Leluhur Klan Xiyan atau Xiyan Chi menatap sinis ke arah komandan Ye Shinji. Dengan nada yang sangat arogan dia berkata, "Memangnya kenapa jika aku ingin ikut campur dalam perang ini? Apakah kalian berdua tidak terima?"Spontan wajah komandan pasukan militer Kekaisaran Naga serta Patriark Klan Chan menggelap karena tidak menyangka akan tanggapan yang seperti itu. Namun mereka hanya bisa menggertakkan giginya saja tanpa berani bertindak sebab sadar dengan kemampuan yang mereka miliki dan tidak ingin menyinggung klan shandian yang melegenda."Wanita tua! Kau telah berani membunuh pemuda bernama Tian Lin yang seharusnya aku lindungi! Itu artinya kau telah mengumandangkan perang dengan Klan Lin-ku!" Leluhur Lin Lie berteriak marah dan wajahnya benar-benar sangat suram karena dirinya tidak tahu lagi harus berkata apa jika sampai kakak tertuanya yang merupakan orang terkuat di Klan Lin menanyakan perihalnya."A-apa! Kau membunuh Tuan Muda Tian?" sontak tubuh komandan Ye Shinji bergetar hebat
Swoosshhh...Swoosshhh...Swoosshhh...Pusaran angin berwarna hitam yang tercipta dari elemen angin milik Komandan Ye Shinji terus menciptakan badai dan kerusakan pada tempat di sekitarnya. Energi alam langit dan bumi juga terus-terusan terserap dengan begitu tajam dan masuk ke dalam tubuh Sang Komandan kalau berubah menjadi energinya yang tidak terbatas."Kauu.. Kau bagaimana mungkin dapat sekuat ini! Kau pasti bukan orang dari Klan Ye! Aku tahu semua tentang mereka sebab Kami semua adalah para pelindungnya!" Kata Leluhur Xiyan Chi sembari terus memegangi dadanya yang terasa sangat sakit seperti hendak meledak."Melindungi? Sejak kapan 4 klan shandian melindungi Klan Ye-ku, hah? Bukankah sebelumnya kami juga telah mendatangi kalian sebelum terjadinya perang yang dibawa oleh Klan Chan dan mengatasnamakan Pangeran Kedua? Lalu apa jawaban kalian ini dan benarkah kalian merupakan pelindung dari Klan Ye?" Komandan Ye Shinji mencibir dengan sangat keras dan tegas. Luka dalam hatinya kepada
Sebenarnya baik komandan Ye Shinji maupun Leluhur Lin Lie masih tidak percaya bahwa pemuda tampan yang tidak lain adalah Tian Lin akan dapat selamat dari serangan yang begitu mengerikan seperti tapak petir milik Leluhur Xiyan Chi. Bahkan pemuda itu sama sekali tidak terluka parah dan hanya terlihat sedikit ada noda darah di sudut bibirnya."Maaf sebelumnya, anak muda! Apakah kau adalah Tian Lin?" Leluhur Lin Lie menghentikan pemuda itu dan bertanya mengenai identitasnya."Benar! Aku adalah Tian Lin. Mungkinkah Hua'er telah menceritakan semuanya? Dan kalau boleh saya tahu, siapa anda bagi Hua'er?" Tian Lin menjawab dan mengangguk membenarkan identitasnya lalu bertanya balik kepada pria tua itu."Ah! Ternyata begitu. Lin Hua adalah cucuku dan Patriark Lin Kai adalah keponakan dari kakak tertuaku. Oiya, namaku Lin Lie!" Kata pria tua itu memperkenalkan dirinya sendiri."Oh.. Ternyata begitu! Mungkin Hua'er telah menceritakan sedikit banyak tentangku. Salam Leluhur Lie!" Tian Lin mau tidak
Pada akhirnya, setelah semua orang yang memiliki kedudukan tinggi mengemukakan pendapat mereka dalam rapat tersebut, di ambillah kesimpulan bahwa mereka akan melawan siap siapapun yang berani mengacau kekuasaan Kekaisaran Naga dengan bantuan Klan Lin atas dasar perjanjian yang telah di lakukan ribuan tahun silam dengan Yang Mulia Kaisar Dewa Naga Emas.Selain itu, Klan Lin juga akan membujuk Klan Dongfang dan Klan Lubai untuk ikut serta menjaga Kekaisaran Naga dengan berbagai cara dan alasan masuk akal, terlepas dari Pangeran Ye Gui yang memang masih berada di kubu lawan.Tian Lin sendiri hanya menyimak semua itu dan dirinya sebagai orang yang memiliki identitas pendatang baru merasa tidak terlalu memiliki hak untuk mengikuti perencanaan perang tersebut. Meski sebenarnya alasan perang itu juga termasuk karena dirinya yang membunuh 2 anggota inti Klan Xiyan. Oleh karena itu, dia hanya memberikan tanggapan 'iya' dan setuju saja kepada rencana yang mereka buat dengan pertimbangan yang lua
