Tubuhku yang tak bisa bergerak ini langsung tersentak, kala ada panel transparan atau hologram muncul begitu saja tanpa aba-aba, disertai sebuah dentingan bak lonceng.
Panel di hadapanku ini menampilkan kalimat Loading, dengan angka persen yang semakin bertambah setiap detiknya.
[Notifikasi! Menampilkan data biografi Majikan ....]
Begitu angka persen yang berada di tengah lingkaran hologram mencapai angka seratus persen, kalimat baru dalam layar hologram muncul, menampilkan data-data seperti game.
Nama : [Lania Herberts]
Usia : [18 tahun]Item : [Angklung Kenangan]Skill : [Melodi Penghilang Kesedihan ; F-]STR : [10+]AGI : [4+]VIT : [10+]Level : [1]Rank : [F-]Ringkasan : [Memiliki potensi untuk menjadi karakter dengan skill Support (Pendukung), Hitter (Penyerang), Healer (Penyembuh), Mage (Penyihir Tinggi), Ranger (Penyerang Jarak Jauh).]
"Apa ini?" tanyaku pelan, melihat dengan kening mengernyit ke arah hologram yang menampilkan kalimat-kalimat seperti dalam game.
[Notifikasi! Sistem akan menjelaskannya dari sejarah dunia ini!]
Aku mengangguk. Kemudian, semua warna hitam di sekelilingku berubah menjadi tempat seperti ibukota sebuah negara maju, di mana gedung-gedung bertingkat memenuhi setiap lahannya ....
Tubuhku yang tadinya tak bisa bergerak langsung bisa bergerak dengan bebas. Aku mengangkat sebelah alis, semuanya terlihat normal, tidak ada yang aneh.
"Beberapa meteor raksasa sedang melesat menuju Planet Qeluav. Para Astronaut sedang memperhitungkan di mana benda luar angkasa itu akan jatuh di belahan Planet kita ini. Melalui hasil yang disimpulkan, kami mendapat beberapa informasi seperti berikut!" tutur seorang pembawa acara.
Dia menekan sebuah remote yang berada di tangannya, kemudian layar besar seperti hologram itu langsung menampilkan sebuah planet, tak jauh berbeda dengan Bumi. Hanya beda bentuk saja.
Titik merah kemudian dimunculkan di sembilan titik yang berbeda, di setiap bagian di belahan muka bumi. "Diperkirakan, meteor-meteor itu akan sampai dalam waktu tujuh hari. Diharapkan, para warga yang tinggal di bagian ini segera mengungsi!" sambung pembawa acara wanita tersebut.
[Notifikasi! Sistem menjeda sampai sini, karena sebenarnya titik jatuh meteor itu tak hanya sembilan. Namun akan berpecah menjadi ratusan secara tiba-tiba, dan menghancurkan sebagian belahan Planet Qeluav ini!]
Bertepatan ketika layar hologram yang menyebut dirinya ini sistem muncul, semua pergerakan dan waktu pada jam di sini langsung terhenti.
Aku melirik ke arah sistem, menelaah semua kalimat di layarnya. Kelopak mataku langsung terbuka dengan lebar ketika berhasil mengetahui inti dari kalimat di panel hologram ini.
"Maksudnya, perhitungan para Ilmuwan itu meleset? Dan sebagian Planet dengan nama Qeluav yang cukup mirip seperti bumi ini akan hancur?" tanyaku memastikan.
[Notifikasi! Benar ... sekarang sistem akan menjelaskan benua-benua di dunia Qeluav ini. Sebenarnya, ada sembilan benua besar. Di mana dibagi menjadi dua benua setiap sisi mata angin. Utara dua Benua, Selatan juga dua, Timur dengan dua Benua, Barat dua Benua. Kemudian Benua terakhir, Benua bagian Tengah yang terdiri dari satu kawasan paling luas di antara Benua lainnya!]
Sebuah peta ditampilkan, dan ditandai dengan jelas oleh sistem, hingga aku bisa mengerti tanpa perlu berpikir lama. Setelah itu, Benua di bagian Selatan dan Timur dipenuhi warna merah. Aku menangkat sebelah alis, melemparkan tatapan penuh tanda tanya.
[Notifikasi! Benua yang tadinya berwarna hijau, diganti warna merah sebagai tanda bahwa itu akan hancur. Tak hanya Benua bagian Selatan dan Timur. Namun juga setengah dari benua tengah. Setelah itu, Benua bagian Barat juga Utara sedikit hancur!]
Sistem juga menandai beberapa titik yang cukup besar di Benua bagian Barat, juga Utara. "Berapa kehidupan yang selamat dari bencana ini?" tanyaku kembali melemparkan tatapan menyelidik pada panel hologram.
