Saat Hades kebingungan karena tidak tahu harus berbuat apa lagi agar bisa mengalahkan ular itu. Tiba-tiba pecahan dia merasakan sesuatu yang bergetar di saku celananya. Getaran tersebut sedikit mengganggu fokusnya. "Sialan!" Hades memaki dalam dengan suara pelan. Dia dengan keras meraba sakunya lalu mengeluarkan benda yang bergetar itu. Untuk beberapa saat dia tercengang di tempat tatkala melihat benda yang ada di sakunya itu. Awalnya dia berpikir benda yang bergetar itu adalah handphonenya. Namun, setelah meraba dan mengeluarkannya. Ternyata benda tersebut adalah pecahan batu yang didapatnya saat di pelelangan tempo hari. Hades mengingat saat itu dia akan meneliti batu tersebut. Akan tetapi, ada beberapa hal kecil yang mengganggunya. Hingga membuatnya terpaksa harus menunda penelitian tersebut. Dan sekarang benda itu bergerak-gerak. Seolah-olah ingin mengatakan sesuatu. "Ada apa dengan benda ini?" tanya Hades pada dirinya sendiri. Dia mengerutkan keningnya karena tidak tahu apa
Setelah semua energi sejati yang bertebaran itu meresap habis ke dalam tubuh Hades. Tiba-tiba energi sejati tersebut menyerang beberapa titik meriannya. Dia merasakan rasa sakit yang amat sangat menyakitkan di dalam tubuhnya. Hades berteriak kesakitan sambil mengepalkan kedua tangannya. Dia menahannya rasa sakit tersebut sekuat tenaga. Butiran keringat membanjiri tubuhnya. Setelah beberapa saat rasa sakit itu perlahan-lahan mereda. "Untunglah rasa sakit itu tidak bertahan terlalu lama!" ucap Hades sambil menghela napas panjang. Seolah-olah semua keajaiban itu belum berakhir. Hades dapat merasakan kekuatannya meningkat berkali-kali lipat. Tidak sampai disitu saja secara mengejutkan meridiannya yang ke enam berhasil ditembus. Dan seolah-olah tubuhnya transparan, Hades secara mengejutkan dapat melihat ke dalam tubuhnya. Dia menyaksikan energi sejati tersebut tidak berhenti di meridian ke enamnya. Energi tersebut menerjang ke meridian ketujuhnya. Menerobos pintu besar yang menghalangi
Hades menolak tawaran wanita paruh baya itu. Namun, wanita itu tetap memaksanya. Hades tidak punya pilihan lain selain mengikuti peraturan wanita itu. Dia dengan sopan menerimanya. Dan kebetulan juga perutnya mengeluarkan suara yang menandakan bahwa dia benar-benar kelaparan. Akan sangat tidak sopan jika dia terus-menerus menolak kebaikan orang lain. Meskipun dia dilahirkan dari keluarga kaya dan berkuasa. Akan tetapi, dia sudah diajarkan sopan santun sejak kecil. Dia tahu batasan kapan menolak dan menerima tawaran seseorang. Dan lagi dia belum mengetahui tujuan wanita itu menawarkan makanan padanya. Meskipun, dia sedikit mencurigai tindakan wanita paruh baya itu. Akan tetapi, jika dia menolak bantuan tanpa alasan yang pasti. Semuanya akan terlihat sangat tidak sopan. Tidak berselang lama wanita paruh baya itu datang lagi dengan makanan yang sangat lezat di tangannya. Wanita itu menyiapkan beberapa jenis makanan yang terbuat dari daging ayam. Dan menghidang
Hades berjalan ke arah tempat di mana biasanya orang-orang menaiki kendaraan umum. Namun, sebelum dia melangkah ke sana. Tiba-tiba dia menyadari sesuatu yang terasa janggal di hatinya. "Tunggu! Ini tidak benar kan? Jika, aku naik kendaran umum dengan pakaian seperti ini. Bisa-bisa aku di usir bahkan sebelum aku bisa memasukinya." Hades memandang pakaiannya yang kotor dan robek di beberapa bagian.Dia sebenarnya sama sekali tidak bermasalah menggunakan pakaian ini. Namun, ketika memikirkan tentang pandangan orang-orang tentang dirinya. Dia merasa harus mengganti pakaiannya terlebih dahulu sebelum menghentikan kendaraan umum. Hades bukannya takut dengan pandangan ataupun hinaan orang lain. Akan tetapi, yang ada di pikirannya saat ini. Dia takut akan diusir oleh penumpang lain. Dan dia juga malas mendengar hinaan dan makian dari orang-orang yang akan dijumpainya. Bukan maksud Hades untuk menilai buruk pada orang lain. Namun, kebanyakan orang yang
