Bab 61Septi sedang dirundung kebingungan juga kecemasan yang membuatnya hanya bisa menangis pasrah dengan nasib hidupnya yang tak bisa membawannya langsung menemui anaknya. Entah apa yang akan dia lakukan, semuannya terasa begitu menyulitkan untuknya, rasannya ingin sekali berteriak memaki siapapun yang ada didepannya.“Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan untuk menemui anakku?” tanya Septi dengan kesal “Septi,” panggil seorang pria yang berdiri didepan Septi Septi begitu terkejut melihat Wisnu yang ada didepannya, membuatnya kembali kesal dan marah“Apa yang ingin kau lakukan disini, Wisnu. Sebaiknya kau pergi saja,” ujar Septi “Aku ingin ke rumah sakit untuk melihat anakku,” ujar WisnuBenar sekali, pihak sekolah Rahmi tidak hanya menghubungi Septi tapi mereka juga menghubungi Wisnu sebagai ayah dari Rahmi. “Kamu ingin pergi denganku?” tanya WisnuSepti terkejut melihat Wisnu yang membawa mobil milik Brata untuk pergi ke rumah sakit“Bagaimana bisa mobil Brata ada bersamam
Bab 62Brata menghabiskan waktunnya semalaman di dalam kantor untuk mengerjakan pekerjaanya. “Akhirnya selesai,” ucap Brata Brata merentangkan tubuhnya kemudian dia melihat kedalam ponselnya dia melihat nomor telpon Septi membuatnya kembali ingin menghubunginnya namun setelah dia melihat jam di ponselnya tak memungkinkan untuk Septi masih terbangun pada pukul segini “Aku akan bicarakan ini kepadannya besok saja,” ujar BrataBrata segera merapihkan semua peralatan kerjannya kedalam tasnya kembali lalu dia membawannya ke dalam mobil, terlihat kantor yang sudah sangat sepi dan Jung juga sudah pulang karena Brata yang memintannya untuk pulang. Saat di dalam mobil, Brata sangat terkejut melihat Septi yang menelponnya di jam segini, dia langsung saja mengangkatnya “Halo Septi,” jawab Brata“Apa yang kamu lakukan?” tanya Septi“Sekarang?” tanya BrataSontak Septi menjadi sangat gugup dia langsung menyangkalnya “Ah tidak, maafkan aku,” ucap Septi“Apa maksudmu, Septi? aku tidak mengerti
Bab 63Sepulang dari rumah sakit, Septi kembali kedalam kantornya dengan wajah lesu, kulitnya yang sedikit pucat seperti suasana hatinnya yang sangat buruk hal ini membuat karyawanya bertanya apa yang terjadi dengannya “Apa yang terjadi dengan buk Septi, kenapa dia lesu sekali seperti itu?”“Apakah buk Septi sedang sakit?”Semua karyawannya bergosip akan dirinnya yang membuat Jihan menjelaskan kepada mereka semua“Anak bungsu Buk Septi mengalami kecelakaan,” jelas HanumSontak semua orang terkejut dia menatap iba Septi“Rahmi dilarikan ke rumah sakit karena kecelakaan, maka dari itu keadaan Buk Septi saat ini benar-benar sangat buruk. Kasihan sekali dia, maka dari itu kita harus lebih giat lagi dalam bekerja,” ujarnya “Iya, kita harus lebih giat lagi. janga sampai membuat Buk Septi semakin memiliki banyak msahal,” ujarnya“Bagaimana kalau kita membawakan makanan untuknya? Sepertinya Buk Septi belum makan apapun,” ujarnya Mereka sepakat untuk membelikan makanan untuk Septi, semua ka
Bab 64Menatap wanita yang sedang tertidur pulas tersebut dengan lekat, membuat debaran jantung Brata tak terkendali. Kecantikan wajah Septi membuat Brata tersenyum melihatnya dia begitu mempesona juga indah untuk dipandang.“Septi, jika kamu kelelahan kenapa kamu harus memaksakan dirimu untuk tetap bekerja?” tanya Brata Debaran jantung Brata sama halnya seperti kesedihan yang ada didalam hatinnya, dia begitu mencintai Septi, dia ingin Septi bersamannya namun kenapa dia tak bisa mengungkapkan perasaanya lagi? apakah karena Septi sudah menolaknya? Semua keributan tersebut ada didalam pikiran Brata, membuat Brata kembali menatap wajahnya dengan lekat menikmati keindahan pesona yang dimiliki wanita tersebut.“Septi, bolehkah aku mencintaimu?” tanya BrataSetelah sadar sudah berapa lama dirinya menatap wajah indah Septi, membuat Brata langsung mengedipkan matannya dan sontak kembali ke dokumen yang sedang di kerjakan oleh Septi, dia kembali tertunduk malu dan kembali membaca semuanya“Eu
