Share

Bab 13 Maaf Aku Tidak bisa Menerimamu Sebagai Murid

Dirga tidak kekurangan uang atau kekuasaan.

Dia tidak bisa menerima keputusan Mora. Melihat Dirga begitu tenang dan tegas, Mora menyadari bahwa dirinya terlalu semberono. Seseorang setinggi Dirga pasti punya uang!

Aset Keluarga Candra pasti bukan apa-apa di mata Dirga.

"Dirga, aku yang terlalu bersemangat. Tapi kamu adalah penyelamat hidupku, aku dan seluruh keluarga Candra selalu terbuka kalau kamu butuh bantuan. Kamu jangan sungkan!"

"Nenek Mora, jangan salah paham. Aku orang yang malas, aku sudah cukup punya klinik ini!"

"Oke, Dirga, aku melihat klinikmu hampir selesai direnovasi. Rencananya mau buka kapan?"

"Entah, apa aku boleh bersulang untukmu?"

Mora bertekad untuk berteman dengan Dirga. Pembukaan klinik Dirga adalah kesempatan baginya untuk balas budi. Dia tidak ingin melewatkan kesempatan ini.

"Nenek Mora, tentu saja. Aku akan memberitahumu saat waktunya tiba. Suatu kehormatan bagiku untuk menjamumu di sini."

"Nenek Mora, kenapa Nenek belum menyuruh Nona Lista berdiri dulu!"

Dirga tidak terlalu menyukai Lista, tetapi dia tidak tega melihat Lista berlutut di pintu klinik.

"Oke, aku akan mendengarkanmu!"

Mora bangkit dan menghampiri Lista lalu berkata dengan sungguh-sungguh, "Nak, dengarkan baik-baik. Dirga adalah penyelamat Keluarga Candra. Ke depannya, status Dirga sama dengan Nenek, kamu harus menghormatinya!"

"Kalau kamu nggak menghormati Dirga lagi, Nenek akan menendangmu keluar dari Keluarga Candra, camkan itu!"

"Huhuhu .... Nenek, aku salah. Aku nggak akan pernah berani lagi!"

"Pak Dirga, aku minta maaf!"

Lista menangis, tepat ketika dia hendak bersujud kepada Dirga, Dirga meraih bahunya dan menariknya berdiri.

"Lista, nggak usah bersujud lagi. Asalkan kamu berhenti menganggapku sebagai orang jahat sudah cukup! Jangan membuat nenekmu marah lagi!"

"Terima kasih Pak Dirga atas ajarannya, tapi apa yang salah itu salah. Semoga Pak Dirga bisa memberiku kesempatan untuk menebusnya. Selain itu, aku ingin datang ke klinikmu untuk jadi muridmu dalam mempelajari keterampilan medis, apa boleh?"

Kali ini, Lista benar-benar tahu bahwa dirinya salah, hanya karena pil yang diberikan Dirga pada neneknya, bukan yang lain. Neneknya sudah terjebak di tingkat Master Agung selama lebih dari 20 tahun. Sekarang neneknya berusia enam puluhan, neneknya tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk keluar dari alam Master Agung seumur hidup ini.

Namun, sekarang karena obat mujarab yang diberikan oleh Dirga, neneknya melompat keluar dari Master Agung dalam semalam dan melangkah ke Master Guru!

Lista, anggota keluarga dan penerus Keluarga Candra, sangat menyadari betapa pentingnya seorang bajingan besar ini bagi Keluarga Candra. Meskipun kekuatan finansial mereka adalah yang terkuat di Kota Langgara, Keluarga Candra sudah tertinggal di belakang Kediaman Wali Kota dalam seni bela diri.

Sekarang Keluarga Candra memiliki neneknya yang merupakan Master Guru, dia bisa duduk sejajar dengan Kediaman Wali Kota.

Mora senang mendengar ucapan Lista!

"Kamu mau belajar keterampilan medis?"

Dirga agak terkejut, dia tidak menyangka Lista punya ide ini.

"Ya Pak Dirga, apa Bapak bisa mengangkatku jadi muridmu?"

Lista sopan dan penuh penantian, termasuk neneknya.

Namun, Dirga menolak menerimanya sebagai murid!

"Lista, maaf aku nggak bisa menerimamu sebagai murid. Karena kamu nggak bisa memperlajari keterampilan medisku saat ini. Tapi, kamu bisa datang ke klinikku kalau kamu mau. Aku akan mengajarimu beberapa akupunktur dasar!"

"Terima kasih Pak Dirga!"

Lista sangat kecewa karena Dirga tidak menerimanya sebagai murid, tetapi dia tidak berani meminta apa-apa lagi. Lista segera membungkuk hormat untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya. Mora juga terus berterima kasih kepada Dirga. Menurutnya, selama Lista bisa bekerja di klinik, seluruh Keluarga Candra bisa menjadi Dirga!

