PlakkkSebuah tamparan yang cukup keras mendarat tepat di pipi Carla hingga memerah lebam, wanita itu hanya bisa tertunduk lemah di hadapan suaminya yang sangat kejam. Lelaki yang seharusnya bisa menjadi pelindung Carla dan menjaganya dengan baik justru malah memberikan derita juga kekerasan padanya, sehingga Carla tak tahu lagi harus bersyukur atau tidak memiliki suami seperti Jourdy Fernando. “Kau benar-benar tak takut padaku, ya?” teriak Jourdy di depan wajah Carla. Kedua mata Carla terpejam ketakutan melihat amarah suaminya, bibirnya kaku dan tak mampu menjawab perkataan Jourdy padanya.Hal ini membuat Jourdy semakin marah pada Carla dan ia kembali berteriak, “Apakah kau bisu? Sepertinya kau tak bisa bicara! Aku menyesal telah menikahi wanita sepertimu!” “Kalau begitu ceraikan saja aku!” sahut Carla dengan berteriak tak kalah kencang dari Jourdy. Mendengar jawaban Carla, Jourdy terdiam tak menyangka. Ia cukup terkejut melihat Carla berani membentaknya balik seperti ini, Jourd
“Selamat pagi, Jourdy!” sapa Kania hangat.Jourdy mengerjakan matanya berulang kali, memastikan penampakan di depannya saat ini memanglah nyata. Wajahnya terlihat sangat kebingungan, sebab tak menyangka jika mantan istrinya berada di rumahnya begitu saja padahal ia tak merasa menyuruhnya untuk datang.“Mengapa kau ada di sini?” tanya Jourdy heran. Sambil merangkul hangat bahu lelaki itu, Kania tersenyum manis pada Jourdy kemudian menjawab, “Aku sengaja datang ke sini pagi-pagi, karena aku ingin menyiapkan sarapan untukmu.”“Tak perlu, karena aku sudah punya istri.” Jourdy menolak mentah-mentah niat baik Kania padanya sembari menghempaskan lengan wanita itu dari tubuhnya. Kania tahu akan penolakan yang pasti dilakukan Jourdy, sehingga ia sudah tak kaget lagi. Namun bukan Kania namanya, jika ia mudah menyerah begitu saja. Meskipun Jourdy sudah memiliki istri lagi tapi ia akan tetap berusaha untuk mendapatkan hati Jourdy kembali, “Loh tapi bahkan sekarang istrimu belum bangun, jadi un
“Kevin, kau akan pergi ke mana?” tanya Lula dengan wajah kebingungan sekaligus mencemaskan putranya.Kevin hanya menjawab tenang, “Aku akan pergi mencari Carla, aku tak bisa saja membiarkan istri berada di luar sana entah di mana.” Lula menghela nafasnya dengan kasar namun terkesan malas karena ia sudah benar-benar enggan mendengar nama wanita itu di telinganya, “Cukup, Kevin. Kau tak perlu mencari Carla lagi, untuk apa kau terus memikirkan wanita yang sama sekali tak peduli lagi padamu.” “Bu, mengapa ibu selalu mengatakan hal seperti itu pada Carla? Aku yakin kalau Carla masih sangat peduli padaku, lagipula bagaimana jika ternyata Carla sedang berada dalam masalah ini dan tak ada yang bisa menolongnya.” Kevin masih bersikeras mempertahankan niatnya untuk mencari keberadaan Carla. Rasanya Lula sudah tak tahan lagi dengan semua sandiwara yang ia sembunyikan selama ini sehingga ia segera menjawab, “Carla sudah pergi meninggalkanmu, Kevin. Dia sudah menceraikanmu, jadi kalian sudah be
“Kau bahkan tak mengucapkan terima kasih kepadaku, Jourdy.” Hanna melakukan protes terhadap Jourdy.Jourdy hanya menghela nafasnya dengan malas sembari menatap datar ke arah Hanna yang sejak tadi pagi terus mengomel padanya, “Bisakah kau berhenti mengomel seperti ini? Aku benar-benar sudah lelah mendengarmu, jadi tolong berhentilah!” “Aku tak bisa berhenti karena kau telah melukai perasaanku,” sahut Hanna ketus dengan sedikit emosi. Sebenarnya Jourdy sudah malas berurusan dengan Hanna yang terus mengganggunya, hanya saja ia merasa tak punya tempat untuk bersandar lagi kala hatinya sedang gundah dan gelisah. Apalagi meskipun sekarang Jourdy sudah menikah dengan Carla namun hubungan keduanya sama sekali tidak seperti sepasang suami istri, mereka saling bersikap dingin dan tak memperdulikan satu sama lain. Sedingin dan sekejam apapun Jourdy, ia tetaplah manusia biasa yang tak ingin merasa kesepian. Dan kehadiran Hanna setidaknya bisa membantu Jourdy mengatasi rasa sepinya yang seringk
