BAB 15Berada didalam ruangan yang hening, tertutup dengan tirai serta pintu yang terbuat dari kaca membuat Septi dapat melihat dengan jelas apa yang sedang karyawannya itu lakukan. Rata-rata dari mereka sedang sibuk dengan komputer mereka, mengerjakan jobdesk mereka masing-masing, namun ada sebagian dari mereka yang sedang memainkan ponsel dan memainkan ponsel mereka seraya bersantai riang karena jobdesk mereka yang sudah selesai. Berada didalam ruangan yang berbatas hanya kaca tembus pandang membuat Septi benar-benar tidak kesepian dia masih bisa melihat karyawan yang lainnya hanya saja tidak bisa mendengar apa yang mereka semua bicarakan.“Shut, shut.”ujar si karyawan perempuan yang sadar temannya yang sedang bermain games ponsel sedang ditatap Septi dengan tegas“Shut!”karyawan perempuan itu berupaya untuk menyadarkan si temannya“Duh! Apa sih?”tanya si karyawan yang sedang bermain game ponsel“Ditatap sama buk Septi, liat tuh!”kesal si karyawan perempuanKaryawan yang tertangkap
Marni sangat kesal dengan anaknya karena dia sungguh bodoh untuk melakukan segala hal membuat Marni sangat kesal dengan anak perempuannya itu. mereka berdua membeli empat tas sekaligus dengan dua tas lainnya yang disimpan di dalam dua tas yang mereka tunjukkan. Mereka berdua kembali masuk kedalam mobil dan melihat Dina yang memasang wajah kesal karena sangat lama menunggu mereka“Kenapa kalian sangat lama, aku sudah sangat bosan menunggu didalam mobil, rasannya sangat sesak.”keluh Dina yang sangat kesal dengan Marni juga Jihan.“Dina, jangan marah seperti itu. maaf ya, karena sudah sangat lama menunggu kami.”ujar Jihan meminta maaf“Tenang saja, aku sudah membelikan semua barang yang kamu mau.”Bisik Jihan membujuk Dina“lagian, kamu kenapa tidak ikut kami kedalam saja? Padahal banyak sekali barang yang bagus, mungkin saja ada barang yang kamu sukai, Din.”ujar Marni menyalahkan dina “Sudahlah, ayo kita pergi.” Ujar WisnuMereka pun melanjutkan perjalanan mereka dan pergi menuju ke res
***Ditempat lain, Septi sedang membicarakan soal proyek yang sudah dia rencanakan akan membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Septi duduk bersantai di bangku bersama dengan Bik Ratih“Bibik, apakah bibik tahu siapa yang akan bekerjasama denganku?”tanya Septi“Siapa?”tanya Bik Ratih dengan bingung, dia memusatkan fokusnya kepada Septi“Aku akan bekerjasama dengan Wisnu.”ungkap SeptiSungguh tak dapat dipercaya, Bik Ratih sungguh terkejut dengan pengakuan Septi yang menaatakan kalau dia akan bekerjasama dengan Wisnu“Bagaimana bisa? Lalu, bagaimana denganmu?”tanya Bik Ratih dengan sanagt cemas“bibik tidak perlu cemas, karena aku sudah memasang rencana untuknya.”pungkas Septi“Rencana apa?”tanya kembali Bik Ratih dengan sangat penasaranSepti pun berbisik didalam telinga Bik Ratih soal rencana apa yang sedang dia kerjakan itu, mendengar Septi yang berbisik membuat bik Ratih hanya tertawa lucu dengan apa yang dikatakan Septi“Bagus sekali, rencanamu Buk.”Septi dan Ratih mereka tertawa
Wisnu sedang dipusingkan oleh ibu mertuannya dan Jihan yang sedang mencoba semua barang belanjaan mereka padahal dirinya sudah siap untuk pergi sejak tiga puluh menit yang lalu, hingga akhirnya Wisnu harus mengingatkan mereka kembali kalau mereka harus segera berangkat, Wisnu tidak ingin si pemilik rumah itu sampai menunggu“Apakah kalian masih lama sekali? Aku harus segera pergi sekarang.”protes WisnuJihan dan Marni keluar dengan pakaian baru mereka, mereka berdua menunjukannya dengan Wisnu dengan sangat angkuh dan bergaya didepannya.“Sudah, ayo.”ujar MarniMereka semua termasuk Dina pun berangkat ke rumah ownernya mereka sudah tak sabar ingin melihat sebesar apa rumah owner tersebut. hingga akhirnya mereka pun tida didepan gerbang salah satu rumah yang sangat besar juga memiliki tingkat layaknya istana“Astaga, bagus sekali.”puji MarniJihan dan Dina hanya bisa melongo melihat rumah yang sangat besar juga mewah yang merupakan rumah ownernya. Kedua satpam pun langsung membukakan pi
