Share

bab 3

"Temenin Mbak yuk Key," Ajak ku pada Keysa yang sedang duduk di ruang tengah, sambil nonton TV.

"Memangnya mau kemana Mbak," tanya nya pada ku.

"Mbak lagi pengen sesuatu Key, yang manis-manis gitu, kayak nya Mbak ngidam deh" ujar ku sambil tersenyum.

"Ya udah ayok, tapi aku mau ganti baju dulu sebentar," ujar nya dan pergi menuju kamarnya.

"Jangan lama-lama Key, Entar keburu sore" ujar ku.

"Ya Mbak, gak akan lama kok cuma ganti baju doang" jawab Keysa yang sudah masuk ke dalam kamar nya.

Aku melangkah menuju teras lebih dulu, duduk di kursi teras sambil menunggu Keysa berganti baju.

šŸµšŸµ

pov 3

Saat Risma sedang duduk menunggu pesanan martabak yang dia pesan, Risma mendengar suara yang sangat familiar, dan benar saja saat ia menoleh terlihat Reza yang baru saja keluar dari indomaret sambil membawa dua plastik putih sepertinya dia habis berbelanja.

Saat Risma tengah mengamati mereka yang sedang bercanda ria, tiba-tiba Reza menoleh ke arahnya dan Kalista juga mengikuti arah pandangan sang suami.

"Bukannya itu mantan istri kamu yang pelacur itu Mas, dan ngaku-ngaku kalau anak yang dia kandung adalah anak kamu, " celetuknya cukup nyaring sehingga Risma masih bisa mendengar dengan jelas perkataannya itu.

"Ayo kita samperin aku mau bicara sama dia" kalista menggandeng tangan Reza dan berjalan menghampiri Risma dan Keysa yang duduk di samping grobak penjual martabak.

Risma yang melihat mereka berjalan ke arah nya pun hanya bisa menahan diri agar tak memeluk Reza, jujur dia begitu merindukan pelukan hangat Reza, entah itu bawaan bayinya atau memang dirinya yang belum bisa melupakan mantan suaminya itu.

"Oh, ini ya mantan Istri mas Reza yang murahan itu, pantas saja mas Reza menceraikan mu, sudah jelek murahan lagi, anak yang kamu kandung saja tak tau siapa ayah nya, " ujar Kalista sambil menatap Risma dengan jijik.

"Eh, Mbk kalau punya mulut itu di jaga, sudah tua kok gak punya sopan santun, memang mbak Risma tak se cantik mbak, tapi setidaknya mbak Risma masih memiliki harga diri dengan berpakaian tertutup dan juga memiliki sopan santun. " ujar keysa dengan kesal dia tak terima kakak nya di hina seperti itu. apalagi mereka sedang berada di tempat umum dan menjadi pusat perhatian Keysa tak mau kakaknya di permalukan oleh wanita seperti Kalista.

"Dan asal mbk tau anak Mbak Risma itu adalah anak kandung laki-laki pengecut di samping mbak, Laki-laki yang tak memiliki rasa bertanggung jawab, yang tega menelantarkan anak dan istrinya, dan anehnya dia malah menikah dengan perempuan kayak situ, yang suka ngobral paha, kayak paha ayam aja di pertontonkan, di sini itu yang murahan bukan mbak Risma, tapi anda sendiri!!!," ujar Keysa penuh penekanan, dia tak takut sedikit pun pada Kalista dan Reza yang menatap nya dengan tatapan marah.

"Tutup mulut mu bocah,!" Kalista mengangkat tangannya siap untuk menampar Keysa tapi dengan sigap Risma menepis tangan Kalista.

"Jangan coba-coba menyentuh adik ku, jika kamu tak ingin ber-urusan dengan ku, kamu boleh menghinaku sepuas mu, tapi jangan pernah menyentuh keluarga ku," tekan Risma, dia tak akan membiarkan Kalista menyakiti keluarganya cukup hati dan rumah tangganya yang di hancurkan oleh Kalista.

"Dan untuk kamu Mas, aku tak menyangka kamu akan memilih wanita seperti dia, benar apa yang di katakan Keysa, bahwa yang murahan itu bukan aku, tapi istri mu sendiri." ujar Risma pada Reza yang masih diam, sebenarnya Risma malu jika harus berdebat di tempat umum seperti ini, karena banyak orang yang melihat berdebatan mereka bahkan ada juga yang mengabadikan momen itu.

"Ini neng martabaknya sudah siap," ucapan mang Udin membuat Risma mengalihkan pandangan dari Reza dan Kalista.

"Ini mang uangnya, makasih mang," setelah membayar Risma pun segera melangkah pergi dengan menarik tangan Keysa, karena Risma tak ingin terus-terusan menjadi pusat perhatian banyak orang.

"Heh, tunggu mau kemana kamu urusan kita belum selesai," Kalista berteriak memanggil Risma yang mulai menjauh.

"Udah lah sayang, ayo kita pulang malu di liatain banyak orang" Reza berucap sambil menggenggam tangan istrinya itu.

