Lea tersentak terbangun dari tidurnya yang masih dalam keadaan terduduk dengan leptop diatas pangkuannya. Dengan terburu Lea menyempatkan diri memeriksa proposalnya sebelum kemudian menghela nafas karena dia ternyata memang betul telah berhasil mengerjakan proposalnya sebelum tertidur karena mengantuk. Lea memeriksa ponselnya ada belasan panggilan telpon dan 5 pesan dari Anna. Lea dengan cepat menyalin file proposalnya ke ponselnya kemudian mengirim file itu pada Anna.Tangan Lea kini bergerak cepat diatas keyboard leptopnya untuk melakukan print pada tugas-tugasnya sebelum ia bergerak kearah kamar mandi.Sementara itu di kediaman Monorre, Alex yang telah mengerjakan semua pekerjaannya sekaligus kemarin kini memiliki waktu untuk mengunjungi kampus tempat Lea berkuliah.Disisi lain, Anna yang telah mendapatkan file proposal dari Lea dengan segera membaca proposal itu memeriksa dan mengedit proposal miliki Lea. Anna terlihat menyerengit begitu melihat banyak sekali typo pada proposal
Lea berdiam diri di depan pintu ruangan akademik sejenak mengatur nafasnya yang memburu karena sedari tadi berlarian berpacu dengan waktu. Begitu dirasa tenang dengan cepat Lea membuka pintu akademik dan menghampiri salah satu staff yang memang bertugas dibawah perintah Wakil Dekan."Mbak?" Panggil Lea membuat gadis yang sedang menyeduh teh itu tersentak."Iya ada apa?" Tanya gadis itu dengan tangan yang masih sibuk mengaduk teh yang ada dalam cangkir berwarna putih itu."Mbak, aku mau ngumpulin proposal." Ucap Lea dengan nada sesopan mungkin"Aduh.. proposalnya sudah ku serahkan ke ruangan wakil dekan dari 1 jam yang lalu." Jawab gadis itu membuat tubuh Lea langsung lemas seketika"Yeah gimana dong Mbak, aduh!" Ucap Lea panik"Coba serahin sendiri ke Wakil Dekan, siapa tahu diterima." Usul gadis ituLea terdiam sejenak, ia tahu betul wakil dekannya itu akan melempar proposalnya dan tidak akan memeriksanya meski dia memohon seperti apapun.Perhatian Lea kini teralihkan pada kesibukan
Alex melangkah terburu begitu menutup pintu ruangan milik Nyonya Tara dengan cepat Alex mengedarkan pandangannya berusaha mencari sosok Lea, namun nihil ia sama sekali tidak mendapati jejak Lea dimanapun. Sementara disisi lain, Lea kini melangkah terburu mencari sosok Anna tujuan utamanya adalah area sekitar gerbang kampus karena tadi ia bertemu Anna disana.Tiba di area gerbang Lea langsung mencari sosok Anna namun tidak ada."Tina, apa kau melihat Anna?" Tanya Lea pada salah satu gadis yang melewatinya"Aku melihatnya dikantin bersama Ami, Dimas dan Nindi." Jawab gadis itu."Terimakasih," ucap Lea lalu berbalik arah menuju kantin.Alex yang sedang mencari Lea seketika menghentikan langkahnya saat ia tanpa sengaja melihat sosok Lea melintas dari kejauhan, bergegas Alex berlari mengikuti Lea.Tiba di kantin Lea langsung mencari keberadaan Anna. Lea langsung tersenyum kecut begitu melihat Anna sedang duduk menikmati makanannya sembari sesekali tertawa setelah mendengar beberapa leluco
Lea yang baru saja tiba di rumah langsung berjalan menuju kamarnya. Ini benar-benar hari melelahkan untuknya belum lagi rasa ngantuk yang ditahannya dari tadi akibat kurang tidur semalam membuat tenaganya seakan terkuras habis ditambah kejadian tak mengenakan di kampusnya semakin menambah rasa lelahnya hari ini."Kau sudah pulang, sayang?" Tanya Nyonya Aleta padanya memberhentikan langkah Lea yang baru saja memegang ganggang pintu kamarnya.Lea memutar badanya mengarah sang Ibu, matanya setengah terpejam "Hmm.. Ma, aku ingin tidur sebentar. Aku sangat mengantuk karena begadang mengerjakan proposal semalaman." Ucap Lea untuk menjawab."Hhm Tidurlah, atau kau mau minum susu hangat dulu?" Tawar Nyonya Aleta namun Lea dengan cepat menggelengkan kepalanya."Baiklah," Ucap Nyonya Aleta kembali sebelum melangkah kearah dapur sementara Lea segera masuk dalam kamarnya lalu membaringkan tubuhnya hingga tertidur pulas.Disisi lain, Anna kini sedang berada di kantor polisi membuat laporan pengani
