"Tipsnya nanti saja, aku kasih langsung." batinnya, Andra melirik ke arah Flower. Mereka berdua saling melempar senyum."Oh oke, tolong tanda tangani di sini bang." mamih Wulan memberikan kertas vochernya, Andra menandatanganinya. "Oke, kalau ada apa-apa silahkan panggil saya mana tahu mau nambah vocher lagi, terima kasih bang." mamih Wulan tersenyum tipis dan beranjak keluar room, Andra anggukkan kepalanya."Iya mih, kembali kasih." Andra dan Aris tersenyum lebar. "Nih orang dua cengar-cengir mele, efek dari gele kayanya. Untung tadi sudah makan kalau gak, bisa tepar duluan aku." Flower melirik ke arah mereka berdua, ia sudah merasa pusing duluan karena cium bau dari maryuana yang sangat menyengat di room."Sudah makan, belum? Kalau belum, pesan makan saja dulu." basa-basi Andra membuka obrolan. "Aku sudah makan, apa mau aku pesanin makan?" Flower membuat minum untuknya lalu menuangkan ke gelas mereka berdua."Kita orang sudah makan, ayo kita tos. Lan
"Dirantai digelangi rindu ... Nanananana ... Dosamu ku anggap kan debu bisa di terbang angin yang lalu ...Ku sedia memaafkanmu biar aku berparut seribu ... Nanananana." "Assalamualaikum ..." "Wa'alaikumsalam ..."Alana dan Alena melepas sepatu, meletakkan tasnya di sofa lalu mencium punggung tangan Flower. "Wanginya enak banget jadi laper, masak apa mih?" "Mimi bikin rendang, kita makan siangnya spagetthi bolognese saja ya?" "Wah enak, mau mih dede laper." "Kaka juga, laper mih." "Ganti bajunya dulu ya sayang terus simpan tasnya, di kamar." Alana dan Alena angguk-angguk, mereka berdua langsung berjalan ke kamarnya sambil membawa tasnya lalu ganti baju sekolahnya."Bi, tolong masakin mie spagetthinya jangan terlalu matang ntar kelembekkan." bi Minah langsung memasak mie spagetthinya. "Mereka dateng rendangnya mateng, sempurna." Flower mematikan kompor gas, memasukkan rendang ke mangkuk lalu ditaburi bawang goreng."Mmm ...
"Sama-sama beb, aku mau yang dingin saja." Flower memberikan botol kopi gooddaynya, Martin langsung meminumnya.Flower mengambil gelas dan menyeduh kopi goodday cappuccinonya, mereka berdua menikmati kopi dan rokok sampurna merahnya seraya bercengkrama dengan kedua putrinya sambil menonton tv, siang yang penuh suka cita. "Aku pulang ya beb sudah malam nih, anak-anak sudah pada tidur gak mungkin aku nginep di sini, takutnya aku bangunnya kesiangan.""Ho'oh, lagian gak enak aku kalau sampai anak-anak dan pembantuku lihat kamu tidur di kamarku, aku sangat menjaga sekali mohon pengertiannya bebeb." "Aku mengerti beb makanya aku mau pulang saja, aku juga tidak mau anak-anak dan pembantumu berpikir yang aneh-aneh tentang kamu dan aku." Martin menatapnya hangat begitu juga dengannya."Thank you (terima kasih) buat pengertiannya kamu sangat baik dan pengertian sekali, pria idaman banget bebeb. Btw, aku gak anter sampe lobby ya." Martin anggukkan kepalanya. "
"Dede juga bosan sarapannya itu lagi itu lagi, roti bakar, sandwich, oatmeal, sereal, nanti kita bilang mimi ganti menu sarapannya kak." Alena memajukan bibir mungilnya, Alana angguk-angguk. "Bi, di sekolah suka ada yang bawa bekal nasi tapi nasinya wangi dede cium, nasi duk ... Duk ..." Alena mengingat-ngingat, matanya lirik kanan kiri. "Nasi uduk, maksudnya nona kecil?" timpal bi Minah."Iya itu, oh nasi uduk namanya, enak gak itu bi? Terus apa itu namanya bi, nasi-nasi yang ada kacang, ada aernya dikit sama kerupuknya?" tanya Alena dengan wajah serius, seperti orang dewasa. "Enak banget non nasi uduk, pasti nona kecil suka. Kalau yang ada kacangnya, bubur nasi atau bubur ayam namanya orang sering bilangnya bubur ayam," bi Minah tersenyum lebar."Kalau enak, kok mimi gak pernah beli nasi uduk? Oh bubur ayam, kok beda bubur ayamnya sama yang kadang dede makan?" Alena mencecar pembantunya dengan banyak pertanyaan. "Bubur ayam yang sering bibi bua