šŸµ

"Kenapa kamu tadi tak membelaku Mas, dan malah diam saja saat aku di permalukan oleh mantan istri mu itu," Kalista bertanya saat mereka sudah berada di dalam mobil.

"Bukan maksud Mas tak ingin membela mu sayang, tapi tadi Mas tak mau menambah keributan saja, apalagi kalian tadi menjadi pusat perhatian banyak orang di sana." ujar Reza menjelaskan.

"Tetap saja kamu salah karena tak membelaku tadi," ucap Kalista sambil cemberut.

"Jangan cemberut dong sayang, nanti cantik nya ilang loh," goda Reza sambil mencubit pipi Kalista dengan gemas.

"Ih! Kamu mah emang paling bisa membuat mood ku membaik Mas" ujar Kalista sambil tersenyum, dan sedikit melupakan kejadian yang membuat nya kesal.

Setibanya di rumah Reza, Kalista pun langsung masuk ke dalam rumah dan menemui ibu mertuanya.

"Ibu... " panggil Kalista dan langsung memeluk Bu Lusi sambil menangis,"

"Loh, loh, kanapa dateng-dateng malah nangis gini siapa yang berani membuat menantu kesangan ku ini bersedih." Tanya Bu Lusi sambil memandang Reza penuh selidik.

Reza yang menyadari tatapan ibunya pun "Bukan aku bu yang membuatnya menangis," ujar nya.

"Kalau bukan kamu terus siapa yang membuat Kalista begini." tanya bu Lusi lagi.

"Wanita murahan itu bu yang membuat ku seperti ini, dia tadi memperlakukan ku di tempat umum." jelas Kalista di sela-sela isak tangisnya.

"Maksud kamu si Risma?, " tanya bu Lusi memastikan.

"Iya bu," jawab Kalista sambil menghapus sisa air mata di pipinya.

"Awas saja kalau ibu sampai ke temu si Risma itu akan ibu permalukan dia juga, biar tau rasa dia, sudah berani membuat mantu kesanyagan ibu menangis."

Kalista yang mendengar ucapan bu Lusi pun tersenyum puas dalam hati. Karena merasa puas bisa membuat ibu mertuanya semakin membenci Risma.

**

"Key, tolong jangan ceritakan masalah tadi sama ibu dan bapak, cukup kita berdua saja yang tau," pinta Risma pada Keysa agar dia tak menceritakan kejadian tadi, Risma hanya tak ingin menambah beban fikiran orang tuanya.

"Tapi Mbak cepat atau lambat ibu dan bapak pasti akan tau juga, Mbak lihat sendiri kan tadi banyak orang-orang yang merekam perdebatan kita, dan aku pastikan hasil rekaman mereka pasti akan di unggah di sosial media." jelas Keysa.

Benar juga apa yang di katakan Keysa, pasti berita pertengkarannya tadi akan sangat cepat menyebar, karena memang banyak orang yang mem-video kejadian tadi.

"Ya biarlah Key, setidaknya ibu dan bapak tak tau kabar itu sekarang, jika pada akhirnya ibu dan bapak tau setidaknya kejadiannya sudah lumayan lama." ujarnya pada Keysa.

Saat Risma dan Keysa tiba di rumah terlihat bapak, ibu serta Adam, sudah duduk di teras depan, kenapa tatapan ibu dan bapak terlihat berbeda mungkinkan mereka sudah tau tentang perdebatan tadi, hatinya.

"Keysa, Risma cepat masuk, ada yang ingin bapak tanyakan." bapak berujar dengan sangat serius saat aku memandang ke arah Keysa guna meminta jawaban, tapi dia malah menyangkat bahunya pertanda bahwa dia juga tak tau maksud bapak.

Risma pun segera melangkah masuk menyusul bapak, ibu dan Adam yang sudah masuk lebih dulu.

Saat Risma dan Keysa sudah duduk di samping ibu, bapaknya mereka memandang Risma dengan tatapan sendu.

"Ada apa pak," Risma memberanikan diri bertanya pada bapaknya guna memecah keheningan.

"Kenapa kamu tadi hanya diam saja nak saat diri mu di hina dan di rendahkan," ujar bapak, yang membuatnya terkejut jadi benar dugaannya bahwa bapak dan ibunya sudah tau tentang pertengkarannya tadi.

"Ba-bapak tau dari mana?" tanya Risma sedikit gugup.

"Bapak melihat video nya di ponsel Adam" jawab bapak.

Risma menghela nafas, sebelum melanjukan ucapannya.

"Aku baik-baik saja kok pak, bapak tak usah khawatir," ujarnya dengan senyuman yang ia paksakan.

"Tapi kenapa mbak malah diam saja saat di hina seperti itu, kenapa gak mbak lawan" celetuk Adam.

"Kalau mbak melawan dengan hinaan juga, nanti masalah nya gak akan kelar-kelar Dam, biarlah mereka mau bilang apa asal kita tak seperti yang mereka katakan." Ucap Risma pada adik nya itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status