Mendapatkan undangan tanpa nama dan hanya tertulis tempat pertemuan membuat Kaylee terus terpikirkan. Ia pikir setelah kembali bersama Nicole, kehidupannya akan jauh lebih tenang dan nyaman, ternyata setiap saat justru lebih banyak ancaman. Banyak sekali hal-hal aneh yang membuatnya selalu terpikirkan dan semuanya tidak menemui jalan yang tepat. Seperti hari ini, pagi tadi ia menerima sebuah undangan yang ditujukan kepadanya, tetapi di dalamnya hanya tertuliskan nama tempat dan waktu pertemuan tanpa ada nama si pengundang?Kaylee dan Nicole juga lebih terbuka dengan apapun, bahkan hari ini Nicole sengaja tidak masuk ke kantor demi memastikan Kaylee baik-baik saja di rumah. Akan tetapi, waktu kian berputar dan jam sudah hampir menunjukkan waktu dimana pertemuan itu akan dilaksanakan.“Bagaimana kita tahu siapa pengundangnya jika kita pergi?” Kaylee berusaha tenang meski di dalam hatinya penuh akan kekhawatiran.Rumah mereka juga sering sekali mendapatkan kiriman-kiriman aneh. Mulai dar
“Kau memang brengsek, Kaylee! Sampai kapanpun aku tidak akan memaafkanmu.”Jasmine berbalik, tetapi langkahnya terhenti begitu matanya menangkap sosok Nicole yang berdiri tepat dihadapannya. Menghadang kepergiannya dengan senyuman simpul. Jasmine berbalik, menatap Kaylee yang beranjak dari duduknya, ikut tersenyum kepadanya.“Kalian menjebakku?”Nicole mendekat dan mengikat kedua tangan Jasmine dengan dasi yang ia lepas, membuat wanita itu berusaha melarikan diri, tetapi mendapatkan hasil nihil sebab tangan Nicole lebih kuat menahan pergerakannya.“Lebih tepatnya memastikan, bukan menjebak, Jasmine,” bisik Nicole yang kini menyeret Jasmine keluar dengan Kaylee mengikuti di belakang.“Brengsek kau, Nic!” teriak Jasmine yang tidak digubris oleh Nicole yang fokus menyeretnya keluar dari restoran yang menjadi pertemuan mereka.Kaylee yang berada di belakang sebenarnya tidak tega melihat Jasmine seperti ini, tetapi karena Nicole sudah tidak tahan dengan semua jenis ancaman yang wanita itu
“Kau serius?” tanya Nicole memastikan bahwa Kaylee tidak salah bicara sebab harapannya sudah melambung tinggi dan tidak mau jika akhirnya harus dikecewakan dengan harapan.Kaylee menatap Nicole lekat-lekat dengan sorot mata pria itu yang juga tengah menatapnya. ia tersenyum tulus lalu mengangguk. “Ya.”Nicole ikut tersenyum lebar dan masih merasa tidak percaya dengan keputusan Kaylee. Ia mengusap wajahnya dan kembali menatap Kaylee lagi. “Kau tidak berbohong, bukan? Tolong jangan membuatku kecewa.”Kaylee terkekeh dan mengangguk. “Aku tidak berbohong. Ku pikir aku harus melakukan sesuatu agar traumaku segera pergi dan keputusanku sudah bulat. Aku ingin hamil dan membesarkan anak denganmu.”Nicole masih belum percaya meski senyuman terus menghiasi bibirnya. Rasanya begitu lega meski otaknya terus saja berputar akan keraguan. Ia terkekeh dan melayangkan kecupan cukup lama ke kening Kaylee. “Terimakasih, Kaylee. Terimakasih, Sayang.”Kaylee ikut tersenyum dan memeluk pria itu. “Bantu aku
Kaylee menyunggingkan senyumnya, menatap hamparan tanaman yang tumbuh subur dengan perawatan yang selalu ia perhatikan setiap saatnya. Kehidupan tidak seburuk yang ia pikirkan ternyata. Masih banyak hal baik yang terlewati secara tidak terduga dan banyak sekali kejutan lebih indah dari yang tidak pernah ia harapkan sekalipun. Mengalir begitu saja menerpa kehidupannya yang selalu ia pikir membosankan. Sama seperti tumbuhan, akan ada banyak hal baik setelah perjalanan panjang dengan memperhatikan setiap bagiannya.Kaylee mengambil salah satu bunga mawar merah yang baru saja mekar. Ia tersenyum semakin lebar begitu melihat bahwa bunga itu mekar sempurna dengan bau harum yang begitu menenangkan. Kaylee menghirup dalam-dalam bau bunga itu, merasakan sensasi terapi alami dari mawar yang ia ambil.“Kau begitu suka dengan bunga itu, hm?”Kaylee membuka matanya yang sempat terpejam lalu menoleh untuk melihat Nicole yang baru saja bertanya padanya. Ia menampakkan senyumnya lalu mendekat. Menyod
