Share

HAMPIR JADI TUMBAL

Setelah motor sampai di halaman rumah Nenek dan di parkirkan oleh Intan, aku langsung masuk ke dalam dan mencari keluargaku.

"Assalamu'alaikum ...,"

"Kek, Ayah, Bunda, pada di mana sih? Kok sepi banget." Aku mencari-cari mereka di kamar, di dapur tapi tidak ada semuanya.

"Sabar, Mel, jangan teriak-teriak kaya kebakaran jenggot," ujar Intan asal.

"Kita harus kasih tau sama keluarga, Tan, kalau si Irma pelakunya. Kalau dibiarin bisa makin parah tuh anak!"

Aku langsung keluar menuju ke rumah Paklik Mulyono, di sana banyak sekali sendal yang berjejer di luar.

"Assalamu'alaikum." Aku mengetuk pintu kemudian langsung masuk ke dalam.

"Wa'alaikumsalam. Kenapa si, Mel, teriak-teriak gitu." Kakek langsung keluar dari dapur Paklik.

"Yang lain pada ke mana? Kok nggak kelihatan?" tanyaku.

"Pada ngeliwet di dapur, ayo kamu ikutan sama yang lainnya!" ajak Kakek.

"Nggak, Kek, kalau semuanya udah rapih makannya aku mau ngomong serius," ucapku.

Kakek menatap bingung ke arahku tapi kemudian mengangguk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status