seenaknya saja. Padahal semalam mereka habis bercumbu, tapi seolah-olah Evan tak peduli dengan kemesraan semalam. Apakah lelaki itu benar-benar tidak memiliki hati, apakah tabiat dari seorang Evan sang aktor ternama ini adalah hal yang sebenarnya. Jika f1 memang terbiasa bermain dengan wanita, padahal Evan selama ini terlihat tidak memiliki jejak digital yang sangat buruk."Awas kamu!"Hampir saja Yuri membanting ponselnya jika temanya tidak menahannya. Yuri melihat ke arah temannya yang masih menggenggam tangannya, iya benar-benar sangat kesal membaca pesan yang dikirimkan oleh Evan, pesan yang dikirimkan oleh lelaki itu benar-benar seperti menginjak-nginjak harga dirinya. Apakah Evan tidak bisa berpikir secara jernih, tentang apa yang sudah ia lakukan dan tentang apa yang baru saja mereka lewati itu. Evan benar-benar lelaki yang tidak punya hati, seharusnya Evan sadar atas apa yang tadi sudah dirinya lakukan seharusnya Ev
"Apa?" tanya Anggita.Anggita benar-benar sangat penasaran apalagi melihat reaksi suaminya yang sangat terkejut memangnya apa yang dilihat oleh suaminya itu dan suaminya mendapatkan sebuah pesan dari siapa?"Lihat saja."Caraka memberikan ponselnya untuk dilihat sang istri. Lucu sekali dengan video yang diberikan oleh Bella. Caraka hanya tertawa melihat itu, mungkin itulah yang diinginkan oleh mereka karena mereka menganggap ciptaan kita itu adalah wanita murahan seperti wanita-wanita lain di luaran sana. Mereka juga tidak mengetahui asal usul dari Anggita maka dari itu mereka selalu saja bertindak seenaknya sendiri. Terkadang carakan merasa sangat geram dengan apa yang dilakukan oleh mereka semua, tetapi melihat reaksi istrinya yang memang tidak mau terlebih dahulu membongkar tentang tabiat mereka semua membuat catatan tidak bisa berbuat apa-apa. Caraka hanya merasa kasihan dan juga takut jika anggota merasa tersakiti karena ucapan-ucapan mereka itu.Sepertinya ibu dan adiknya bahka
Acara berlangsung megah, Baskoro pun sudah memasuki ruangan. Beberapa tamu undangan sudah muncul, begitu pun para wartawan yang diundang oleh Evan. Pria itu sengaja agar tidak usah repot untuk konferensi pers. Evan benar-benar sudah sangat lelah dengan semua ini. Gara-gara masalah Yuri akhirnya membuat ia sadar, selama ini ia memang selalu saja bersandiwara dan ia menutupi semuanya dari publik mengenai siapa keluarganya, mengenai siapa dirinya dan juga tentang saudara-saudaranya.Baskoro pun tidak mempermasalahkan hal itu tanda kemasan lagi tidak mengganggu acara mereka, dirinya tidak mempermasalahkan. Mungkin dengan ini acara mereka semua akan menjadi lebih megah dan mewah lagi.Sama halnya dengan Caraka, yang sudah mengundang ibu dan kedua wanita menyebalkan di rumahnya itu. Tentu saja adiknya dan juga ibunya benar-benar berusaha untuk meracuni pikirannya mengenai Anggita bukan wanita baik-baik, padahal mereka tidak mengetahui apa-apa.Saat ini ibunya Caraka masih mengejek Anggita.
"Mas, mana bisa begitu," protes Olive setelah acara berlangsung. Alif benar-benar terkejut dengan pernyataan dari aktor papan atas tersebut, ia tidak pernah menyangka jika di hadapan kamera yang begitu sangat banyak Evan mengatakan jika dirinya adalah calon istri. Orang berspekulasi yang tidak tidak apalagi bukan rahasia umum jika Eva memiliki banyak sekali fans, pasti dengan pemberitaan ini fans tersebut akan langsung mengejar-ngejarnya bahkan mereka pasti akan mencari tahu tentang dirinya yang tentu akan dicari tentang kekurangan yang awalnya sangat tenang harus tiba-tiba hancur karena pernyataan dari Evan."Gimana enggak bisa. Salah emang?" tanya Evan.Evan tidak merasa bersalah sama sekali ia terlihat santai-santai saja menanggapi pertanyaan dari Olive menurutnya apa yang ia lakukan tidak salah lagi pula alis juga tidak memiliki pasangan jadi sah-sah saja dirinya mengatakan itu mengapa Olive jadi keberatan seperti itu?"Bukan gitu, tapi kamu---"Evan menempelkan telunjuknya di bi
"Mama bisa menerima Anggita kok, tapi jangan usir mama." Bu Rasti memohon pada Caraka. Bu Rasti benar-benar merasa begitu sangat bingung saat cara mengusirnya secara terang-terangan, ia tidak mau meninggalkan rumah Caraka karena di rumah Caraka bisa menghandle semuanya mengurangi pengeluarannya saat ini. Jadi dirinya tidak mau keluar dari rumah Caraka dia berjanji akan bersikap baik dan juga menerimaan kita seperti menantunya sendiri: Resti benar-benar merasa begitu sangat takut jika sampai mengusirnya."Iya, mama bisa menerimanya karena sudah tahu siapa dia. Awalnya, memang mama menerima?" tanya Caraka.Sangat lucu sekali bagaimana ibunya itu dengan terang-terangan ingin mengusir Anggita bahkan berusaha untuk memprovokasinya. Sebelum ibunya mengetahui jika anggota adalah adik bungsu dari Caraka. Jika memang ibunya itu mau menerimaan Kita seharusnya sejak awal-awal bukan setelah mengetahui jika anggota adalah adik dari Baskoro benar-benar hal yang sangat menyebalkan sekali untuk diri
"Yakin, kalian harus datang melamarkan Olive untukku." Baskoro menepuk keningnya, sepertinya apa yang diinginkan sang adik tidak main-main. Begitu juga dengan Andre dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, mungkin setelah ini mereka harus menyeleksi babysitter untuk anak Baskoro itu karena babysitter-nya akan dinikahi oleh pamannya sendiri."Ya, ya aku menolak pun pasti kamu akan melakukan berbagai macam cara kan. Lebih baik kita panggil saja Olive dulu," ungkap Baskoro.Lelaki itu akhirnya memilih untuk memanggil sang babysitter, wanita yang diinginkan oleh adiknya tersebut. Ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, Olive wanita yang diinginkan oleh Evan itu. Padahal dirinya sudah mengingatkan dan sudah memperingatkan adiknya jika adiknya tidak boleh main-main karena jika memang adiknya main-main dengan Olive bukan hanya berhadapan dengan keluarga Olive saja tetapi berhadapan dengan dirinya karena bisa-bisanya Evan merusak citra baik babysitter sang keponakan.Olive datang dan hanya bisa menu