Dari saat Dirga menyembuhkan penyakitnya, dia sudah memiliki ide menjodohkan Lista dengan Dirga. Hanya saja dia tahu betul bahwa Dirga tidak menyukai Lista, ditambah kelakuan Lista yang berulang kali tidak hormat pada Dirga. Alhasil, Mora tidak berani mengungkapkan hal ini pada Dirga.

Untungnya, Lista cukup pintar sekarang. Dia meminta Dirga jadi gurunya dan Lista bisa bekerja di klinik Dirga.

Meskipun Dirga menolak untuk menerimanya sebagai murid, selama dia bisa bekerja di kliniknya, Lista akan menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya di masa depan. Mora percaya, Lista akan bekerja keras untuk mengubah kesan buruknya terhadap Dirga. Mora lebih yakin bahwa Lista dapat belajar lebih banyak dari Dirga daripada yang bisa Mora sendiri ajarkan.

"Dirga, maaf merepotkanmu lagi. Cucuku sudah nggak punya ibu dari dia kecil. Aku membesarkan dia sendiri. Salahku yang terlalu memanjakannya. Tapi, Dirga tenang saja, Lista sangat pintar dan bisa belajar dengan cepat!"

Hati Mora berbunga-bunga.

"Oke, ke depannya Lista akan mulai dengan menjadi asistenku. Ketika lulus, aku akan mengajarimu akupunktur dasar."

"Oke, oke, Dirga, terima kasih. Aku serahkan cucuku padamu, ke depannya dia akan tinggal di sini!"

"Nak, tolong dengarkan Nenek baik-baik. Kamu nggak diizinkan pulang tanpa perintah Nenek. Sekarang Nenek akan pulang untuk membawakan pakaianmu!"

Mora dengan senang hati masuk ke mobil dan pergi.

Dirga bingung, dia merasa dirinya sudah diperhitungkan baik-baik.

"Pacar?"

Pada saat ini, Arlan mendatangi Dirga dan menatap Lista yang sedang mengobrol dengan Tika saat bekerja.

"Ayah, dia bukan pacarku. Aku nggak suka tipe yang seperti ini, aku sudah punya pacar!"

Dirga memperbolehkan Lista untuk bekerja di klinik, berjanji untuk mengajarinya beberapa akupunktur dasar demi Mora. Selain itu, tak ada kesan baik apa pun lagi terhadapnya.

"Oh, kapan kamu akan membawa pacarmu kemari?"

"Nanti, deh, dia nggak di Kota Langgara sekarang!"

Dirga sudah merencanakan untuk membawa Zira ke orang tuanya ketika Zira pulang.

"Oke, kamu lanjutkan dulu saja urusanmu. Sisa pekerjaan nggak banyak lagi, biar Ayah, Ibu dan Lista yang kerjakan!"

"Oh, ya, aku lihat Nona Lista cantik sekali!"

Arlan selesai berbicara dan terus bekerja. Dirga tidak mengatakan apa-apa. Dia memasuki gudang dan mulai memurnikan obat untuk Zira. Semua bahan obat yang diperlukan sudah siap. Seseorang secara pribadi mengirimkannya kepadanya kurang dari setengah hari setelah panggilan teleponnya.

"Zizi, aku akan memberimu kejutan ketika kamu pulang!"

Hati Dirga yang berbunga-bunga selalu dipenuhi oleh Zira. Dia sangat menantikan Zira segera pulang!

...

Rumah Sakit.

Di ruang rawat Reno.

Romeo secara pribadi pergi ke bandara untuk menjemput Valdo Hamid, dokter ajaib dari Kota Damon.

"Pak Romeo, tenang saja, aku bisa menyembuhkan kaki Tuan Reno. Tapi itu akan memakan waktu, dan ...."

"Dokter Valdo, jangan khawatir, aku pahan!"

Romeo mengeluarkan kartu bank dan menyerahkannya kepada Valdo sambil berkata, "Dokter Valdo, ada 60 miliar di kartu ini. Tolong sembuhkan kaki putraku sesegera mungkin. Beri tahu aku kalau butuh sesuatu."

Mata Valdo berbinar saat melihat kartu bank itu, lalu mendengar bahwa ada 60 miliar di dalamnya. Matanya bersinar seketika, tetapi dia masih berpura-pura menjadi dokter yang baik dan berkata, "Pak Romeo sungkan sekali. Aku seorang dokter, sudah menjadi tugasku untuk merawat dan menyelamatkan orang sakit. Jangan khawatir, aku bisa membuat Tuan Reno berdiri dalam waktu kurang dari tiga hari!"

"Sebaliknya, luka di wajah gadis ini nggak bisa ditunda lagi, kalau ditunda akan meninggalkan bekas luka sekalipun sudah disembuhkan!"

Valdo Hamid menyimpan kartu bank di sakunya, dengan rakus menatap Melly di sampingnya. Hatinya sudah dipenuhi pikiran jahat.

Dia memperhatikan Melly ketika dia masuk, meskipun wajah Melly sakit, bentuk tubuhnya sangat bagus.

Valdo menyukai yang seperti ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status