Pagi-pagi sekali Mexsi menyiapkan sarapan untuk Keyla, lalu mencium wangi yang sangat harum sampai membuatnya membuka mata dan melihat ke arahnya. Ia tersenyum melihat Mexsi sedang berdiri membelakanginya menyiapkan makanan, mendekat. Memeluknya dari belakang.
Mexsi terkejut.
"Aku selalu melakukan hal ini, jika ibu menyiapkan sarapan pagi. Hanya mengulang, jangan salah paham," kata Keyla semakin erat memeluknya.
Membiarkannya tetap begitu, Mexsi tersenyum sambil membalikan badannya. Keyla tak ingin menatap wajahnya, karena saat ini wajahnya pun ikut memerah.
"Hanya mengulang, atau kau memang sedang merindukanku?" kata Mexsi bertanya padanya berbalik menggoda membalas perilakunya tadi malam.
"Ah, gak ko. Yaudah, aku mau siap-siap ke sekolah," kata Keyla mencoba menurunkan tangannya.
Namun Mexsi membalas pelukannya. Semakin erat. "Aku ha
See you, next part ➡️
Kedua matanya membulat, mulutnya menganga, kedua alisnya terangkat. Terkejut melihat siapa wanita yang ada dihadapannya saat ini, ia melangkah dan berkata."Sa.. ra.. h." Keyla sedikit tegang."Haha... " Sarah sedikit tertawa saat mendengar hal itu darinya.Tak ingin berlama-lama di tempat itu, ia secepatnya mengatakan siapa yang sudah membunuh ayahnya? ingin melihat secara langsung video dengan jelas. Namun Sarah berkata padanya untuk bersabar, karena jika dia tahu mungkin itu akan mengganggu konsentrasinya juga kebahagiaannya.Hanya mencoba mengangguk dan mengikuti langkah Sarah yang saat ini berjalan ke ruang CCTV. Di sana terdapat 2 orang bertopeng, salah satunya memakai masker. keduanya memakai pakaian berwarna hitam, sampai Keyla sedikit takut saat mereka meliriknya.Sarah mengangkat satu jari mulai menunjukkan kodenya, salah satu di antara orang itu
Gelas itu hancur menjadi serpihan kecil, bagaikan hati Keyla saat ini. Melotot menatap orang tua itu, dia adalah pembunuh ayahnya. "Key," ucap Mexsi menegur Keyla. Namun Keyla tak bergeming beberapa saat, ia memegang dadanya yang semakin lama semakin sesak. Sakit rasanya, berlari keluar dari lestoran itu. Mexsi sempat memegang lengannya, namun ia mengernyitkan keningnya, bagaikan menahan sedih dan amarah. Tanpa Mexsi sadari, ia menurunkan lengan Keyla secara perlahan. Gadis itu pun melanjutkan pergi dari sana meninggalkan tempat itu. Berlari, pada hal saat ini ia sedang menggunakan sepatu hak tinggi. BRUGH! Keyla terjatuh. Tangan kirinya memegang dadanya yang terasa sangat sesak, sedangkan tangan kanannya memegang rumput. Hujan secara tiba-tiba turun, membasahi tubuhnya, lengkap sudah penderitaannya. "Apa ayah mengenalnya?" sontak Mexsi dengan pertanyaannya. Bertanya tanpa menatap wajah ayahnya. "Gak, ayah tidak mengenal wanita
"Gue gak paham, mending lo pergi dari sini. Pikirkan perasaan Tina. Dia lebih membutuhkan lo dibandingkan gue," kata Keyla bangkit meninggalkan Will. Will menangkap tangannya. "Baiklah, tapi gue mau lo pikirkan baik-baik perkataan gue barusan. Sampai kapan pun kalau lo mau kembali ke," ia mengangkat tangan Keyla meletakan didadanya. "Hati gue, akan selalu terbuka buat lo. Kapan pun itu, dan gue mau antar lo. Udah malam takut ada orang yang berbuat jahat sama lo." Daripada menolak, pasti Will akan terus memaksanya. Mengingat bagaimana pun juga dulu di antara mereka pernah memiliki hubungan khusus, jadi Keyla paham betul sifatnya. "Baiklah." Keyla sedikit mematuhi keinginan Will. Kenapa? Kenapa ayah menyembunyikan kenyataan bahwa ia telah menabrak ayahnya Keyla. Kenapa? Pikir Mexsi yang masih belum percaya apa yang saat ini terjadi. Dengan kecepatan penuh, Mexsi melaju begitu cepatnya. Didepannya terlihat seseorang yang sedang menyebrang, ia mem
