Share

BAB 22-DUDUK

Sinar matahari semakin lama semakin redup, yang tersisa hanyalah warna merah kehitaman yang menutupi langit pada sore itu. Seperti berusaha untuk tetap memancarkan sinarnya, meskipun sang bulan dan bintang timur sudah perlahan muncul dan menggantikan cahayanya untuk menerangi malam.

Di tengah sawah, terlihat tiga orang yang sedang berjalan perlahan dengan obor yang dan lampu minyak yang mereka bawa dari warung sebagai penerang jalan.

Rasa takut, rasa gundah dan rasa khawatir karena salah satu teman mereka yang tiba-tiba hilang membuat mereka berteriak sepanjang jalan. Meneriakan nama teman mereka dengan harapan teman mereka yang hilang itu akan menjawab teriakan mereka.

“DARMAAAAAAANNN!!”

“A DARMAAAAAAAAAN!!”

Rusdi dan Parman terus-menerus berteriak sepanjang sawah itu, beberapa kali mereka mencari di kebun, mencari di tumpukan jerami dan saung-saung. Juga mencari di kolam-kolam ikan yang ada di pinggir jalanan tersebut.

“Kalian itu su

pujangga manik

Terima kasih ya sudah menjadi pembaca setia KUTUKAN LELUHUR Tetap support ya dan ajak juga yang lain untuk ikut membaca KUTUKAN LELUHUR ya Vote dan komen adalah tambahan nyawa untuk saya agar terus semangat mengupload bab terbaru setiap harinya

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kincuf
. isi ceritanya mengambil daerah kawasan mana ya. klu boleh tau
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status