Setelah cukup lama, barulah Brockley menjawab, “Meskipun berat dan tidak memihak bagi perempuan, aku setuju dengan kebijakan semacam itu. Tujuannya mulia, yakni biar tidak akan ada permusuhan di antara saudara kandung dalam tujuan memperebutkan kekuasaan. Namun, yang perlu diperhatikan adalah Raja Avraam mengharuskan seorang Raja juga harus menjadi seorang Panglima perang, itu berarti beliau membuka pintu kematian bagi sang Raja. Ketika sang pemimpin telah mati dan dia belum sempat mempunyai keturunan, lantas bagaimana?”
Raja Grock menghela napas kasar. Dari segi usia dan kedewasaan serta pengalaman, dia masih kalah dari kakaknya. “Aku bisa merasakannya, Komandan. Aku mengkhawatirkan diriku sendiri. Jika aku mati, aku tidak tahu bagaimana nasib kerajaan yang didirikan oleh .....”
Brockley langsung menoleh dan menghunjamkan tatapan tajam. Dia mencegah adiknya untuk berkata, ‘Ayah kita.’
Menerima tatapan tajam itu, Raja Grock terkesiap. “Oleh Raja Avraam.
Ketika situasi telah aman terkendali, Lothar mengendap-endap masuk ke dalam kamar tidur Hopkin. Dia sudah siap dengan pedang di tangan. Cukup satu tebasan di leher, lalu dia akan segera keluar dari kamar dan kembali bertugas seperti biasa di gedung militer.Namun, saat Lothar mengayunkan pedangnya, Hopkin terbangun dan sangat kaget. Dia sigap, lalu berdiri dan menghindari serangan.“Lorris, kau mau membunuhku?!” sentak Hopkin tercengang. Lalu dia pun menjerit histeris, “Tolong! Pengawal!”Karena sudah ketahuan, Lothar tidak mungkin bisa mengelak atas tudingan apa pun nantinya. Dari pada dia dihukum tapi Hopkin tidak mati, lebih baik Hopkin mati saja sekalian, tidak lah mengapa jika nanti dia harus dihukum mati.“Kau adalah pembunuh Raja Avraam dan Ratu Megan! Kau juga mau membunuh Raja Grock!” Lothar mengamuk. Dia mengayunkan pedangnya dengan sangat kerasa berulang kali.Namun, Hopkin cukup lincah untuk menghinda
Setelah itu, Hopkin langsung menuju gedung peradilan dan memaksa hakim agar segera memberikan keputusan berat saat itu juga. Hakim yang merupakan teman dekat Mundric sejak lama pun tak membuang-buang waktu.“Saudara Lorris telah melakukan perencanaan pembunuhan terhadap Jenderal Muda Hopkin di kamar tidur kediaman rumah dinas Jenderal pada malam hari, namun upaya tersebut berhasil digagalkan. Oleh karena itu, Hakim memberikan putusan kepada Sudara Lorris, hukuman penggal.”Tidak masuk akal.Padahal, setetes darah pun tidak keluar dari tubuh kotor Hopkin.Lothar meronta. “Aku tidak terima keputusan tersebut, Yang Mulia Hakim. Hukuman tersebut tidak setimpal jika dibandingkan dengan kesalahanku.”Meski Lothar terus berkoar, namun putusan Hakim sudah bulat, maka saat itu juga Lothar langsung diseret ke tempat penghakiman, tertutup. Hanya ada tiga algojo yang tertutup mukanya yang akan memenggal kepala Lothar.Biasanya, h
Ada satu rencana besar dari Mundric dan Hopkin setelah melakukan spionase terhadap Brockley, yakni berencana melakukan kudeta. Pada masa pemerintahan Raja Avraam, Mundric sempat pernah melakukan kudeta, menggulingkan kekuasaan Raja Avraam, namun gagal. Maka kali ini Mundric akan kembali mencoba upaya tersebut. Tidak ada opsi lain yang harus mereka lakukan, selain dengan secepatnya segera menggulingkan Raja Glora saat ini. Jika langkah kali ini kembali gagal, entah apa yang akan kembali Mundric rencanakan. Mengetahui bahwa Mundric telah menggerakkan sebagian prajurit untuk menyerang istana, Brockley segera menemui Raja Grock dan mendiskusikannya. Maka atas perintah Raja, sebagian besar pasukan yang tidak bergabung dengan pasukan Hopkin, lantas dikumpulkan di sekitar istana. Militer Kerajaan Glora terbagi menjadi dua. Kubu pertama dipimpin oleh Komandan Fricker, dan kubu lainnya dipimpin oleh Jenderal Muda Hopkin. Siang hari ini kedua kubu sudah saling berhadap-hadapan di depan gerba
Setelah Hopkin dan Mundric puas dan bungkam, barulah Brockley bicara. Brockley memanfaatkan momen. Pada kesempatan hari ini dia bakal membongkar semua kebobrokan dua orang itu di hadapan semua militer, biar mereka pada tahu siapa sebenarnya Mundric dan Hopkin. Brockley beberapa saat mengedarkan pandangan ke arah ribuan pasukan. “Siapa di antara kalian yang mengutuk para pembunuh Raja Avraam dan Ratu Megan?” Suara Brockley sangat keras dan mampu didengar oleh semua orang tanpa terkecuali. Mereka serempak menjawab bahwa mereka mengutuk para pembunuh Raja dan Ratu. “Apa hukuman yang pantas bagi para pengkhianat?” Suara ribuan orang pun menyatu padu. “Hukuman mati! Hukuman mati!” “Ya, jika hampir membunuh Jenderal Muda saja dipenggal kepala, apalagi telah membunuh Raja dan Ratu. Maka, para pengkhianat harus mendapatkan hukuman setimpal. Nyawa dibayar nyawa!” Mundric dan Hopkin mendengar cukup jelas apa yang Brockley katakan. Sekarang malah ayah dan anak itu yang kikuk. Karena memang