Bab 65Sesampainya dirumah Septi yang sudah sepi, Brata melihat Septi yang tertidur pulas di mobil itu pun menepuk tangan Septi dengan pelan untuk membangunkannya“Septi, bangunlah,” pinta Brata “Eunggh? Kenapa?” tanya Septi yang masih setengah tertidur pulas“Kita sudah sampai, kamu harus bangun sekarang,” ujar Brata berusaha untuk membangunkan Septi yang masih tertidur itu.Septi mengerjapkan matannya dan menguap, dia melihat bahwa dia sudah tiba di depan rumahnya“Maaf, aku ketiduran,” ujar Septi meminta maaf kepada Brata“Tidak apa, apakah aku harus membantumu untuk masuk kedalam rumah?” tanya BrataPertanyaan Brata sontak membuat Septi terkekeh dan langsung menolaknya “Tidak perlu, aku bisa sendiri,” ujar SeptiSepti pun bangun dari duduknya dan berjalan pergi ke dalam rumahnya, sebelum pergi dia melambaikan tangannya dulu ke jendela mobil Brata“Hati-hati dijalan ya,” ucap SeptiBrata hanya tersenyum dan kembali menyetir mobilnya. Septi berjalan pergi ke dalam rumahnya, dia me
Bab 66Anak-anak Septi berpamitan dengan Septi karena mereka akan pergi ke sekolah bersama dengan Brata. “Mama, kami pergi dulu ya,” ujar Bagas“Mama, Rahmi pergi dulu ya,” ujar Rahmi“Iya sayang, hati-hati dijalan ya,” ujar Septi tersenyum Septi melihat Brata yang sangat baik mengatarkan kedua anak-anaknya pergi ke sekolah. “Om Brata, sebelum pergi ke sekolah. Apakah Rahmi bisa memesan sesuatu?” tanya Rahmi“Memesan apa, Rahmi?” tanya Brata“Rahmi ingin pergi ke supermarket untuk membeli makanan, bolehkah?” tanya Rahmi dengan wajahnya yang memelasBrata terkekeh melihat Rahmi yang begitu lucu menunjukan puppy eyes nya “Ya, tentu saja. Ayo, kita pergi,” ujar Brata“Maaf ya Om Brata kalau Rahmi membuat Om Brata kesulitan,” ujar Baags merasa tak enak hati“Tidak apa-apa Bagas,” jawab Brata seraya tersenyum“Asik!! Rahmi sudah tak sabar lagi ingin pergi beli permen,” ujar Rahmi Sesuai dengan permintaan Rahmi, mereka pun menepi di supermarket terdekat untuk membeli makanan ringan jug
Bab 67Wisnu tersentak kala melihat Brata yang ada disana membuatnya begitu terkejut juga bingung “Septi mengatakan kalau dia ingin pergi istirahat, itu artinnya kamu juga harus keluar dari dalam rumah ini, Brata,” ujar Wisnu mengusir Brata“Tidak, kalau Brata aku ingin bicara denganya,” tolak SeptiWisnu tertawa dia sungguh lucu dengan Septi“Awalnya kamu mengatakan padaku kalau kamu ingin istirahat lalu kenapa sekarang kamu meminta Brata untuk menemanimu? Ini tidak adil untukku,” bantah Wisnu“Tidak apa, aku hanya ingin memberikan makan siang untukmu saja. Setelah itu, aku akan pergi ke kantor,” ujar Brata“Tidak! Aku tidak mau kamu melakukan hal itu. tetaplah bersamaku disini, aku tidak ingin kamu pergi,” ujar SeptiSontak Wisnu kembali menatap kedua mata Septi membuatnya tertawa “Oke, jika Brata menemanimu itu artinya aku juga boleh menemanimu,” ujar Wisnu Ada saja yang menganggu kebersamaan Septi dan Brata, Wisnu datang dengan cara tiba-tiba seperti ini membuat Septi sangat ke
Brata telah sampai mengantarkan Bik Ratih ke rumah Septi, dia melihat rumah Septi yang masih kosong menandakan bahwa Septi tetap berada didalam rumahnya.“Brata, mampir dulu yuk,” ajak Bik RatihBrata tersenyum dan menggeleng dia menolak ajakan Bik Ratih untuk membawannya pergi ke dalam rumah Septi“Tidak bik, terimakasih. Aku ingin segera kembali ke kantor saja. Oh ya, titip salam untuk Septi saja ya, bik,” ujar Brata Bik Ratih tersenyum dan mengangguk mengiyakan apa yang dikatakan Brata.“Brata, Bik Ratih masuk dulu kedalam, ya,” pamit Bik Ratih“Iya bik, tolong jaga kesehatan bibik dan Septi ya, bik,” ujar BrataBik Ratih pun tersenyum dan segera masuk kedalam rumahnya meninggalkan Brata yang langsung pergi dari depan rumah Septi. “Apakah Septi sedang tertidur?” tanya Bik RatihBik Ratih pun berjalan masuk kedalam rumahnya dia lantas pergi ke dapur untuk membuatkan makan siang untuk Septi dan dirinya.“Bik Ratih,” panggil Septi.Bik Ratih melihat Septi yang berjalan mendekat ke d