Share

92. Berdamai Dengan Keadaan.

"Tolong jangan memaksaku makan atau minum obat, Bu. Aku ingin sendirian!" amuk Pras lagi.

"Ayah, ini Wira dan Bunda yang datang. Bukan nenek." Takut-takut Wira mendekati bed ayahnya. Setelah melihat anggukan sang ibu, Wira mendekati ayahnya. Wajah sang ayah yang dibalut seperti mummy, sebenarnya membuatnya takut. Namun telah melihat dukungan sang ibu, Wira menjadi lebih berani.

"Wira? Kamu datang, Nak? Kamu di mana?" Pras menegakkan punggung. Tangannya menggapai-gapai udara. Suara Wira membuat kerinduannya pada anak semata wayangnya itu kian besar. Ia rindu tetapi juga malu. Ia takut putranya akan kecewa melihat keadaannya yang menyedihkan saat ini.

"Dekati ayahmu, Wira. Pegang tangannya. Saat ini ayah tidak bisa melihat. Jadi Wira harus memegang tangan ayah, agar ayah tahu kalau Wira ada." Suri berbisik pelan di sisi telinga Wira. Wira mengangguk perlahan. Walau wajah ayahnya tidak ia kenali, tetapi suara ayahnya sama.

"Ini Wira, Yah." Wira mengenggam tangan sang ayah yang menggapai-
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status