Share

65: Menemui Aland

“Sabar, Nak Hafshan.”

Aland menyeringai.

“Tenangkan dirimu dan beri kesempatan untuk kita berdua membicarakan ini. Agar kamu tidak hanya menyalahkan pihakku saja.”

Mata Abizar memerah. Dari ujung irisnya sudah berair, lelaki itu mengeraskan rahang.

Memilih menahan diri dan emosi, Abizar menurut saat dituntun Aland ke ruangan yang lebih pribadi. Sepanjang jalan Aland terus memamerkan senyumnya yang sebenarnya miris.

Diikuti oleh Dimas dan Alif, Abizar sampai di sebuah ruangan yang sangat tertutup. Jarang ditemukan jendela dan ventilasi, hanya beberapa untuk jalur udara. Tidak seperti ruangan luar lainnya, yang dimana-mana full dengan kaca. Aland menepuk tangannya dari dalam, beberapa pelayannya datang. Dalam bahasa Inggris, Aland menyuruh mereka membawakan minuman dan makanan.

Bagi Aland, Abizar adalah ‘tamu spesial’ yang patut ‘dimuliakan’.

“Silahkan duduk, Nak Hafshan. Cari letak nyamanmu, agar lebih rileks dengan obrolan kita.”

Saat Aland menjatuhkan pantat, Abizar ikut menjatuhkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status