Share

Bab 35 - Cemas.

"Kenapa, Dek. Kok melamun?" Mas Andri menghempaskan bobot didepanku. "Arya tidur?" katanya lagi.

"Iya." jawabku sambil menoleh kearah Arya.

"Kenapa? Kok kaya ga semangat gitu?" Mas Andri menatap lekat.

Aku menarik nafas dalam, sebelum mengeluarkan suara. "Jujur saja aku tidak nyaman ada disini," ucapku pelan.

"Kenapa, bukannya Ibu sudah baik?" kepalaku mendongkak, menatap lekat sorot matanya.

"Seharusnya, jika sudah menikah apa lagi punya anak. Sudah seharusnya kita hidup mandiri, Mas." ucapku hati-hati.

"Terus ... kamu maunya gimana, ngontrak?" tanyanya.

"Ya. Engga masalah sih, Mas. Ngontrak tiga petak juga, yang penting ga satu atap sama mertua." jawabku. "Tinggal satu rumah, ga jarang selalu ada bentrok. Kurang nyaman, karna aku selalu merasa ada mata yang mengawasi gerak-gerikku." sambungku dengan suara pelan. Berharap Mas Andri mau mendengar kata-kataku.

"Tapi sayang uangnya, Dek. Bayar kontrakan mahal, lebih baik ditabung uangnya." bantah Mas Andri.

"Mahalnya berapa sih, paling
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status