Carla berjalan dengan sangat cepat keluar dari gedung perusahaan milik suaminya yang cukup besar, hatinya benar-benar marah dan muak pada tingkah laku Jourdy yang masih saja memperlakukannya dengan buruk.Padahal Carla hanya berusaha untuk bisa membuat hubungan mereka menjadi lebih harmonis, karena meskipun Carla tidak mencintai Jourdy namun ia tahu kalau dirinya tidak akan bisa lepas dari lelaki itu. Sehingga mau tak mau Carla harus menerima takdirnya yaitu menjadi istri Jourdy, ia hanya berusaha menciptakan hubungan yang rukun diantara mereka. Tanpa diduga Jourdy mengejar kepergian istrinya, ia dengan cepat menangkap lengan Carla menahan wanita itu untuk semakin menjauh. Carla yang terkejut dengan cengkeraman Jourdy segera menatap lelaki itu kebingungan, ditambah sedikit emosi karena masih belum bisa melupakan kejadian yang terjadi beberapa waktu lalu. “Apa yang kau lakukan?” tanya Carla heran. “Kau mau pergi ke mana?” tanya balik Jourdy dingin. Carla terkekeh kecil dengan sinis
Hanna baru saja keluar dari kantornya, berniat mengejar kepergian Jourdy dan Carla yang mungkin memang telah beranjak dari tempat itu. Namun pandangannya kini tertuju pada seorang lelaki yang sedang duduk sendirian di bangku trotoar dengan tatapan yang kosong, Hanna mengenal lelaki itu sehingga ia memutuskan untuk menghampirinya.Dengan senyuman yang sangat manis Hanna menyapa lelaki itu, “Hai, Kevin.”Spontan Kevin menoleh ke arah wanita yang baru saja menyapanya, keningnya langsung berkerut kencang berusaha mengenali Hanna tetapi sepertinya ia benar-benar lupa dan tak dapat mengingat apapun mengenai wanita itu. “Maaf, kau siapa? Mengapa kau mengenalku?” tanya Kevin dengan sopan dan ramah. “Astaga, Kevin? Apakah kau benar-benar tak mengenaliku?” ujar Hanna dengan sedikit kecewa dan berusaha menggoda Kevin. Sembari duduk di samping lelaki itu Hanna kembali berkata, “Oh ayolah, Kevin. Bagaimana bisa kau melupakanku?”“Apakah kita saling mengenal sebelumnya? Tapi aku benar-benar tak
“Jourdy, lepaskan aku! Kau menyakitiku!” protes dengan sangat kesal dan penuh emosi.Bukannya mendengarkan keluhan sang istri, Jourdy malah terus menariknya masuk ke dalam kamar mereka. Barulah di sana Jourdy melepaskan Carla dengan membanting tubuh wanita ke atas kasur, Carla hanya bisa pasrah dan merasakan sedikit ngilu di tubuhnya yang mungil. Mereka saling bertatapan dengan tajam, sama-sama merasakan kesal satu sama lain. Apalagi Jourdy sangat muak pada tindakan yang dilakukan istrinya barusan, ia tak pernah mengizinkan wanita itu pergi keluar dari rumah namun mengapa Carla malah melanggar aturannya. “Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak pergi dari rumah tanpa sepengetahuanku, mengapa kau malah terus melanggarnya seperti ini?” bentak Jourdy kesal. Carla benar-benar tak mengerti apa alasan Jourdy mengurungnya di rumah seperti ini, Carla juga tak tahu apa yang sebenarnya Jourdy takutkan jika Carla berada di luar rumah. Padahal sekalipun Carla kabur, ia tak pernah tahu harus per
“Mengapa kau masih ada di sini?” tanya Jourdy yang terlihat kebingungan dengan keberadaan Kania yang masih berada di rumahnya.Padahal tadinya Jourdy pikir wanita itu sudah pergi dari rumahnya sejak ia berangkat ke kantor, namun rupanya mantan istrinya itu masih saja belum pergi. Entah apa yang ada di pikiran Kania saat ini, wanita itu terus mengganggu hidupnya sejak Jourdy menikah dengan Carla.“Pergilah! Kau harus sadar diri,” ujar Jourdy ketus tanpa memikirkan perasaan Kania. Bukannya menjawab perkataan Jourdy, wanita itu malah menyelonong masuk ke dalam kamar Jourdy. Sontak Jourdy terkejut melihat tindakan Kania, segera Jourdy menyusulnya masuk ke dalam. “Apa yang kau lakukan, sialan?” bentak Jourdy pada Kania dengan sangat kesal. Termasuk Carla juga sangat terkejut dengan kedatangan Kania ke dalam kamar mereka, wanita itu benar-benar tak tahu malu karena seenaknya masuk ke kamar orang lain tanpa wajah yang berdosa. Namun dengan santainya Kania berkata, “Aku hanya ingin memast