Share

Siapa yang Pamer

PoV Ines

Kami berjalan beriringan keluar dari ruang rawat inap. Awalnya aku ingin menginap menemani ibu, tetapi setelah melihat sikap Mbak Ulfa yang belum berubah membuatku harus mengurungkan niat.

Samar aku merasakan isakan tangis yang tertahan.

"Ibu kenapa menangis?" Aku menoleh dan mendapati pipi wanita yang sangat kusayangi itu sudah basah.

Aku mengusap tangannya. "Ini pasti karena Mbak Ulfa, ya. Maafkan kakakku, ya, Bu,"

Tanganku mengepal menahan amarah. Mbak Ulfa sudah membuat ibu mertuaku yang baik ini meneteskan air mata. Bu Mila pasti sudah sejak dari masih berada di dalam menahan air mata agar tidak tumpah dan begitu keluar ruangan baru bisa menangis sepuasnya.

"Ibu kasihan padamu, Nes. Punya kakak kok judes seperti itu dan ucapannya itu, lho, pedasnya mengalahkan cabai setan. Sepertinya kalian tidak pernah akur, ya?" tanya ibu seraya mengusap pipinya yang basah.

Aku hanya meringis.

"Ibu tidak bisa membayangkan bagaimana dulu kalian berada dalam satu atap. Pasti ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status