Share

Sebuah Tuduhan

Tadinya dia berniat kembali ke ruangan itu untuk mengambil pita rambutnya yang tertinggal. Sebelumnya dia pergi terlalu terburu-buru hingga tanpa sadar meninggalkan pita birunya di sana. Namun saat dirinya hendak memasuki ruangan, telinganya justru menangkap percakapan dan niat jahat dari kedua kakak beradik itu.

Ravena memutuskan untuk tetap di tempatnya, berdiri di balik dinding dan menguping percakapan dua pangeran itu.

‘Menjadi selirmu? Cih!’ Ravena memaki dalam hati, menertawai kepercayaan diri pangeran Athens yang di luar nalar.

“Terima kasih pada pita biru kesayanganku, berkatmu aku jadi mengetahui rencana jahat mereka berdua. Tapi sayangnya aku harus merelakanmu tetap berada di sana, maaf.” Ravena bermonolog dalam hati, saat ini dirinya sudah sepenuhnya keluar dari kastil Llyn.

“Ravena! Apa kau baru saja keluar dari kastil Llyn?” Ravena menoleh, matanya melotot sempurna saat mendapati Noland yang sedang bergerak menuju ke arahnya.

“Ssstt kecilkan suaramu. Kita sedang berada di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status