Share

Part 83

Aku menepis jemari Daryan yang kini sedang mengusap bekas lukaku. Merangkak mundur karena tak ingin lagi tangan itu menyentuh bagian apa pun dari tubuhku.

"Menjauhlah!" geramku, dengan gigi merapat.

Matanya memandang sayu melihat sikap kasarku. Begitu merasa bersalah melihat aku yang kini terlihat kacau dengan rambut yang acak-acakan dan pipi yang basah.

"Maaf," lirihnya, dengan suara parau.

Aku mengusap wajah dengan punggung tangan. Mencoba mengeringkan sisa-sisa air mata yang belum juga berhenti mengalir.

"Kau pasti sangat ketakutan," ujarnya lagi. "Bagaimana hal itu bisa terjadi?"

"Kau masih peduli?" Aku semakin menggeram.

"Kapan aku pernah berhenti peduli padamu." Suaranya semakin lirih.

"Kau ingin tahu?" sinisku. "Baiklah. Agar kau sadar, kekayaanmu tidak ada apa-apanya untukku, dibanding apa yang telah Ren berikan padaku."

Aku menceritakan semua yang ingin dia dengar. Tak ada satu pun yang tertinggal. Meski semua sudah terlambat. Aku tak mau tahu apa yang kini dia rasakan. Entah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status