Gilang berdiri mematung di koridor rumah sakit. Dia sedang menunggu Max, Asisten Faith untuk bergantian berjaga dengannya.Gilang ingin pulang ke apartemennya untuk mandi dan mengganti pakaiannya dengan yang baru. Sepertinya dia sudah kegerahan dari tadi.Kedatangan Mark yang tiba-tiba malah mengagetkan dirinya."Woi, Bro! Melamun saja, Lo!" sapa Max sambil menepuk pundak Gilang."Sialan Lo, Max! Gue pikir Lo siapa!" kaget Gilang sambil memegang dadanya.Entah kenapa setelah ke luar dari ruang kontrol CCTV tadi, Gilang merasa gelisah dan dia tidak tahu penyebabnya apa."Wei ... Bro! Lo kenapa? Kok seperti takut begitu? Apakah Lo telah berubah menjadi seorang penakut, sekarang?" tanya Max heran kepada Gilang."Nggak lah! Enak saja!""Terus Lo kenapa?" Max terus saja mendesak Gilang."Ikuti gue," ucap Gilang dingin.Lalu keduanya pun berjalan menuju ke taman rumah sakit itu. Max semakin curiga jika ada sesuatu yang tidak beres yang baru saja terjadi. Makanya Gilang mengajaknya berbicara
Namun ditengah rasa lelahnya, tiba-tiba saja ada sebuah mobil mini bus yang berhenti tepat di belakang Gilang. Beberapa orang berbadan kekar mulai ke luar dari dalam mobil itu dan dengan segera melakukan penyerangan.Salah satu dari orang-orang itu mengatakan jika mereka adalah suruhan dari Asisten Max untuk membantu Gilang. "Anda tenang saja Tuan Gilang. Pihak berwajib sedang dalam perjalanan menuju ke tempat ini. Gilang mengangguk pasti, lalu kembali melakukan penyerangan. Tak berapa lama setelah itu, bunyi sirine polisi mulai berkumandang dari kejauhan. Orang-orang yang tadi menghadangnya seketika kabur dari tempat itu tanpa kecuali. Sayangnya tidak ada bukti yang dapat diambil dari mereka.Para komplotan itu bergerak sangat cepat meninggalkan tempat itu tanpa menyisakan satu bukti pun."Tuan Gilang, Anda telah aman sekarang. Silakan lanjutkan perjalanan Anda, beberapa dari anak buah saya akan mengawal Anda sampai di tujuan dengan cepat." seru Komandan Polisi yang bertugas mala
"Max itu orang kepercayaan Tuan Faith! Dia juga sangat jago bela diri dan ahli dalam menyusun strategi!" seru Robin kepada orang-orang itu.Namun sepertinya mereka sama sekali tidak mengenal Max."Dasar nggak becus!" seru Robin marah.Pagi pun tiba, Pukul enam pagi, Kasih terbangun dari tidurnya. Hari ini dia ada janji dengan Lovlyta, sang sahabat sekaligus calon adik iparnya, untuk pergi ke salon bersama.Akan tetapi sepertinya ada yang berbeda di dalam kamar Kasih saat ini. Sayup-sayup dia dapat mendengar bunyi dengkuran laki-laki di dalam kamarnya."Si ... siapa laki-laki yang berada dalam kamarku?" tanyanya gusar pada dirinya sendiri.Suara orang yang sedang mengorok itu berasal dari sofa yang letaknya sedikit jauh dari ranjang. Karena penasaran, Kasih pun segera melangkah ke sofa dan ingin melihat siapa orang yang berani-beraninya masuk ke dalam kamarnya dan numpang tidur di sofa.Kasih pun berjalan dan mulai mendekati sofa. Dia sangat kaget saat mengetahui jika Faith yang seda
Aku sedang tidak bercanda. Ini semua demi kebaikanmu!" seru Faith lantang."Kebaikan bagaimana sih, Mas?""Hei, Kasih Alayah! Kamu tahu kan jika Robin sedang ingin mengacaukan semuanya. Kamu masih bertanya kenapa?" Faith semakin marah.Sementara Kasih diam dan tidak dapat menjawab perkataan Faith. Karena semua yang dikatakan oleh pria itu adalah kebenaran. Lalu Faith terlihat fokus kepada ponselnya. Sang pria sedang menelepon salah satu salon ternama di Jakarta untuk mengirimkan beberapa karyawannya di Kediaman Hoewar. Alangkah senangnya hati Kasih mendengar jika pihak salon akan datang ke rumah. Dia pun baru menyadari begitu berkuasanya sang calon suami."Kamu dengar sendiri? Orang salon yang akan datang ke sini. Jadi kamu dan Lovlyta, tidak perlu ke luar rumah lagi." seru Faith kepada calon istrinya."I ... ya, Mas. Terima kasih, ya." ucap Kasih sambil tersenyum."Oh ya, jangan lupa pagi ini Oma Meri akan kembali dari rumah sakit. Jadi kamu jangan lupa untuk menyambut Oma.""Iya,
