Menyuruh mereka untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah disampaikan, Tuan Moore. Fin memiliki banyak pertanyaan di benaknya tentang tujuan Tuan Moore menyelamatkan Hades. Meskipun, dia mengetahui bahwa Hades adalah orang yang telah menyembuhkan putri kecil Tuan Moore. Akan tetapi, menilai dari pengorbanan yang Tuan Moore keluarkan. Itu sudah lebih dari cukup untuk membalas budi pada Hades. “Sudahlah, itu semua bukan urusanku.” Fin beranjak pergi dari tempatnya. Dia akan kembali kerumah malam ini. Bagaimanapun dia sudah lama tidak berjumpa dengan istri dan anaknya. Dia juga seorang manusia yang membutuhkan kehangatan keluarga. ***Tidak terbatas waktu berjalan begitu cepat malam berganti pagi dan pagi berganti malam. Tujuh hari telah dilalui oleh seluruh dunia. Termasuk orang-orang yang mendapatkan misi dari Victor. Mereka telah menghabiskan waktunya dalam menjalankan misi tanpa mendapatkan hasil apapun. Meskipun begitu mereka tetap mencari keberadaan Hades k
Sesampainya di halaman depan. Hades disuguhi oleh pemandangan yang sangat mengerikan. Suasana di sana benar-benar sangat menegangkan. Di mana suara khas patah tulang yang menggema di tempat itu. Dia menyaksikan pertarungan antara dua kubu yang tidak seimbang. Bagaimanapun jumlah orang di salah satu kubu jauh lebih sedikit daripada jumlah kubu pada yang lainnya. Namun, dari kejadian itu ada satu hal yang membuatnya mengerutkan kening. Di saat tiga puluh empat orang anak buahnya sedang bertarung melawan musuh yang menyerang ke markas. Dia melihat salah satu anak buahnya sedang menonton pertempuran tersebut sambil menyilangkan kedua tangannya. Hal itu cukup membuat darahnya mendidih. ‘Sial! Kenapa si bodoh itu hanya menyaksikan teman-temannya dipukuli!’ Hades mengutuk perilaku anak buahnya yang tidak setia kawan itu dalam benaknya. Dia berjalan ke arah pemuda tersebut lalu memukul kepala bagian belakang pria itu. “Ada apa yang sedang kau lakukan disini, Zake!” Hades berkata dengan na
Pertarungan antara dua kelompok di depan manor terus berlanjut dengan sengit. Suara pukulan serta suara khas patah tulang dan teriakan kesakitan dari orang-orang masih menggema di sana. Zake dan kawan-kawan semakin terdesak. Musuh berhasil memanfaatkan kelengahan yang sempat Zake dan yang lainnya tunjukan. Hingga membuat kemenangan bagi pihak musuh semakin jelas. Hades menyaksikan pertarungan itu dengan serius ada sorot mata khawatir yang terpancar dari tatapan. Dia mengamati setiap gerakan musuh dan pertahanan yang ditunjukkan oleh anak buahnya. Dia menyadari banyak celah dan kekurangan dalam diri Zake dan yang lainnya. Pertahanan yang mereka lakukan memiliki banyak celah dan terlalu lemah. Hingga membuat musuh dapat dengan mudah melayangkan serangan fatal pada tubuh mereka masing-masing. “Aku harus meningkatkan jadwal pelatihan mereka. Kalau tidak! Aku tidak yakin mereka dapat mengalahkan musuh ketika waktunya tiba, menguasai dua kota besar.” Hades bergumam sambil menghabiskan ko
Hades tersenyum dingin tatkala melihat orang-orang yang melarikan diri itu. Dia menendang beberapa kerikil ke arah orang itu. Lalu secara akurat kerikil-kerikil tersebut mengenai paha kedua puluh orang yang melarikan diri itu. “Aaakh!!!” Orang-orang itu berteriak kesakitan. Teriakan mereka semua menggema di halaman depan manor. Membungkam suara pertarungan di sana. Kedua puluh orang terus berteriak kesakitan. Darah mengucur deras dari paha mereka semua. Pemandangan itu berhasil menghentikan pertarungan yang terjadi. Semua orang secara serempak mengalihkan pandangan ke arah dua puluh orang itu. Mereka semua menatap tajam ke arah orang-orang yang melarikan diri itu. Kemarahan di hati mereka semua sudah tidak terbendung lagi. Terutama untuk teman-teman mereka yang masih bertarung melawan Zake dan yang lainnya. Mereka semua merasa dikhianati oleh teman seperjuangan. Mereka disini berjuang untuk kemenangan. Namun orang-orang itu malah melarikan diri tanpa memperdulikan nasib mereka sem
