Share

Lima Puluh Sembilan

"Tunggu, sebelum ijab kabul, saya mau tanya dulu, apa mahar yang akan diberikan pada anak saya untuk pernikahannya?" tanya Bu Rina sesaat sebelum Sinta diminta untuk menempati posisinya sebagai mempelai perempuan.

"Seperangkat alat sholat, Bu," sahut Tony singkat dan cepat. Malas menunda-nunda waktu.

"Cuma seperangkat alat sholat? Bukannya kemarin kami minta mahar perhiasan emas murni sebanyak lima puluh gram? Itu juga masih terlalu sedikit untuk melamar anak gadis saya," ucap Bu Rina dengan nada tinggi.

"Emas? Maaf, Bu. Saat ini harga perhiasan emas sedang melonjak tinggi. Jadi saya berpikir sayang jika beli emas sekarang. Harga sangat mahal, takutnya besok-besok turun drastis, rugi nanti, Bu," sahut Tony lagi dengan ekspresi tenang.

"Kalau begitu, beri saja anak saya mahar lima puluh juta rupiah, setara dengan emas yang dia minta kemarin!"

"Maaf, Bu. Saat ini saya nggak bawa uang cash. Nanti setelah menikah saja, gampang urusannya," sahut Tony lagi dengan sabar.

Lalu setelah berucap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status