Share

BAB 22

Aku mengangguk, sementara wanita yang pernah menjadi kakak iparku itu mengelus dadanya. Tentu ini hal yang sangat mengejutkan untuknya. Selama ini, ia yamg banting tulang untuk mencukupi kehidupan rumah tangganya, sementara suaminya hanya ongkang-ongkang kaki dan berselingkuh dengan istriku.

"Ya sudah, Mbak. Aku pulang dulu, sudah mau magrib," ucapku berpamitan pada Mbak Sinta.

"Iya, Gan. Hati-hati di jalan. Terima kasih, sudah menceritakan semuanya padaku."

Aku mengangguk, lalu pergi dari restoran tersebut dan melajukan mobil. Saat melewati kantor, kulihat Intan masih berdiri di depan kantor sendirian.

Kulewati ia begitu saja, meski terlihat bahwa ia mengenali mobilku. Pun saat sudah melewatinya, ia masih menatap ke arah sini. Tiba-tiba, hujan mengguyur. Aku mencoba untuk tak memedulikan keberadaan Intan di belakang sana.

"Ah, sial!"

Otak dan hatiku tidak sinkron. Aku merasa khawatir ia akan sakit, dan memutuskan untuk berbelok. Sampai di depan kantor, ia sudah tak ada. Ah, mun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status