Kepala Desa Ferro dan Tabib Saxon? Bagaimana bisa Brockley membawa dua orang tersebut ke sini? Beberapa hari yang lalu saat rencana kudeta disampaikan oleh Mundric, saat itu juga Brockley langsung mengutus lima orang pasukan untuk segera menjemput Kepala Desa Ferro dan Tabib Saxon. Alasan kenapa Tabib Saxon mau pergi ke istana Gloriston adalah karena dia yakin bahwa Brockley merupakan orang baik, dan dia sangat tidak menyangka kalau dalam waktu yang sangat cepat pemuda yang pernah berkunjung ke tempat pengobatannya tersebut bisa langsung menjadi seorang komandan. Selain itu, jika Tabib Saxon menolak kemauan tersebut untuk dijadikan sebagai saksi, maka bisa saja nantinya dia malah dijadikan salah satu tersangka. Sebelumnya, Tabib Saxon meminta jaminan dari Raja Grock dan Komandan Fricker agar dia tetap aman dan selamat dari hukum. Sedangkan Kepala Desa Ferro, mendapatkan ancaman keras bahwa pihak kerajaan telah mengetahui semua kebobrokannya selama ini, seperti menyulitkan masyara
Namun, Mundric, Hopkin, para perwira, dan orang-orang terdekat mereka telah berbohong. Sekitar empat ribu pasukan menyesali perbuatan mereka, lalu menghadap Brockley dan menyampaikan sumpah setia terhadap kerajaan dan rakyat. *** Keesokan harinya, segelintir orang yang biasa berada di istana kerajaan dan gedung militer, tiba-tiba menghilang. Dari sini Brockley pada nantinya akan tahu siapa saja yang merupakan pengkhianat kerajaan. Setelah dilakukan pencarian yang cukup lama di semua tempat, termasuk kediaman dinas, Mundric dan komplotannya tidak juga diketemukan. Fix, mereka telah melarikan diri, keluar dari Gloriston menuju ke negeri yang cukup jauh. Bahkan, Mundric telah membawa istri dan sebagian hartanya. Kepergian Mundric dan Hopkin telah menambah keyakinan semua orang bahwa Brockley berada di pihak yang benar. Brockley segera mengutus pasukan untuk segera memulangkan Raja Grock dan lainnya, termasuk istrinya. Setelah mereka semua telah berkumpul, Herbert menyesali keputu
“Apa berita besarnya?” Mundric pun menjawab, “Putrimu bernama Lucilla Augustina ternyata bernama samaran Riley Royse. Dia dibawa oleh seorang lelaki bernama Fricker dan telah menikah baru-baru ini. Yang Mulia, Fricker telah menghancurkan semua impian besar kami. Jadi, kami memohon bantuan dari Kekaisaran Omra.” Mundric meminta kepada Kaisar Aurelix untuk memerangi Brockley beserta pasukannya. Berharap Brockley mati dan pasukannya kalah, begitu pula Raja Grock, diharapkan mati, lalu dia yang bakal berkuasa, meskipun nantinya menjadi pemerintahan boneka di bawah Kekaisaran Omra yang sebenarnya juga mau runtuh. Ironis...... Kaisar Aurelix bingung mengekspresikan seperti apa. Dia bahagia, terharu, cemas, tapi juga marah. Kenapa ada orang yang berani menyimpan putri yang telah dia cari selama dua puluh lima tahun lebih lamanya? “Baiklah! Aku akan memerangi Fricker dan Kerajaan Glora! Kirimkan lima puluh ribu pasukan menuju Gloriston sekarang juga!” *** Raja Grock mengumumkan kepada
Riley tidak lagi bekerja sebagai pelayan istana sesuai dari perintah suaminya. Maka dia lebih sering berada di dalam rumah, menyibukkan diri dengan membaca, menjahit, memasak, dan berbuat sebagaimana seorang istri di rumah. Ketika sedang santai, siang itu dia kedatangan tamu. Terdengar suara ketukan pintu. Segera Riley membukakan pintu. Seorang gadis berumuran belasan tahun tampak memasang wajah memelas, mengharapkan kasih. Dia tampak bersedih dan kebingungan. Melihat gadis kumal itu, Riley terenyuh, dan teringat dirinya sendiri. “Aku kehilangan orang tuaku. Tadi kami pergi berbelanja di pasar.” Riley memperhatikan sekujur tubuh gadis tersebut. Dia pikir, sangat jarang ada seorang anak kecil tampak kumal di Gloriston. Sebab, Raja tidak akan membiarkan ada pengemis, gembel dan semacamnya berkeliaran. “Kau berasal dari luar?” tanya Riley lalu menyuruh gadis bernama Tina itu masuk ke dalam. Tina malah bergeming dan menunduk. “Aku mau bertemu Ayah dan Ibu.” Riley menawarkannya makan