Share

Pengakuan Pak Seno

TIARA langsung mengangkat tangan kanannya untuk melihat arloji ketika memasuki ruang kerja. Dari Sinta, gadis itu diberitahu jika Seno sudah menunggu di dalam ruangan. Ia telat sepuluh menit dari waktu yang dijanjikannya sendiri.

"Selamat siang, Pak Seno. Mohon maaf sekali Bapak harus menunggu saya yang datang terlambat," ujar Sinta begitu melihat punggung seorang lelaki paruh empat puluhan tahun.

Seno memutar kursi, lalu bangkit berdiri sembari pentangkan senyum lebar. Kepalanya dianggukkan sedikit sebagai bentuk penghormatan pada Tiara.

"Selamat siang, Ibu Tiara," ucap Seno. Pandangan matanya mengikuti langkah Tiara yang tergesa menuju ke balik meja. Begitu atasannya itu duduk, Seno ikut kembali duduk pula.

"Jalanan macet, Bu?" tanya Seno membuka obrolan.

Hari-hari belakangan lalu lintas Jakarta memang sering macet di siang hari. Pekerjaan proyek fly over di beberapa titik menyebabkan arus kendaraan tersendat. Bahkan di jalan tol sekali pun. Namu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status