Share

Part 17 Agam Pangeran Kecil Carisa

"Aduh … lucunya. Namanya siapa?" Kali ini putranya yang bertanya.

"Agam."

"Kalau kamu, Nak?"

"Carisa, Bu. Panggil saja Risa."

Ibu Maryam mengangguk lalu berujar, "Agam Pangeran Kecil Carisa. Kamu kuliah atau kerja, Nak?"

"Mau kerja, Bu. Rencananya mau jualan di kontrakan ini. Anak saya masih kecil, belum bisa saya bawa ke sana kemari." Mereka mengangguk paham.

Kami berbincang dan dari mereka berdua aku tahu banyak hal. Termasuk penjual sayur keliling yang membawa dagangannya dengan mobil. Ideku untuk menjual nasi bungkus disambut baik oleh mereka. Aku pun baru tahu kalau mereka menjalankan usaha gorengan yang cukup besar karena memiliki lima orang pegawai.

Kebanyakan penghuni sekitar adalah mahasiswa dan karyawan kantor yang lebih memilih membeli makanan siap santap. Walau keuntungannya tidak banyak, setidaknya cukup untuk kebutuhanku dan Agam. Jika nanti Agam sudah bisa duduk atau berjalan, aku bisa memikirkan usaha lain.

Malam harinya setelah menidurkan Aidan, aku mengambil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status