[Notifikasi! Menghitung jumlah ... mendapatkan hasil! Sistem memperkirakan ada 10 persen kehidupan dari 9 Milyar kehidupan!]
Sebuah lingkaran dengan bentuk bulat, di mana tampil persentase sekitar 90 persen manusia yang punah, dan 10 persen kehidupan manusia yang bertahan. "Ini ..." aku tak bisa melanjutkan kalimat melihat itu. Sungguh aku terdiam melihat hasil perkiraan dari sistem.
[Notifikasi! Sistem akan melanjutkan adegan Majikan berada saat ini!]
Tanpa menunggu jawaban dariku, sistem langsung menghilang dan membuat waktu tempatku berpijak ini kembali berjalan. Berlalu dengan cepat, hingga Planet Qeluav ini terasa sangat panas, dan meteor mulai mendekati Planet Qeluav.
"Perhatian! Semua diharapkan sudah memasuki Shelter yang telah dibuat oleh Lembaga Keselamatan Dunia atau LKD!" suara pembawa acara yang kemudian langsung mati.
Tubuhku kemudian melayang. "E–eh? Apa ini?" teriakku terkejut, ketika melayang sendiri tanpa ada gravitasi. Anehnya, tubuhku melayang sembari berdiri.
[Notifikasi! Majikan bisa tenang, karena sistem membuat tubuh Anda melayang untuk melihat secara jelas, apa yang terjadi!]
Sistem kemudian muncul, dan membuatku kembali fokus pada jutaan manusia yang berlari menuju Shelter bawah tanah. Raut khawatir terlihat jelas, beberapa anak kehilangan orang tuanya dan terinjak-injak. Aku langsung menoleh ke arah sistem dengan raut kesal.
"Selamatkan merekaa!" teriakku menunjuk ke arah banyaknya anak-anak terinjak tanpa ada yang peduli. Sistem menampilkan kata ; [Tidak bisa dilakukan!] di panel hologramnya.
Kedua netraku mulai berkaca-kaca melihat mereka, sambil bertanya dengan lirih tanpa melihat sistem ; "Kenapa gak bisa?" rasanya hancur bagai diremas oleh sesuatu yang tak terlihat. Mungkin, ini yang namanya hati nurani? Kenapa begitu menyiksa?
"Minggir kalian semua Sialan! Aku ingin lewat!" teriak seorang pria mengeluarkan senjata api, dan menembaki yang lain hingga dia dan keluarganya bisa lewat. Mataku terbelalak, di saat seperti itu benar-benar ada manusia yang bisa membunuh orang lain?
[Notifikasi! Manusia adalah makhluk egois, jika sudah tenggelam dalam hasrat atau obsesi untuk memiliki sesuatu, apapun caranya akan ditempuh selama berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan!]
Aku menatap panel sistem, tak bisa membantah kalimatnya yang terbilang 90 persen benar. "Jika kalian ingin hidup, maka lakukan segala cara agar bisa lewat! Ini saranku untuk kalian yang ingin bertahan di dunia hancur ini!" teriak pria yang menembak tadi.
Para penjaga yang berada di pintu Shelter tidak menghalangi pria itu. "Kenapa mereka tidak menghalanginya?" tanyaku kesal mengepalkan kedua tangan, suaraku begitu pelan tak mampu melihat kenyataan, yang tampil begitu jelas di depan mata.
Boom! Dentuman keras terdengar mengalun dari arah langit. Aku menoleh, dan melihat beberapa meteor raksasa sudah hampir mencapai bagian terakhir atmosfer Planet Qeluav ini. Namun, sebelum berhasil menyentuhnya. Meteor-meteor raksasa itu berpecah menjadi banyak, dalam ukuran yang mampu membuat satu kota penuh kehidupan, langsung menjadi kuburan tanpa tulang.
Tak bisa kubayangkan, betapa pasrahnya manusia-manusia di bawah sana. Ketika dentuman yang begitu menakutkan, seperti musik kematian ini mengalun sampai ke gendang telinga.
