Share

49. Hilang Tanpa Bekas

Jagat sudah duduk di pusat lempengan batu dekat Ranu Kumbolo. Pemuda itu juga menyiapkan dua kendi besar yang berisi tuak kuno yang berhasil didapatnya di kedai penduduk sekitar. Meskipun harga tuak tersebut mampu menggoyang kantong pundi emasnya dia tidak peduli.

Jagat hanya inginkan yang terbaik di saat akhir hidup gurunya. Dalam hati pemuda itu ingin agar hidup gurunya bisa lebih lama lagi hingga bisa melihatnya merebut semua yang seharusnya jadi miliknya. Namun, Jagat sadar akan garis takdir yang sudah disuratkan.

"Sepertinya malam ini akan penuh drama. Mampukan aku menghadapi dunia persilatan yang penuh dengan kepalsuan?"

"Sebagai orang terpilih, kau pasti bisa, Pangeran!"

"Guru."

Singolangit berjalan menuju ke lempengan hitam tempat mereka sering berlatih bersama. Sepanjang jalan menuju ke tempat Jagat, senyum pria buncit itu selalu hadir. Namun, jiwa Jagat seakan tinggal separuh. Pemuda itu tidak berani membayangkan nasibnya ke depan tanpa bimbingan sang guru.

"Jangan terla
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status