Share

42. Penyelamat

Senyum bahagia aku ukir pada bibir. Dengan cepat aku naik ke atas wastafel. Membuka sekat pembatasnya, setelah itu masuk ke dalam lorong ventilasi dan memasang kembali sekat pembatas itu dari dalam.

Di luar dugaanku. Ternyata lorongnya cukup sempit, membuat tubuhku hanya bisa merangkak di dalam ventilasi.

Di setiap jalan menuju saluran pembuangan, satu-satunya jalan keluar dari ruangan bawah tanah ini. Jantungku berdebar begitu kencang, seakan sedang khawatir pada sesuatu.

Aku berhenti merangkak sejenak dan menggerakkan tangan kanan untuk memegang tempat jantung berada.

"Apa aku sedang khawatir pada tubuh di dunia lain?" tanyaku pelan sambil tersenyum. Kuharap, tubuh Meqsesa yang aku tempati di sana baik-baik saja.

Selain itu. Sekarang aku harus fokus untuk menyelesaikan misi. Aku berhenti memegang dada kiri, kemudian mengangkat kepala melihat ke depan.

"Tidak akan ada orang yang mau membantu di sini," gumamku le
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status