[Notifikasi! Jika Majikan tak kuat untuk melihatnya, diharapkan agar menutup mata dan tak melihat adegan yang begitu menyakitkan ini!] Aku menggelengkan kepala, tak bisa mengalihkan fokusku sedikitpun dari adegan kehancuran dunia yang seperti kiamat ini. Di saat meteor itu terpecah, terlihat seperti gelas yang jatuh secara perlahan. Begitu indah untuk dilewatkan. [Notifikasi! Sistem sudah memperingatkan!] Hanya mengangguk sebagai jawaban. Begitu pecahan-pecahan meteor di depan mataku ini menembus atmosfer, semuanya langsung jatuh dengan cepat karena tarikan gravitasi. Ribuan teriakan meminta tolong, maaf, penyesalan, marah, khawatir, takut, semuanya bercampur aduk dalam gema alunan di gendang telingaku, sebelum pecahan meteor ini merenggut nyawa mereka. Booomm! Dentuman keras terdengar di mana-mana pada saat yang bersamaan. Embusan angin yang lebih cepat dari topan bergerak ke setiap sudut mata angin tanpa berhenti sedikitpun. Abu merah yang lebih panas dari gunung merapi menya
Ghooarr! Teriakan Monster Dungeon yang berhasil menguasai satu tempat. "Four-Horned Dragon?" aku membaca kalimat yang tertulis dari Dungeon Monster itu berada. Artinya adalah Naga Empat Tanduk. Sesuai seperti tampilan Monster dengan jenis naga ini. Empat tanduk yang berada di atas kepala itu melindungi sesuatu yang dinamakan 'Core' atau 'Inti Kehidupan'. Aku tak menyentuhnya, tapi aku tau dari banyak Monster lain yang menyerangnya. Four-Horned Dragon, atau Naga Empat Tanduk itu benar-benar memiliki kulit yang lebih tebal dari baja. Ditambah, tampilan kulitnya bagai tanah yang tandus dialiri oleh lahar panas merah menyala. [Notifikasi! Tampilan sejarah sudah selesai, diharapkan Anda mampu memahami semua pemahaman di Planet Qeluav ini. Karena telah selesai, secara otomatis sistem mengirim jiwa Anda kembali ke tubuh 'Sofein Meqsesa Lachenfort'] [Notifikasi! Selamat tinggal!] Sebuah panel hologram tiba-tiba kembali muncul di hadapanku, dan seketika itu juga. Aku dalam bentuk roh atau
Judul : []Rank : [C-]Misi : [Buat para tamu undangan ikut merasakan kesedihan bersama Monster yang keluar dari Dungeon peringkat B plus, biarkan mereka mengetahui emosi kesedihan Anda!]Bonus : [400 Coin] [???]Gagal : [Mati]Batas Waktu : [-][Terima] [Tidak]*Jika Anda menolak akan ada penalti yang lebih berat dari pada kematian!"Hei! Apa yang kamu liat ke arah situ? Emangnya aku sedang berdiri di sana? Atau otakmu sudah oleng setelah jatuh dari lantai dua, ditambah mengguling-guling di tangga?" suara ketus dari pria yang menyandang status suamiku ini agak mengesalkan ya.Apa di matanya, aku ini itu mirip seperti Lumpia yang berguling-guling di atas tepung agar menjadi renyah untuk digigit? Tentu saja tidak, aku adalah Lania Herberts yang terjebak dalam tubuh Sofein Meqsesa Lachenfort ini. Andai kemarin aku tak bertemu dengan Fero di alam bawah sadar, mungkin sekarang akan berlari ke dapur dan meraih pisau untuk mengakhiri hidup yang baru saja di
Aku terdiam di depan pintu, meraih gagang kemudian menarik pintu itu hingga terbuka lebar. Memperlihatkan postur tubuh Rafeon yang mendekatkan telinganya seperti orang yang menguping. Alisku terangkat sebelah penuh tanda tanya menatapnya. Namun tak ada rasa peduli.Mengalihkan pandangan untuk menoleh ke arah Riana, aku tersenyum sinis. "Silahkan keluar, karena aku harus bersiap-siap untuk pesta ini. Sesuai kalimat kalian, untuk tidak berbuat hal-hal yang memalukan malam ini." Di dalam hati, aku tersenyum sangat puas setelah mengembalikan kalimat itu.Riana berbalik dan menatapku tak percaya, mungkin dia sedang kebingungan karena tubuh ini tak bertingkah seperti pemilik aslinya. Wanita dengan gelar istri pertama itu belum mengetahui, kalau jiwa yang sudah mengisi tubuh Meqsesa ini sudah berbeda.Tentu saja tak akan ada lagi penindasan tak adil terhadapku. Mengarahkan tatapan sinis ke arah Rafeon yang membeku, aku menegaskan kalimat lembut ; "Ah ya, tolong bawa Istri Pertamamu itu kelua
