Beni terdiam di ruangannya . Ia memandang sebuah berkas untuk perceraian dirinya dengan Anggita. Dirinya terus berpikir bagaimana bisa wanita itu menyewa pengacara sekelas pak Alam yang bayarannya sangat mahal. Apa benar dia sekarang menjadi simpanan orang kaya? Lelaki itu meremas berkas tersebut, walaupun dia tidak mencintai yang kita, tetapi mengapa hatinya merasa sakit hati jika menjadi simpanan orang kaya ia seperti tidak rela kehilangan wanita itu. Dirinya kira Anggita akan memohon mohon untuk meminta kembali kepadanya, tetapi justru berkas perceraian yang dirinya dapatkan benar-benar sangat membuatnya sangat terkejut."Selamat siang, Pak." Sandra berbasa-basi mengatakan hal tersebut padahal dirinya sudah membuka pintu, ia takut jika orang-orang mengetahui niatnya masuk ke ruangan Beni itu. Wanita tersebut berpura-pura membawa berkas yang harus ditandatangani oleh Beni padahal hanyalah sebuah berkas kosong yang memang ia siapkan ia sangat merindukan lelaki itu.Melihat Beni yang
Mereka terkesiap melihat siapa yang datang. Anita menganga melihat Anggita masuk ke salon dan bertemu dengannya. Hal yang tak di duga, Anggita terlihat anggun dan memakai beberapa barang branded. Penampilan mantan iparnya itu benar-benar membuat dirinya sangat takjub bahkan wajah Anggita pun terlihat begitu glowing. Anita menggeleng, ia berkata dalam hatinya jangan berlebihan bisa saja barang yang dipakai oleh Anggita itu hanyalah barang KW. Ya, tidak mungkin Anggita bisa membeli barang-barang asli seperti itu memangnya ia memiliki uang dari mana bisa membeli barang-barang mahal seperti itu, lagi pula mana ada pria kaya yang menginginkan seorang janda apalagi sampai merantukannya seperti itu mungkin saja ini tujuannya Anggita untuk membuat dirinya iri saja.Anggita tersenyum, pada mereka. Benar-benar di luar dugaan dirinya bisa bertemu dengan mereka yang biasanya menghina ia mati-matian di rumah bahkan memperlakukannya seperti pembantu yang tak dibayar. Apalagi ya sangat senang meliha
Bu Neni langsung saja menyentuh tubuh menantunya itu untuk memastikan jika apa yang dirinya lihat itu adalah sebuah kebenaran. "Itu artis papan atas 'kan Evan Alexander, aku tidak salah lihat?" tanya Bu Neni lagi saat melihat kepergian Anggita dan juga artis papan atas yang sering dirinya lihat di layar televisi itu. Anita mengangguk, ia pun tak henti mengelap keringat saat melihat wajah mulut Evan dan tubuh tegapnya. Jauh kalah di banding Gani suaminya. Ternyata artis papan atas itu lebih tampan daripada yang biasa dirinya lihat di televisi maupun sosial media lainnya ia benar-benar tidak menyangka akan bertemu langsung dengan Evan Alexander tersebut biasanya ia menganggap jika ketampanannya itu hanyalah sebuah efek kamera, tetapi ternyata wajah aslinya pun begitu rupawan pantas saja banyak wanita yang tergila-gila kepadanya itu dirinya saja yang sudah bersuami masih menginginkan lelaki seperti itu. "Betul itu Evan Alexander yang biasa aku lihat di televisi bagaimana bisa dia bisa b
Beni yang baru saja sampai bahkan dirinya belum sempat mengistirahatkan diri karena tadi seharian sangat sibuk, dan sekarang sampai di rumah pun dirinya harus dipusingkan oleh ibunya yang mengomel perihal Anggita."Aku baru saja pulang bekerja Ma, aku sangat lelah dan aku minta Mama tidak perlu membahas masalah baru lagi," ungkap Beni. Beni memilih untuk melangkah menuju meja makan, dirinya benar sangat lelah apalagi di kantor pun ia tengah mendapatkan beberapa masalah yang harus segera diselesaikan takut jika berlarut-larut hal tersebut akan sampai di telinga Caraka.Ia saja sedang pusing memikirkan pernikahannya yang gagal itu. Harusnya sang ibu membantu mencari solusi bukan malah menambah masalah. Apalagi menurutnya yang diucapkan oleh ibunya itu tidak membantu ia sama sekali ibunya hanya bisa menuntut dan mengeluh saja tidak merasakan apa yang ia rasakan selama ini."Kamu tuh harus tahu, tadi Anggita itu sangat sombong ibu mengancamnya jika dia berani macam-macam kamu akan mencer