Oleh karena itu mereka menyerah dan menjatuhkan lutut secara bersamaan setelah melihat salah satu dari mereka memulainya. Menyerah sambil memohon pengampunan dari lawan memang sangat memalukan bagi reputasi mereka. Akan tetapi, mereka tidak memiliki pilihan lain saat ini. Mereka masih ingin menikmati hidup lebih lama lagi. Apalah artinya sebuah reputasi, jika mereka sendiri bahkan tidak bisa melanjutkan kehidupan. Adegan itu mengejutkan semua orang, terutama Quest dan yang lainnya. Mereka telah menghadapi orang-orang ini sejak awal dan bahkan mereka sempat berpikir untuk menyerah. Namun, siapa sangka orang-orang ini akan menyerah terlebih dahulu. ‘Sialan! Dasar para pengecut. Kenapa kalian baru berlutut sekarang hah! Bukankah jika kalian bertindak seperti ini lebih awal akan lebih bagus! Aku tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk menghadapi kalian semua!” Quest membatin dengan kesal. Quest hampir melompat dan menendang orang-orang yang sedang berlutut itu. Namun, dia sekuat
“Aku akan segera melaksanakannya, Tuan.” Weston menjawab sambil menganggukkan kepala. Dia membungkukkan badannya ke arah Hades lalu pergi dari tempat itu menjalankan perintah yang telah diberikan padanya. Dia membawa semua rekan yang terluka ke aula utama lantai satu. Sesuai instruksi yang Hades berikan. Weston berbeda dengan yang lainnya. Dia tidak adalah orang yang cerdas dan cergas dalam segala hal. Jujur saja Hades lebih mengagumi Weston daripada Zake. Bagaimanapun Weston memiliki bakat dan kepintaran di atas rata-rata. Setelah menganggukkan kepala, Hades mengalihkan pandangannya ke arah Zake. Pria yang beberapa saat lalu tidak menghiraukan larangannya. Pria itu sangat ketakutan tatkala mendapatkan tatapan tajam dari Hades. Dia tidak bisa menahan tubuhnya yang mulai gemetar ketakutan. Zake merasakan hawa dingin seketika memenuhi tubuhnya. Sorot matanya tidak dapat menyembunyikan perasaan ketakutan yang dia rasakan saat ini. “Apa kau tidak akan memberikan penjelasan apapun pad
“Apa kamu baik-baik saja!” ucap wanita itu dengan lembut sambil mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.Menatap lurus ke arah mata Hades, seolah-olah memberinya kekuatan. Hades tersenyum lembut saat menatap wajah cantik dan manis milik Walz. Lalu dia mendaratkan kecupan pada bibir mungil milik wanita itu. Lalu mengacak-acak rambut panjang Walz lalu berkata dengan nada hangat. “Aku baik-baik saja, Walz.”Hades membalas pelukan wanita itu dengan hangat. Dia membelai punggung Walz dengan lembut. Dia dapat merasakan gunung kenyal milik Walz yang menyatu dengan dada kekar miliknya. Hal itu menghilangkan semua kesuraman yang beberapa saat lalu dirasakan. Senyum lebar menghiasi wajah tampannya.Walz menggembungkan kedua pipinya dengan mata yang terbuka secara sempurna. Wajahnya mulai memanas, semu merah berangsur-angsur mewarnai pipi gemoy milik wanita itu. Dia memelototi Hades dengan sengit tatkala pemuda itu mendarat ciuman ringan di bibirnya. Dia terlihat sangat imut dan menggemaskan dengan
Namun, tsunami tersebut tidak mampu untuk menghancurkan bangunan tinggi tersebut. Tidak berselang lama kedua orang itu berhenti berteriak. Kedua memejamkan mata dengan tenang. Seolah-olah tidak pernah terjadi apapun pada diri keduanya. Mereka memejamkan mata secara spontan seolah-olah mendapatkan instruksi dari seseorang. Kedua orang itu mentransfer sisa-sisa kekuatan yang mereka miliki. Mengarahkan gelombang energi tersebut ke dalam pusaran inti meridian mereka. Mereka memaksa gelombang energi itu untuk menghancurkan pintu besi yang menghalangi meridian ke satu mereka. Semua orang melihat butiran keringat yang bercucuran di wajah kedua pemuda tampan itu. Kekhawatiran dan kecemasan serta rasa penasaran terkumpul di hati mereka semua tatkala menyaksikan perubahan di ekspresi wajah Azzura dan Berry. Mereka semua masih menunggu dengan sabar apa yang akan terjadi pada kedua pemuda itu, setelah keduanya meminum ramuan yang Hades buat. Setelah beberapa saat Azzura menjadi orang pertama