"Akhirnya ketemu juga tuh senyuman manis dari wajah wanitaku yang macan (manis dan cantik), aku di rumah saja tunggu kamu sampai pulang, kabarin aku ya kalau sudah pulang beb." Martin mengedipkan sebelah matanya seraya tersenyum simpul, genit!"Bisa aja Si Bebeb, aku tutup dulu ya udah telat nih kerja. See you soon, baby(sampai jumpa lagi, sayang)." Flower melayangkan ciuman ke arahnya, kissbye(ciuman selamat tinggal). Martin membalasnya. Habis rokok beberapa batang dan secangkir kopi di balkon sambil video call dengan Martin dan chattingan dengan sahabat-sahabatnya, Flower langsung mandi dan jalan ke salon Yudi.Hari-harinya dengan Martin hanya penuh kejutan yang romantis dan canda tawa tanpa rasa was-was sedikit pun, berbeda saat dengan Andra yang penuh dengan canda tawa namun diselimuti rasa bimbang dan gelisah karena cinta terlarangnya dan teror dari istrinya, Puspitasari. "Halo hati apa kabar bagaimana kabarmu, apakah kau masih baik-baik saja? Semoga kau
Fuih! Fuih!Ayu mengeluarkan tisu dari mulutnya, "Dih, iseng beud kak Flower masa tisu sih duit dong!" dumelnya, Flower tertawa terbahak-bahak. "Ha-ha-ha sorry dek, abis nyerocos aja tuh mulut udah kaya mercon!" Ayu mengerucutkan bibirnya."Nanti bareng ke dalemnya ya, kan aku dandannya abis kakak jadi tungguin ya kak. Tapi Ayu udah direserve nih sama tamu mami Lucky, gimana kalo Ayu duluan yang dandan?" pinta Ayu, ia mulai memakai serangkaian perawatan wajahnya. "Oke!" timpal Flower singkat."Maaci kakak Flower yang cantik dan baik hati, tapi nanti jadi ya barengan ke dalemnya kak tenang ayu tungguin kok." celotehnya sambil cengar-cengir. "Gak usah ditungguin nanti telat, katanya direserve!" tolak Flower."Iya direserve, tamunya datengnya jam sepuluh masih lama!" jelas Ayu, Flower hanya acungkan jempol ke arahnya. "Kocak nih, bocah!" batin Flower.Salon tambah ramai jika ada Si Ayu Chubby Ceriwis yang selalu ada saja bahan obrolannya,
"Kalo yang lain mungkin udah bilang Si Jhon kepo kali ya soalnya nanyain hal-hal kecil, jaman sekarang banyak nanya dibilangnya kepo sampe kadang jadi males banyak nanya semenjak ada kata KEPO, kan horor beud!" Flower menghisap rokoknya.Setelah beberapa jam dan efek ineknya mulai drop Jhon menghampiri Flower yang sedang berada di toilet. "Beb!" seru Jhon ketika masuk ke toilet seraya membuka pintu, Flower menoleh ke arah nya."Ya, ada apa Jhon?" timpal Flower, ia merapihkan bajunya. "Udah bab-beb bab-beb aja dia, barang bagus!" batin Flower.Jhon memeluk Flower dari belakang, "Masih mau gak, beb?" bisik Jhon. "Mau apaan, inek?" Jhon geleng-geleng. "Terus, apa dong? Flower mengerutkan dahinya. "Ngamar, yuk!" bisik Jhon lagi."Serius, emang bisa?" tanya Flower memastikan, ia merasa tak percaya apa yang didengarnya. "Wah, ngeledek! Bisa lah masa gak bisa, makanya ayo biar tahu!" jawab Jhon dengan sangat percaya diri, semangat 45 mamen."Dih, siapa yang ngeledek orang nanya. Kalo b
"Janji yang mana, ya? Kalo aku sebutin takut salah, secara ya kan bukan sama dia aja bikin janji sama Si Andra juga bikin janji. Pucing pala inces, mana masih berasa ini inek. Dah ah gak mau pucing, maunya enak aja ha-ha-ha menggila!" batinnya, ia cengar-cengir merasa lucu sendiri.Martin mengerutkan keningnya, "Kenapa kamu cengar-cengir sendiri, ada yang lucu? Jangan bikin aku watir ya, sayang!" selidik Martin, Flower nyengir kuda. "Gak pp bebeb, aku cuma lagi ketawain diri sendiri aja. Boleh ganti lagunya gak, bebeb?" pintanya, ia melirik ke arah Martin dan vcdnya."Boleh sayang mau ganti lagu apa, ajep-ajep?" goda Martin lagi, Flower mencubit kecil tangannya. "Nakal ya kamu, godain aku terus ih bebeb ..." ucap Flower manja, ia mengerucutkan bibirnya seraya ganti lagunya. "Tapi serius aku nanya, tadi kenapa ketawain diri sendiri?" tanya Martin, ia penasaran. "Oh, jadi selama ini kamu gak serius gitu sama aku?" timpalnya cepat. "Nah ini baru