Anggita baru saja sampai ke rumah, ia sudah bisa membayangkan pasti mantan ibu mertuanya itu akan melaporkan kejadian tadi kepada putranya Beni. Dirinya juga sangat senang karena tadi melihat wajah Anita yang begitu syok karena melihat dirinya yang sedang berpenampilan lebih cantik daripada dirinya, biasanya wanita itu yang selalu menyombongkan apa yang ia miliki kepadanya sekarang dirinya pun bisa lebih daripada Anita itu yakin jika Anita tidak akan percaya apabila ternyata keluarganya lebih kaya daripada keluarga wanita itu."Untung saja tadi kalian tidak memiliki penyakit serangan jantung jika tidak aku tidak bisa membayangkannya," ungkap Anggita.Ia memilih untuk berbaring dan berselancar di sosial media, seperti biasa mengecek tentang sosial medianya. Lalu ia sengaja membuka pesan masuk dan dirinya langsung tertuju pada pesan masuk dari Beni ternyata lelaki itu sudah beberapa kali mengirimnya pesan. Membaca pesan-pesan dari mantan suaminya itu membuat Anggita tersenyum lebar, kin
Keduanya terlihat sengit, karena tidak ada satupun yang mau mengalah Fanya maupun Baskoro keduanya sama-sama emosi. Keduanya sama-sama mempertahankan argumentasi yang dianggap benar satu sama lain.Baskoro mulai terpancing emosi saat Fanya membalikkan kata-kata. Dirinya hanya ingin wanita itu di rumah dan memberikan kasih sayang pada Bunga. Dirinya saja yang bekerja karena ia bertugas sebagai kepala keluarga, ia hanya ingin jika istrinya berada di rumah saja fokus dengan pekerjaan dan tugasnya sebagai seorang istri dan juga ibu. Bukan seperti sekarang wanita itu sangat sibuk bahkan dia melihat putrinya kehilangan kasih sayang dari ibunya tersebut. Ia juga mendengar sindiran dari adik-adiknya tentang keadaan Bunga."Percuma saja Bunga memiliki orang tua lengkap, tapi ia seperti Sasy tak memiliki ibunya!" seru Baskoro. Ya, walaupun memiliki orang tua yang lengkap tetapi putrinya itu sama seperti temannya yang tidak memiliki sosok seorang ibu. Sasy memang sudah kehilangan sosok ibu sejak
Anggita menatap jalanan ibu kota, di sepanjang jalan itu dirinya melihat kegiatan orang-orang yang memulai aktivitas paginya ada yang berpakaian rapi karena harus bekerja di kantoran dan juga ada yang berpakaian lusuh karena memang itulah pekerjaannya. Semua orang di dunia ini memiliki peran masing-masing.Obrolannya tadi dengan sang kakak ipar membuat ia berpikir keras. Sebelumnya ia bisa memahami perasaan Fanya kakak iparnya. Apalagi ia pernah menjadi ibu rumah tangga yang di jadikan pembantu. Lalu suaminya selingkuh, bahkan dirinya saat itu tidak memiliki kesempatan untuk merawat dirinya dan perselingkuhan itu pun semuanya kesalahan dilimpahkan kepadanya. yang tidak bisa merawat diri padahal dirinya juga tidak pernah diberikan uang untuk membeli kebutuhan dirinya sendiri karena suaminya itu selalu memberikan uang kepada ibunya saja dan setelah ketahuan selingkuh justru semua orang menyalahkannya jika Beni selingkuh karena dirinya yang tidak bisa merawat diri. Yang dikatakan oleh
Beni merasa kesal, ia menyesal Melihat Anggita yang kini tampil cantik. Sidang perceraian mereka pun berjalan cukup lancar, apalagi bukti-bukti kuat yang diberikan oleh pak Alam ke pengadilan membuat dirinya tidak bisa berkutik sama sekali. Sampai-sampai dirinya juga tidak bisa mengajukan mediasi agar membuka kesempatan untuk dirinya dan juga Anggita rujuk lagi menurutnya Anggita memang benar-benar tidak bisa berubah pikiran apalagi tadi wanita itu benar-benar bersikap sombong padahal dahulu wanita itu tidak pernah melawannya sedikitpun.Memang benar jika uang bisa merubah seseorang termasuk juga Anggita yang dulunya begitu luluh kepadanya kini bisa begitu enggan untuk melihatnya. Namun, pesona Anggita sekarang terus saja berlari-lari di pikirannya dirinya benar-benar tidak fokus saat sidang karena menurutnya Anggita itu terlihat sangat cantik. Oleh karena itu dirinya sangat tertarik kepada Anggita kembali bahkan di dalam hati kecilnya ia merasa menyesal karena sudah meninggalkan wani