Zheep!Tian Lin muncul di atas Ja Bu dan Putri Pa Nie yang sedang berlatih bersama Xu Yang dan Xu Yuan. Dia menggunakan elemen bayangannya untuk menyembunyikan keberadaan serta auranya sehingga tidak ada di antara mereka yang menyadarinya. Tian Lin dapat melihat bahwa kedua muda-mudi jenius dari Kota Malong itu tampak bekerja dengan sangat keras sekali untuk mengalahkan kedua seniornya yang terlebih dahulu memasuki Gerbang Langit Ling.Xu Yang sendiri yang hanya seorang bocah, kini kekuatannya telah melejit jauh hingga mencapai kultivasi Ranah Master Tahap Akhir yang sewaktu-waktu dapat menerobos ke ranah selanjutnya. Dia benar-benar seorang monster yang nyata dengan kejeniusan luar biasa. Tian Lin sungguh sangat beruntung menemukan bocah ini dan memasukanya ke dalam anggotanya sehingga dia dapat melihat dengan mata kepalanya sendiri akan kelahiran sosok Dewa Racun yang sesungguhnya.Elemen racun Xu Yang sendiri telah benar-benar kuat setelah sebenarnya menyatu dengan elemen kegelapan.
Tian Lin tentu telah mengetahui bagaimana sikap dan sifat tengil dari bocah berumur 13 tahun itu. Dia yang memang masih memiliki pemikiran bocah tentu merasa begitu bangga dengan kekuatan yang ditorehkannya, terlepas dari ukuran tubuhnya yang bongsor dan terlihat seperti anak berusia 16 tahun.Xu Yang merasa bahwa dia itu adalah jelmaan monster yang sesungguhnya karena pada usianya yang begitu muda telah mencapai Ranah Master Tahap Akhir yang sangat sulit untuk digapai oleh mereka yang dikatakan jenius sekalipun.Ya, meskipun setiap ucapan yang sebelumnya dia berikan kepada Putri Pa Nie memang benar dan sangat membangun, namun itu hanya akan berlaku saat berlatih saja. Lain halnya ketika sudah selesai berlatih, bocah itu akan menjelma menjadi sosok yang sangat menjengkelkan namun tidak ada yang berniat untuk menghajarnya mengingat umurnya yang masih begitu muda."Kau memang begitu jenius di usiamu dan aku tidak memungkirinya sama sekali! Namun sikap tengil dan usilmu Sepertinya harus
"Maaf, paman Lin Za?" Lin Hua mengangkat satu alisnya karena terkejut sekaligus tidak senang."Nona Hua, aku tidak bisa membawa pemuda ini masuk ke dalam klan," kata Lin Za menegaskan."Tapi mengapa, paman Lin Za? Dia adalah temanku! Dia juga-.." Belum selesai Lin Hua menyelesaikan kata-katanya, Lin Za sudah memotongnya."Sekali lagi saya mohon maaf, Nona Muda Hua! Saya tetap tidak bisa mengantarkan pemuda ini masuk ke dalam klan. Tidak! Saya kira bukan hanya saya saja, tapi semua pengantar dan penjemput pasti akan menolaknya!""Tapi mengapa? Tahukah paman jika pemuda ini memiliki lencana emas milik klan kita? Dan tahukah jika yang memeberikannya adalah ayahku? Paman pasti mengerti artinya ini bukan?" Lin Hua sudah sangat geram dan marah akibat penolakan yang tidak dia ketahui alasannya ini."Tetap saja, Nona Hua! Bahkan jika itu Patriark yang memberikannya, saya tetap tidak bisa! Lalu mengenai alasannya, Nona Hua bisa menyuruh pemuda ini pergi satu hari mengelilingi kota maka dia pas
Raut wajah terkejut tampak tergambar dengan jelas dari 15 kultivator yang sedang meledakkan aura mereka untuk menekan pemuda bertopeng separuh wajah yang mereka kepung. Orang-orang itu dapat melihat bahwa pemuda itu sama sekali tidak menunjukkan ekspresi yang berubah sedikitpun dan tetap berdiri di tempatnya tanpa tergoyahkan."Kalian telah mengetahui bahwa aku adalah orang yang telah membuat Xiyan Sun dan Xiyan Heng sekarat hingga akhirnya dibunuh oleh hewan buas, kalian pasti juga tahu bahwa aku pula yang telah membuat Sekte Pedang Malam bukan?" sudut bibir Tian Lin memancarkan seringnya tipis saat mengucapkan kalimat tersebut. Dia tampaknya menyadari bahwa orang-orang ini telah melupakan hal tersebut dan hanya terobsesi untuk menangkapnya dengan secepat mungkin.15 kultivator Ranah Dewa Tahap Awal hingga Ranah Dewa Bumi Tahap Menengah itu tertegun sejenak dan satu persatu aura mereka lenyap. Ya, mereka benar-benar lupa akan hal penting ini seperti yang Tian Lin duga. Dengan reflek