“Apakah Katarina sempat ke rumahmu?”Kaylee yang baru saja membuka pintu terkejut dengan sosok serta pertanyaan Artur yang begitu mendadak. Ia menaikkan satu alisnya dan melihat sekujur tubuh Artur yang kotor. “Kau tidak apa?”Artur segera menggeleng. “Jangan pedulikan aku. Jawab pertanyaanku lebih dulu.”Kaylee mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya menjawab, “Ya … dia sedang tidur sekarang.”Artur menghembuskan napas lega setelah mendengar jawaban Kaylee.“Kau sungguh tidak apa?”Artur menggeleng dan menampakkan senyumnya. “Aku tak apa.”“Masuklah lebih dulu. Ganti pakaianmu sebelum pulang atau kau bisa menginap juga di rumahku.”“Tidak, tidak. Aku baik-baik saja dan aku akan pulang. aku tidak mau mengganggu Katarina untuk sekarang.”“Baiklah.”“Kaylee,” panggil Artur sebelum ia benar-benar pergi. “Boleh jika aku minta tolong padamu?”Kaylee tersenyum lalu mengangguk. “Katakan saja.”Artur mendekat dan membisikkan sesuatu kepada Kaylee sebelum akhirnya menampakkan senyu
“Artur semalam datang.”Katarina menatap Kaylee sekilas lalu kembali foku meminum susunya. “Aku tidak peduli.”“Salah, harusnya kau sangat peduli tentang hal ini.”Katarina menghembuskan napas panjang lalu menggeleng. Meminum kembali susunya lalu memejamkan mata dengan rasa nikmat yang ia rasakan dalam mulutnya. “Kau tahu kehidupan selalu bercanda? Satu menit sebelumnya kau dibuat bahagia dan dimenit berikutnya kau bahkan tidak bisa menanggung kesedihan.”“Tidak ada yang mengatakan bahwa kehidupan akan terus berjalan mulus tanpa kecurangan, Katarina. Roda terus berputar dan jika kau hanya ingin merasakan kebahagian bukan di sini tempatnya, tapi di surga dan itu belum dapat kau capai jika nyawamu masih menetap dalam tubuhmu.”Katarina mengedikkan bahunya. Menaruh gelas susunya yang sudah kosong di atas meja. “Aku tidak pernah sekalipun menyalahkan roda yang berputar atau bahkan kebahagiaan tanpa kesedihan. Aku hanya memastikan apakah pilihanku benar atau justru salah, dan itu harus dip
Sementara itu, Artur benar-benar beristirahat dengan suhu tubuhnya yang semakin hangat. Wajah pucat dengan seluruh tubuh yang terbungkus selimut sampai dada membuat penampilan Artur saat ini sungguh kasihan. Pria itu juga hanya sendirian di apartement-nya yang membuatnya tidak bisa merepotkan orang lain meski hanya untuk membelikan obat.Suara bel yang terus berbunyi tidak membuat Artur segera sadar dari tidurnya yang kurang nyaman. Sedangkan di luar pintu, Katarina menghembuskan napas lelah karena Artur tidak kunjung membuka pintu untuknya. Pria itu benar-benar menguras energy Katarina hanya untuk memaki dan memarahinya dengan semua tingkah yang dikerjakan.“Artur … sepertinya kau benar-benar tidak peduli denganku dan lebih memilih wanita itu? sialan!”Katarina geleng-geleng kepala dengan bola mata memutar. Berusaha tetap menunggu tetapi dirinya sudah satu jam berdiri di depan pintu dan tidak ada sesiapapun yang membuka. Jadi, Kaylee sepertinya juga membodohinya dengan memberitahu ba
“Artur … bangunlah.”Suara Katarina seolah masuk ke dalam mimpi Artur yang membuat pria itu hanya bergerak kecil dan tidak kunjung membuka matanya. Katarina mencoba mengambil kompresan dan menghembuskan napas pelan karena suhu tubuh Artur tidak kunjung menurun. Ia mencoba menepuk-nepuk pipi Artur agar pria itu segera membuka matanya sebab ia sudah selesai membuatkan bubur dan menyiapkan obat untuk pria itu.“Artur.”Artur masih juga belum membuka mata meski ia bisa mendengar jelas suara Katarina disekitarnya. Matanya begitu berat apalagi sifat hangat yang menjalar dari seluruh bagian tubuhnya membuatnya enggan melihat.“Artur kau harus makan sesuatu.”Artur masih bergerak tidak nyaman yang membuat Katarina mulai khawatir. Wanita itu berusaha menepuk-nepuk pipi Artur dan sesekali menggoyangkan tubuh Artur hanya demi membuat pria itu segera sadar dari tidurnya, tetapi sampai beberapa kali Katarina masih saja tidak kunjung melihat Artur membuka mata.“Hei … jangan bercanda. Ayo buka mata