Share

17. Tugas Berat

"Diamond itu ... Benar-benar pria yang tidak bisa ditebak." Amethyst tersenyum simpul saat mengucapkan kalimat itu.

"Otak Diamond memang random banget." Zircon membenarkan ucapan Amethyst.

"Nah benar sekali. Hanya Tuhan dan dia sendiri yang tahu apa yang ada di kepala randomnya."

"Mending gak tahu. Daripada pusing."

"Hahhaha, yaampun Zircon? Kamu ternyata lucu juga ya?" Amethyst tergelak mendengar celetukan spontan Zircon.

"Eeeeh?" Mau tak mau Zircon menjadi salah tingkah dengan pujian dari dokter cantik yang sedang bersamanya.

'Dia bilang aku lucu? Lucu ini konotasinya bagus atau jelek sih?'

"Aku kira kamu adalah cowok dingin dan membosankan. Tidak kusangka ternyata kamu bisa juga bercanda begini."

"Hehe." Kali ini Zircon hanya menanggapi dengan tawa ringan. Tak sanggup untuk menahan rasa senang yang menyembul di dada karena kebersamaannya dengan Amethyst yang terasa akrab.

"Nah kita sudah sampai di kamar Opal." Ujar Amethys saat mereka telah sampai di depan pintu kamar nomer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status