Pagi menjelang, Lea yang seharian dan semalaman diam di dalam kamar kini beranjak keluar saat sang Ibu memanggil namanya.Lea berjalan lemas menuju ruang makan, rambutnya yang aut-autan terlihat bak rambut singa."Kau kenapa, Le?" Tanya Nyonya Aleta pada sang putri yang terlihat tak bersemangat sangat berbeda dari hari-hari biasanya. "Apa ada masalah?" Tanya Nyonya Aleta kembali pasalnya jika Lea lemas dan tak bertenaga itu berarti gadis itu memiliki masalahLea menggeleng menjawab sang Ibu "Tidak ada masalah, Ma. Aku hanya sedikit lelah saja." Jawab Lea dengan nada parau khas orang baru bangun tidur"Bagaimana dengan kuliahmu? Apa kau sudah mendapatkan perusahaan tempat kau akan melakukan magangmu?" Lea yang tadinya sedang menegak air seketika langsung memberhentikan gerakan tangannya. "Aah!.. Bagaimana cara ku memberi tahu pada Mama jika aku mengulang proses magang tahun depan." Pikir Lea frustasi"Papamu sudah meminta tolong pada manager perusahaan tempat ia bekerja, dan manager
Alex berjalan gontai menghampiri ruang tamu menemui Lucha dan Mike yang masih duduk disana.Mike menyerengit melihat ekspresi Alex yang seperti tak bertenaga serta lemas "Ada apa lagi denganya? Tadi joget-joget kegirangan gak jelas, sekarang justru terlihat bermuram durja." pikir Mike seraya terus menatap kearah Alex yang kini mulai mendudukan dirinya disamping Lucha."Lucha, dia tidak menjawan telponku." ucap Alex tak bertenaga, membuat Luhca meninggalkan sejenak leptop yang ada dipangkuanya, meletakan leptop itu di atas meja lalu mulai menatap sang majikan dengan wajah serius begitu juga dengan Mike."Siapa yang kau maksud, Alex?" tanya Mike penasaran."Lea." sambar Alex cepat "Padahal tadi dia menjawab panggilan telponku, tapi tadi saat aku menelponnya lagi dia tidak menjawabnya." Mata Mike sedikit melotot karena akhirnya dia menemukan misteri dibalik kegirangan dan kemurungan milik sepupuhnya, Alex.Lucha menatap ponselnya melihat jam di layar ponsel itu yang kini telah menunjukan
Lea yang baru saja selsai mandi dan bersiap-siap kini tampak segar, rasa penasarannya akan informasi dirinya diterima sebagai salah satu pemagang telah membuatnya kembali bersemangat, kini gadis itu telah berdiri di halte menunggu bis hendak menuju ke kampusnya.Tiba di kampus Lea melangkah cepat menuju ruangan akademik, tanpa membuang waktu Lea langsung masuk ke dalam ruangan akademik setelah mengetuk pintu. Lea mendapati Mbak Desy, salah satu staff akademik itu tengah duduk memeriksa beberapa tumpukan kertas di depannya."Mbak Desy," sapa Lea begitu tiba di depan meja gadis bernama Desy itu.Desy meninggalkan sejenak aktifitasnya lalu menatap Lea "Iya ada apa?" Tanya Desy"Mbak Desy aku boleh liat daftar nama-nama peserta yang surat rekomendasi magangnya udah keluar gak?" Tanya Lea dengan nada sopan"Tapi setahu aku daftar nama peserta yang surat rekomendasi magangnya keluar sudah di tempel di papan bulletin kampus." Jawab Desy"Aku sudah lihat Mbak yang di tempel di papan informa
Lea meraih ponselnya ia ingin menelpon Danu, ia tidak sabar memberikan kabar gembira atas program maganya itu pada Danu. Disisi lain, Irma yang sedang berusaha menelpon nomor Lea selalu gagal akibat saluran panggilan telpon Lea selalu sibuk."Aah!.. Nanti saja ku beri tahu saat kami bertemu." Ucap Irma lalu menyerah menelpon Lea.Sementara itu Lea yang menelpon danu harus menelan kekecewaan karena kekasih hatinya itu nampaknya sedang sibuk hingga tak dapat menjawab panggilan telponnya.Lea menghela nafas berat ini masih jam 9 pagi dia merasa bosan karena tidak memiliki kegiatan lain sebelum akhirnya tersenyum "Hari ini Irma libur mengajar jadi sebaiknya aku mengajaknya menemaniku shoping untuk membeli beberapa baju yang akan ku gunakan saat magang." Pikir Lea seraya bergerak meninggalkan area kampusnya.***"Pagi, siang, sore, malam Tante." Sapa Lea pada Ibu dari sahabatnya itu begitu ia tiba di depan gerbang rumah milik Irma"Irma ada di rumah Tante?" Tanya Lea, Ibu dari Irmapun meng