Semua mata kini terfokus pada satu arah di mana sumber suara yang begitu merdu itu berasal. Mereka semua mengerutkan keningnya karena gadis cantik layaknya seorang Dewi yang turun dari kahyangan itu meminta untuk ikut berperang.Lin Kai atau Patriark Klan Lin sekaligus ayah dari gadis yang tidak lain adalah Lin Hua segera bereaksi paling awal dengan raut wajah yang tidak enak di pandang, "Tapi nak, ini adalah hal yang sangat berbahaya bagimu!"Lin Hua tersenyum tipis melihat betapa ayahnya terlihat sangat mengkhawatirkannya. Dia lalu berkata, "Bukankah ayah dan para Kakek semua akan mengikutkan semua orang yang sudah berada di Ranah Raja ke atas untuk ikut perang? Lalu aku kan sudah di Ranah Setengah Dewa? Bukankah ini tidak adil untuk mereka?"Patriark Lin Kai sama sekali tidak bisa berkata-kata lagi karena sikap putrinya benar-benar menunjukkan keadilan dan kebijaksanaan yang luar biasa. Harusnya semua orang tua akan sangat senang jika memiki putri yang seperti itu. Tapi entah menga
"Klan Lubai, ya? Hmm.. Ini akan sedikit sulit, tapi aku memang tahu tempat mereka tinggal dan memiliki portal teleportasi untuk menuju ke sana. Namun aku tidak bisa menjamin kalian akan dapat membujuk Pak Tua Lubai itu untuk ikut serta dalam peperangan melawan Klan Chan dan Klan Xiyan yang mungkin beraliansi, sebab selama ini mereka benar-benar telah tertutup dan vakum dari dunia luar jauh lebih lama daripada kami..""Alasan mengapa kami tidak ingin ikut campur dan hanya menempatkan beberapa perwakilan di ibukota Kekaisaran Naga itu adalah karena memang tidak di perlukan lagi. Sedangkan orang-orang yang di tinggalkan di sana hanyalah simbolis saja untuk menghormati janji kami dengan Yang Mulia Kaisar Dewa Naga Emas!" Leluhur Dongfang Wei menjelaskan dengan panjang lebar."Tapi.." Pria tua itu sengaja menghentikan ucapannya sehingga membuat Leluhur Lin Lie dan Tetua Keempat Lin Fei mengangkat satu alisnya."Tapi jika benar Klan Xiyan sampai berkhianat dan beraliansi dengan klan ahli ra
"Senior, tenanglah! Anda bisa membunuh keponakan saya!" Seru Leluhur Lin Lie sembari mengerahkan energi Qi miliknya untuk melindungi Tetua Keempat Lin Fei.Zheep! Zheep! Zheep!Ledakan aura kultivasi serta Niat Membunuh yang begitu pekat dari Leluhur Lubai langsung mengundang 7 leluhur yang lainnya. Mereka semua yang terdiri dari para pria dan wanita tua segera muncul dengan senjata masing-masing yang telah terhunus serta siap untuk melakukan serangan.Namun, mereka segera berhenti saat melihat sosok yang familiar sedang berdiri bersama Leluhur Tua Lubai bersama seorang pria paruh baya."Salam senior dan saudara-saudaraku sekalian!" Kata Leluhur Lin Lie menyapa mereka semua dengan ramah."Lin Lie?" Mereka mengerutkan keningnya karena mereka semua tentu mengenali sosok Leluhur Lin Lie ini."Benar, saudara dan seniorku semua. Aku adalah Lin Lie!" Leluhur Lin Lie membenarkan sembari menganggukkan kepalanya."Lin Lie, bagaimana kamu bisa datang ke sini dan kakak tertua bisa begitu marah b
Perlu diketahui bahwa seseorang yang memiliki pemahaman tertinggi dalam menggunakan senjatanya merupakan harta karun hidup bagi siapapun yang menggunakan senjata yang sama dengan orang tersebut.Mereka semua akan menganggapnya sebagai guru besar, terlepas dari seberapa muda atau seberapa lemah kultivasi orang tersebut. Intinya, selama dia memiliki pemahaman yang lebih tinggi, maka dia memang patut dan pantas untuk menerima penghormatan dari semua orang yang menggunakan senjata sama.Menjunjung tinggi atau menghormati pemilik pemahaman tertinggi dari pemahaman bersenjata sama saja dengan menghormati semua orang yang menggunakan senjata yang sama. Namun, berani mencelakai atau menghina orang tersebut maka sama saja dengan melumuri wajah semua orang yang menggunakan senjata yang sama dengan kotoran babi.Hal ini tentu saja tidak bisa dibiarkan. Terlebih, Tian Lin ini masihlah sangat muda namun telah mencapai pemahaman tertinggi yaitu pada pemahaman Tubuh Pedang, yang mana dikatakan bahwa