"Keyla, aku telah berjanji pada dirinya. Untuk bisa membuatmu bahagia, untuk bisa membuatmu menghapus setiap tetes air mata, semua kesedihan yang kamu luapkan. Ternyata aku nggak bisa melakukan apa pun, aku hanya bisa membuatmu semakin terpuruk dan menderita. Baiklah, aku akan belajar untuk membiarkanmu meninggalkanku. Tapi, aku mohon padamu jangan memintaku untuk melupakanmu." Mexsi bangkit dari sana."Kenapa? Kenapa kau memilih untuk nggak melupakan aku?" tanya Keyla dengan serius menatapnya."Sampai kapan pun, kamu akan tetap berada di dalam hatiku," kata Mexsi menjawab pertanyaannya. Ia pun pergi dari sana, dengan tangis lalu sedikit tersenyum.Keyla mencoba tegar. Sejujurnya kakinya ingin tergerak mengejar, menghentikan Mexsi lalu kembali memeluknya. Namun, pikirannya menolak untuk melakukan hal itu.Belum lama Mexsi meninggalkannya sendirian di sana. Handphonenya
Masih mencari kontak yang penting, pada saat melihat kontak Tino. Tanpa berpikir panjang ia memblokir nomornya, hanya menggeleng-geleng kepala sendiri jika mengingat tingkah laku konyol si idi*t Tino. Selesai memisahkan nomor yang penting dan tidak penting. Mexsi langsung menghubungi Will, meski hubungan mereka kurang baik tapi pasti Will akan mengerti dirinya."Hallo, Will. Lo lagi di mana sekarang? bisa ketemu?" kata Mexsi sedikit terburu-buru dalam bertanya."Gue lagi di rumah, yaudah ketemuan di mana?""Gue share lokasi sekarang, cepet ya. Ada sesuatu yang harus gue sampaikan." ia bergegas mengambil bajunya yang berada di lemari."Iya."Sampai disebuah kafe yang sedikit pengunjung, Mexsi sudah menunggu Will di sana. Ia sampai memesan sebuah kopi demi menunggunya, setelah beberapa menit berlalu terlihat Will menghampir
Menutup pintu. Keyla terdiam sejenak, masih memikirkan perkataan Mexsi barusan. Ia keluar rumah mencari udara segar, saat berjalan-jalan disamping kafe. Ia terhenti, melihat Sarah dan seorang pria di sana.Ia diam sejenak di sana, menatap mereka berdua.Sarah mengambil handphone nya untuk berfoto, saat sedang asyik berfoto diri. Ia tak sengaja melihat Keyla sedang menatap ke arah mereka dari belakangnya, langsung berbalik badan."Eh ada Keyla, kemarilah," kata Sarah mengajaknya duduk bersama mereka.Kedua bola mata Keyla membulat saat ditatapnya, siapa yang saat ini duduk dihadapannya."WINO!" kata Keyla berteriak."Tenanglah Keyla, kakaku ini dibebaskan karena hanya melakukan sedikit kesalahan jadi- " kata Sarah berbicara dengan santainya."Apa maksud lo? Hanya melakukan sedikit kesalahan?!" Keyla kembal
Mendengar hal itu sontak membuat Keyla terkejut, ia langsung terdiam lalu terjatuh ke lantai."Apa apa? Itu adalah satu-satunya cara, lo bisa membuat ayahnya Mexsi mendekam selamanya dalam penjara. Semua pilihan ada ditangan lo," ucap Sarah.Keyla mulai berdiri mengambil pistol itu. Ia bersiap-siap untuk menembak, di depan sana sudah ada papan tergantung boneka manusia. Ia diharuskan menembak kejantungnya secara langsung.DOR! Tembakan pertama meleset, tembakan kedua mengenai bahunya dan tembakan terakhir mengenai jantungnya. Saat itulah Sarah mendekatinya lalu tertawa, sambil memegang pundaknya."Bagus, sepertinya kamu adalah penembak yang cukup handal. Akan lebih menarik lagi, jika kamu menembakan pistol itu ke arah jantung Mexsi secepatnya." mendekati Keyla lalu berbisik."Akan gue nantikan hari di mana lo membunuhnya." lanjut Sarah menjauh darinya lalu
Sesaat sebelum Mexsi mengirimkan pesan suara.Keyla lari menuju pintu kamar, ia mencoba pergi dari sana. Namun Wino memegang tangannya, menghentikan niatnya, menyeretnya masuk kembali ke dalam kamar.Wino memperlakukan Keyla dengan sangat lembut, ia mencoba membuat gadis itu mengerti."Gue gak bisa nahan lo, tapi Key. Lo harus tahu satu hal, perjanjian tetaplah akan menjadi perjanjian. Gue yakin lo tahu maksud gue," kata Wino memandang wajah Keyla.Gadis itu hanya terdiam, saat melihat botol air yang di bawa Wino. Tanpa meminta izin dari pemiliknya, ia meminum air itu hampir habis. Wino secepatnya memegang botol minum itu, bahkan sampai melemparnya tumpah di lantai.Menatap Wino dengan tatapan tajam, "Gue, haus... "Belum lama Keyla meminum air itu. Ia merasa kepalanya begitu berat, pandangannya terasa kabur, kelopak matanya berat seka