Dia datang kesini untuk membeli pakaian buka untuk mendengarkan hinaan dari mereka. Hades tidak tinggal diam lagi. Dia mengeluarkan aura seorang petarung profesional. Tubuhnya memancarkan aura yang sangat menakutkan. Sebagai seorang petarung bintang delapan. Dia tidak akan tinggal diam begitu saja ketika melihat seseorang menyerangnya. Saat jarak antara Hades dan dua penjaga keamanan itu semakin dekat. Hades berinisiatif untuk menyerang kedua orang itu terlebih dahulu. Dia melakukan penyerangan dengan kekuatan yang sangat besar. Bagaimanapun dia belum bisa mengontrol kekuatannya itu secara sempurna. Oleh karena itu ketika Hades melakukan penyerangan. Kecepatan serangnya sangat cepat bahkan sebelum kedua penjaga keamanan itu melakukan pembelaan. Hades sudah terlebih dahulu mendaratkan pukulan yang sangat kencang pada perut kedua orang itu. "Apa!" Orang-orang yang ada di tempat itu ternganga. Mereka semua tercengang ketika melihat tubuh kedua penjaga keam
"Apa kau sudah menggunakan kartu bank itu!" Hades berkata masih dengan sikap acuh tak acuh. Dia sudah mengganti pakaiannya dengan yang baru. Kini aura ketampanannya terpancar dari tubuhnya. Semua orang menatapnya dengan penuh kekaguman. Mereka semua mengagumi pria kaya tampan dan sangat kuat seperti Hades. Apalagi ketika mengingat sikap mendominasi yang Hades tunjukkan beberapa saat lalu. Semua orang yang ada di sana terpesona oleh sosok Hades. Mereka mencuri-curi pandang ke arahnya. Bahkan ada sebagian yang mengedip-ngedipkan matanya. Dengan harapan dapat menarik perhatian pemuda itu. Namun, Hades sama sekali tidak memperdulikan mereka. Clara memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya. Seketika dia terpana di tempat. Bagaimanapun, orang yang sekarang ada di hadapannya jauh berbeda dari yang sebelumnya. Jika, sebelumnya penampilan Hades sangat menjijikkan dan menakutkan. Sekarang penampilan pemuda itu sungguh menyenangkan dan mengeluarkan pesona
Dia melihat sebuah lukisan yang menggambar tentang pedesaan jaman dulu. Hades dapat merasakan perasaan nyaman saat memandangi lukisan itu. Seolah-olah dia dapat melihat kehidupan nyaman dan tentram yang dijalani oleh orang-orang yang ada di dalam lukisan itu. Dia memandangi lukisan itu untuk waktu yang lama. Hingga tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Hades melihat ke arah jam yang ada di dinding museum itu telah menunjuk ke angka enam. Dia menyadari sudah waktunya untuk pergi meninggalkan tempat itu. Bagaimanapun sebentar lagi tempat itu akan di tutup dan kembali dibuka besok pagi pukul tujuh lima belas. "Aku melupakan sesuatu." Hades menepuk keningnya. Dia baru mengingat bahwa belum memiliki tempat untuk ditinggalinya di kota ini. "Aku akan tinggal di hotel untuk beberapa hari kedepan. Sebelum aku mencari perumahan yang nyaman untuk ditinggali." Hades bergumam sambil menikmati kehidupan malam di kota itu. Hades berjalan kaki mencari tem
"Sialan! Aku akan membunuhmu sekarang juga, bajingan!" teriak Yael seraya bangkit dari tempatnya terjatuh. Dia merasa harga dirinya sebagai salah satu orang yang dihormati di dunia bawah tanah Kota Brazing sedang di injak-injak. Dan dia juga yakin teman-temannya juga pasti akan menertawakannya. Jika, dia tidak membunuh orang yang telah menginjak-injak harga dirinya itu. Yael mengerahkan semua kekuatan yang ada dalam dirinya. Dia mengumpulkan semua kekuatannya di tangan sebelah kanan. Sebelum kembali melakukan serangan ke arah pemuda itu. Dengan kecepatan yang sangat cepat. Menghadapi serangan berapi-api dari Yael. Hades menyipitkan matanya dengan kerutan yang terlihat di dahinya. Kekesalan dan ketidaksenangan tergambar di raut wajah Hades. Dia menatap tajam ke arah Yael yang menyerangnya itu. Dia tidak menunjukkan sedikitpun rasa takut di wajahnya saat menghadapi serangan itu. Meskipun serangan Yael terlihat begitu menakutkan. Akan tetapi, di matanya se