Di sebuah apartemen,Robin terlihat mengepalkan tangannya karena semua rencananya gagal total untuk melakukan sesuatu kepada Oma Meri karena Faith telah memindahkan sang nenek ke kediaman Hoewar."Sial banget! Kurang ajar Lo, Faith!" geramnya tak tertahankan.Robin pun segera menyuruh anak buahnya untuk memata-matai Kediaman Hoewar. Namun sayangnya hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh orang-orang suruhannya karena rumah keluarga Faith sangat di jaga dengan ketat."Sial! Sial! Sial!" Robin terlihat marah besar sekarang. Pria itu tak dapat berbuat apa-apa saat ini. Bahkan kariernya dia pertaruhkan demi membalaskan dendamnya kepada Faith karena telah merebut wanita yang dirinya sayangi.Kali ini Robin akan fokus dalam menggagalkan pernikahan Faith dan Kasih."Bagaimana pun caranya, pernikahan itu harus batal! Saya harus bisa menggagalkan semuanya!" tuturnya kepada dirinya sendiri.Robin pun segera menelepon seseorang dan ingin ngobrol langsung dengan orang itu untuk membicarakan re
Setelah selesai makan siang, Faith pun mulai menjelaskan kepada Kasih rencana pernikahan yang telah dirinya rancang sendiri.Gadis itu terus saja menyimak perkataan Faith dari awal sampai akhir. Tanpa mengatakan atau membantah sedikit pun. Baginya menikah dengan cinta terpendamnya selama ini, adalah impian terbesarnya. Apalagi Faith juga merupakan cinta pertama dan terakhir di dalam hidupnya. Dia terus saja diam tanpa mengatakan apa pun, karena dia sangat setuju dengan semua pandangan Faith itu. "Jadi konsep pernikahan kita adalah garden party. Bagaimana pendapatmu? Apakah kamu setuju? Jika kamu kurang suka, kita bisa mengganti konsepnya," tutur Felix kepada sang calon istri. Kasih masih tetap diam bahkan semakin diam. Sang gadis juga mulai gugup saat ini."Hei, Sayang? Kamu kok diam saja? Ayo katakan sesuatu?" seru Faith kepadanya.Faith menjadi bertanya-tanya kenapa Kasih menjadi diam.Dia pun mulai menebak-nebao jika sang calon istri tidak menyukai idenya itu."Atau kamu tidak s
Hari pernikahan pun tiba.Hari sabtu kali ini akan menjadi hari yang sangat spesial untuk Kasih dan Faith karena hari ini, keduanya akan mengikat janji suci pernikahan mereka. Pernikahan tersebut dilangsungkan secara privat party sehingga tamu undangan hanya berjumlah tiga ratus orang saja, yang terdiri dari keluarga kedua belah pihak mempelai dan beberapa kolega perusahaan. Pengamanan menuju Kediaman Hoewar juga telah diperketat. Tamu dan undangan yang masuk ke lokasi pesta harus menunjukkan ID Card dan undangan pernikahan.Tamu dan para undangan telah hadir semua. Taman samping rumah telah disulap menjadi lokasi pesta dengan thema white garden party, semua dekorasi hampir didominasi dengan warna putih. Warna kesukaan Kasih.Faith sedang berdiri di depan altar menunggu Kasih yang akan berjalan menuju ke arahnya. Sebentar lagi mereka akan saling mengucapkan janji nikah diantara keduanya, di hadapan pemuka agama dan para tamu dan undangan lainnya. Kasih sangat cantik hari ini, d
Vini, sahabat Kasih juga ikut mengucapkan selamat kepadanya. "Kas ... selamat, ya! Langgeng terus dan tetap happy!" doa Vini untuk sahabatnya."Thanks ya, Vin."Lalu gadis itu berbisik di telinga Kasih,"Kas ... gue tunggu cerita Lo tentang first night kalian! Hi-hi-hi!" Seketika wajah Kasih menjadi pucat mendengar ucapan Vini. Malam pertama sungguh sesuatu yang sangat dirinya takuti. Apalagi Kasih adalah seorang dokter. Pasti sangat mengetahui tentang itu.Tak lupa juga Lovlyta, sang adik ipar ikut memberi selamat untuk Faith dan Kasih. "Kak Faith, congrat! Kasih! Finally kita akhirnya bersaudara!" ujarnya sambil memeluk mempelai wanita, sahabatnya dari kecil. Semua orang berbahagia hari itu. Sampai acara selesai pada malam harinya, kedua mempelai masih terlihat berbinar-binar wajahnya. Tamu dan para undangan mulai berpamitan, acara pun selesai digelar. Semua berjalan dengan sempurna. Tanpa gangguan sedikit pun. Dengan dibantu oleh Vini dan Lovlyta, Kasih pun dituntun untuk mas