Share

Penjelasan

Terkadang perasaan cemas tak diterima oleh lingkungan merupakan sebuah ancaman. Pemikiran buruk selalu menghantui. Akan seperti apa ke depannya? Mampukah menjalani hari-hari dengan orang baru? Ken punya kecemasan itu ketika ia kali pertama menginjakkan kaki di sekolah. Ia menatap halaman yang luas di depan sebuah gedung bertingkat yang terlihat sangat megah layaknya istana yang ada di buku dongeng.

            Ia sempat ragu dan berpikir lebih baik pulang saja dari pada melanjutkan masuk ke sekolah. Ini bukan hanya ketakutan tak diterima melainkan ia juga belum bisa memahami bahasa mereka seutuhnya. Rina mengelus surai hitam Ken, ia mengamati gerak-gerik keraguan di setiap langkah cucunya. Ia berjongkok dan mengeratkan mantel dingin Ken.

            “Boy, tidak apa-apa. Mereka semua baik kok.” Ia tersenyum.

       &n

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status