Share

BAB 22 Tante Anin?

“Br353k mati lampu lagi!” umpat ayah. Beliau sedang mencarghe ponselnya. Aku yang sedang membaca Alquran sangat jelas mendengar umpatan ayah. Karena pintu kamar aku buka sedikit sedang ayah ada di ruang tengah.

Ayah aneh semua orang pergi ke masjid menunaikan kewajibannya sebagai seorang mulsim beliau malah sibuk dengan ponselnya. Syukurin mati lampu.

Aku berniat mengingatkan ayah untuk salat isya dulu, tapi keburu Tante Anin menimpali makian ayah.

“Makanya kita pulang aja di sini serba susah,” sahut Tante Anin.

“Besok pagi kita pulang, tapi aku mau kamu di sini dulu sampai liburan sekolah anak-anak selesai.”

“Enggak mau, Mas. Nanti aku diperlakukan seperti babu sama mereka.”

“Aku sudah bilang ambil hati mereka. Alya itu hatinya lembut seperti Tari dia mudah diluluhkan. Sedang mertuaku cenderung mengikuti. Kalau Alya suka padamu mereka juga akan suka.”

“Enggak mau, Mas ... cukup sekali ini aku diperlakukan tidak hormat. Kamu tahu masa harga diriku dibilang jauh lebih rendah dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status