Mendengar suara Riana, aku langsung terbangun dari khayalan masa lalu yang membuat sudut mata menjadi berair setiap kali mengingatnya. Bergerak meraih gagang dan memutarnya, pintu terbuka secara perlahan."Aku sudah siap," jawabku singat dengan wajah dingin. Riana membulatkan mata seperti kesal, dia juga meremas gaun merah nan megah yang melekat pada tubuhnya, walau tak ada yang melihat selain aku. "Hei! Bagaimana bisa kau mendapat gaun indah seperti itu? Honey, apa kamu membelikannya gaun itu?" kalimat Riana terdengar seperti tak suka melihatku dengan gaun seperti ini, dia kemudian bertanya pada Rafeon yang berdiri di sampingnya. Pria itu menggeleng sambil mencuri pandang ke arahku, lalu membuang wajahnya ke arah lain. Berbeda dengan reaksi Riana, perempuan dengan gelar istri pertama menatapku dengan senyum smirk.Kipas lipat dengan warna senada dengan gaun merahnya mengembang menutupi bibir. Pandangannya begitu sinis ke arahku. "Apa kamu ada bermain ranjang dengan pria lain di bel
"Andai aku memiliki kekuatan untuk memutar waktu, maka semua itu akan aku gunakan agar aku tak pernah menginjakkan kaki di rumah ini." Bibirku kembali menyambung kalimatnya tanpa aku gerakkan. [Notifikasi! Meqsesa yang asli mengendalikan dirinya, dan mengungkapkan semua kalimat yang belum tersampaikan sebelumnya!] [Notifikasi! Anda berhasil menyelesaikan misi berkat bantuan dari Meqsesa yang asli!] [Notifikasi! Anda menerima 200 Coin!] [Notifikasi! Anda diberikan sebuah tiket untuk mengundi skill di panel undian!] [Notifikasi! Bar tampilan Coin akan ditambahkan pada biodata Anda!] Bertepatan dengan selesainya kalimat tadi, dentingan lonceng pun terdengar bersamaan dengan munculnya sebuah layar hologram secara beruntun di hadapanku. Semuanya mengejutkan, karena muncul secara tiba-tiba. Namun, yang paling mengejutkan adalah ketika membaca; bahwa Meqsesa sedang mengendalikan tubuh ini. Napasku serasa tercekat di tenggorokan ketika membaca itu. Ini berarti, Meqsesa yang entah di m
Aku terdiam dan mengangguk pelan sambil mencuri pandang melihatnya ; Sosok pria tampan di umur sekitar 23-25 dengan kulit sedikit cokelat, hidung mancung dan rahang tegas. Tak lupa tubuh kekar berbalut jas hitam yang menambah kesan tampan pada Butler satu ini. *** Kini aku duduk di samping Rafeon yang sedang mengemudi setelah melalui beberapa perdebatan, sementara Riana duduk di belakang dengan wajah kesal sambil menggerutu ; "Harusnya aku duduk di sana." Memang pelan, tapi terdengar dengan sangat jelas. Nama : [Lania Herberts] Usia : [18 tahun]Item : [Angklung Kenangan]Skill : [Melodi Penghilang Kesedihan ; F-], [The Song of Summoner ; A+], [Fiery Melody ; B+].Penyimpanan : [-] STR : [10+]AGI : [4+]VIT : [10+]Cantik : [15+ (karena menggunakan gaun yang cocok menutupi penampilan buruk rupa tubuh Anda!)]Sexy : [3+]Pesona : [30+ (gaun yang dikenakan menambah pesona, cukup untuk membuat Anda menjadi tokoh utama pada pesta!)] Coin : 450CLevel : [1]Rank : [F-]
Ekspresi para wartawan terlihat terkejut, jari-jemari mereka dengan cekatan mengambil gambar, sementara aku terus melangkah masuk ke arah pintu yang dibuka oleh kedua bodyguard dengan tubuh kekar di depan pintu.Begitu aku melangkah ke dalam, ukiran mewah terpatri jelas pada setiap sudut dinding di ruangan. Tak hanya dindingnya yang terlihat mewah, para tamunya pun juga menggunakan seragam mewah di bawah sana. Para perempuan bercengkrama seraya bergosip memamerkan kekayaan, sementara para pria berbincang tentang bisnis di bawah sana.Aku tersenyum seraya menghela napas pelan. Ini tak jauh berbeda dengan Bumi tempat di mana aku tinggal. "Meqsesa! Tunggu kami!" nada yang mengganggu itu kembali terdengar. Namun tak peduli dan tetap menuruni tangga.Saat sampai di bawah, para tamu undangan terlihat sunyi dengan sorotan penuh perhatian yang melihat ke arahku. Bisik-bisik pun mulai terdengar memanaskan telinga seperti kompor. Aku terdiam, lalu melirik ke arah Riana yang tadi bersuara sepert