Tindakan yang sebelumnya dilakukan oleh Tian Lin sungguh memmbekas di hati para pemburu hadiah yang mengejarnya. 14 orang yang masih hidup kini memasang kewaspadaan tertinggi karena musuh mereka telah menghilang dari pandangan dan menyatu dengan udara tipis setelah membunuh salah satu rekan mereka."Terus waspada dan jangan lengah sedikitpun!" Seru pria yang memiliki tubuh dan otot besar terus memperingati rekan-rekannya. Dia sebenarnya merasa begitu frustasi karena ternyata orang yang diburunya ini merupakan seorang assassin. Rasa penyesalan tampak tercetak dari raut wajahnya namun penjara yang berupa domain pedang lawannya itu masih akan terus ada sehingga mereka semua lenyap tak bersisa.Crash!"Aaakkkhh.."Tiba-tiba sebuah tebasan pedang mengenai tangan kirinya hingga membuatnya putus dan pria itu langsung menjerit kesakitan."Kau memberikan peringatan kepada orang lain, namun kau sendiri membiarkan sebuah celah untuk dirimu sendiri? Sungguh naif!" Ujar Tian Lin dengan dingin kemu
Craaassshh...Bilah angin yang tercipta dari tebasan pedang milik Tian Lin memotong ketiganya menjadi dua bagian. Mata mereka bertiga melotot sempurna karena tidak menyangka akan mati dalam keadaan atau kondisi yang semenyedihkan ini."Ini.. Tidak mungkin.." Pria bertubuh dan berotot besar berkata dengan terbata-bata sebelum akhirnya dirinya kehabisan nafas akibat tidak dapat lagi menyelamatkan jiwanya yang ditarik oleh malaikat maut.Dua rekannya juga berekspresi sama dengan pria itu. Keduanya yang awalnya begitu lega serta gembira karena dapat mengalahkan pemuda yang memiliki keahlian assassin tingkat tinggi dan sangat licin layaknya belut, kini menjadi syok karena mengerti keadaan yang sedang mereka alami.Tian Lin ingin segera pergi meninggalkan tempat itu karena dia dapat merasakan cukup banyak aura kuat sedang melesat ke arahnya. Namun dia menghentikan langkah kakinya saat salah satu diantara aura yang paling depan yang sedang mendekat adalah Lin Hua.Tian Lin menatap gadis canti
"Jadi, dimana terakhir kali bocah pembunuh itu muncul?" Tanya Leluhur Xiyan Chi kepada para Petinggi Klan Xiyan."Pembunuh itu muncul di Kota Housan, leluhur!" Jawab sang Tetua Agung."Kota Housan? Bukankah kota itu merupakan wilayah kekuasaan Klan Lin? Akan sangat sulit mencarinya jika dia bersembunyi di kota yang memiliki peraturan mutlak seperti itu. Dan juga, para tua bangka itu pasti akan langsung membunuhku karena berani membuat kekacauan di wilayah mereka," kata Leluhur Xiyan Chi.Ya, meskipun Leluhur Xiyan Chi ini sangatlah kuat dan berada di Ranah Dewa Langit Tahap Akhir, namun untuk berhadapan dengan Leluhur Tua Klan Lin, dia masih harus banyak berpikir terlebih dahulu.Terlebih, reputasi yang telah Klan Lin bangun sejak ribuan tahun yang akan langsung menindak siapapun yang tidak mematuhi peraturan Kota Housan sudah sangat mengakar dan terdengar hingga seluruh Dunia Lotus Putih. Jadi, wanita tua bertubuh bungkuk ini masih tidak berani untuk memulai kekacauan di sana yang ha
Tian Lin yang melarikan diri dari kejaran para kultivator Ranah Dewa ke atas kini masih bersembunyi di dalam sebuah Gua yang ada di hutan belantara yang di oenuhi dengan hawa mistis dan tidak menyenangkan. Dia membuat susunan formasi array pelindung berlapis-lapis agar lebih aman dan tidak adanya terdeteksi.Hutan ini terkenal dengan Hutan Kematian, karena terdengar rumor jika seseorang memasuki hutan tersebut maka orang itu tidak akan pernah kembali alias hanya akan menemui kematiannya saja.Hutan Kematian sendiri letaknya tidak terlalu jauh dari Kota Housan dan hanya berjarak beberapa ratus mil saja. Alasan mengapa sebelumnya para pemburu hadiah tidak menemukannya juga karena keberadaan hutan ini. Mereka yang memburunya tidak berani memasuki kawasan Hutan Kematian karena tahu mengenai rumor mengerikan tersebut.'Hutan ini terkenal dengan Hutan Kematian. Hmm.. Seperti namanya, energi alam di sini mengandung aura kematian yang tidak menyenangkan!' Ucap Tian Lin pada dirinya sendiri. D