Share

13. Perjanjian Pranikah

Ana menangkap ekspresi wajah Ravi ketika melirik ponselnya. Wajah pria itu tidak biasa, membuat perasaannya gelisah. Ia yakin ada yang disembunyikan oleh pria itu.

“Sebelum memeriksa persiapan pernikahan, bagaimana kalau kita makan dulu?” tawar Ana, ia menatap lekat pria itu yang terlihat kehilangan fokus.

Pandangan Ravi beralih, ia mengangguk semangat dengan senyuman lebar. “Baiklah.” Jari-jarinya mengetuk setir. “Makan di tempat biasa?” usulnya.

Senyuman terukir di wajah Ana, ia menggeleng. “Jalan saja dulu, nanti aku beri tahu di mana kita berhenti.”

Kedua alis Ravi terangkat, ia terlihat heran. Namun, ia mengangguk kemudian sambil melajukan mobil. “Bagaimana tadi di sekolah?” tanyanya basa-basi, daripada canggung karena hanya diam.

“Seperti biasa, selalu berwarna.” Ana bersandar nyaman, ia melipat kedua tangan di depan dada. “Kali ini lebih ekstrem ….”

Sesekali Ravi memandang wanita di sebelahnya yang terlihat menyimpan banyak beban pikiran. Ia bersiap mendengarkan, karena seperti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status