Keluarga Marni sedang berada didalam rumah mewah tersebut, sangat menyenangkan dapat bersantai dan mengagumi seisi rumah mewah tersebut}Buk, lihat itu mereka sungguh memalukan ya. datang kerumah orang tidak tahu malu, pakai segala foto-foto tidak jelas seperti itu.”ujar Bik Ratih yang melihat mereka dari kejauhanSepti hanya diam dia tetap bersabar menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan semuannya kalau dia adalah pemilik rumah dan ceo nya“Aku hanya perlu menunggu waktu yang tepat untuk menunjukan kepada mereka siapa aku yang sebenarnya. Jika sekarang aku menunjukan diri maka mereka pasti akan menganggap aku ini tidak waras dan datang kerumah orang dengan sangat idak tahu malu.”ujar SeptiSaat sedang bicara dengan pembantunnya, tiba-tiba saja anak Septi langsung datang memeluknya. Takut mereka akan mendekati anak Septi maka Septi memilih untuk tetap merahasiakan anaknya itu“Bik Ratih, tolong jaga mereka ya. jangan sampai salah satu keluarga Marni mendekati mereka dan melakuka
“Aku sudah tidak sabar ingin tahu siapa CEO itu, siapatahu saja aku bisa ketularan sepertinnya.”ujar Marni“Aku juga tidak sabar untuk bertemu dengannya siapatahu saja aku bisa berswafoto dengannya.”ujar DinaMereka tampak tidak sabar untuk mengetahui siapa CEO yang telah mnegundang mereka untuk makan malam dan memiliki proyek besar ini. betapa terkejutnya mereka saat melihat Septi yang naik ke atas panggung untuk memberikan sambutan kepada mereka, mereka sungguh dibuat tercegang oleh Septi“Buk Septi, dia terlihat sangat hebat dan keren berada diatas panggung, pastinnya keluarga Marni sangat tercengang melihat Septi.”ujar Bik Ratih*Semua karyawan yang berada di acara tersebut mereka menatap Septi denga tatapan yang sangat kagum. Mereka semua terdiam menyimak apa yang akan Septi katakan kepada mereka semua. Septi berdiri diatas panggung menatap mereka dengan tatapan senang, sedangkan keluarga Marni menatapnya dengan heran dan aneh“Selamat malam semuannya, terimakasih telah hadir ke
“Ya, dia sungguh memalukan karena mengaku sebagai CEO.”“Sudah hentikan, kalian berdua hentikan.”perintah WisnuWisnu sungguh malu melihat tingkah laku mereka, terliebih lagi setelah dia melilhat Banner bertuliskan nama Septi Purwati disana“Kalian sudahlah hentikan, ini sangat memalukan, kalian bertiga sungguh membuatku malu.”gerutu WisnuWisnu tak tahu lagi ingin meletakkan wajahnya dimana kepada para hadirin yang datang itu, karena mereka berhasil membuat dirinya malu didepan semua hadirin dan juga Septi.“Rasakan itu, kau terlihat sangat malu kepada mereka semua juga akhirnya. Kau tidak pantas untuk terlihat seperti itu, tersenyumlah! Karena itu adalah hal yang memang sepatutnya kau dapatkan, Wisnu.”itulah isi hati Septi“Cih!! Rasakan saja, dulu kau sangat membanggakan keluargamu tapi sekarang rasakan itu kau terlihat sangat malu dengan keluargamu sendiri, rasakan akibatnya.”ujar Bik RatihWisnu hanya menunduk malu, dia tidak tahu apa yang dia harus lakukan saat melihat semua ha
“Sudah pasti, didalam hati Septi dia menghinaku.”itulah yang tercetus didalam pikiran Wisnu setelah dia melihat Septi yang terus menatapnya.“Ba-baik selamat malam semuannya, aku Wisnu aku akan bekerja di bagian kontraktor manajerial dan aku pasti akan memberikan yang terbaik untuk pekerjaanku.”Wisnu memperkenalkan dirinnya terlebih dahuluSetelah dia memperkenalkan dirinya, kini giliran dia melakukan presentasi menjelaskan apa yang akan dia kerjakan di proyek tersebut, dia melihat semua hadirin tak ada yang menanggapinya dengan serius bahkan sampai dia selesai tidak ada yang memberikannya tepukan tangan, mereka hanya diam tak bergeming apapun membuat Wisnu menjadi sangat malu dan gelisah karena diperlakukan seperti itu. Setelah selesai, Wisnu pun kembali duduk dibangkunnya dia melihat kedepan panggung seorang MC yang hendak bicara“Baik, sekarang untuk kontraktor lainnya, silahkan melakukan presentasi kepada semua pekerja lain disini.”ujar MCApa yang dikatakan MC tentu saja membuat