❤ Rina
Tin
Aku membunyikan klakson mobilku, saat aku telah melewati pintu gerbang rumah Ibu.
Pak Udin, satpam rumah Ibu, langsung membukakan pintu samping penumpang yang ditempati oleh Elysia setelah beliau selesai menutup kembali pintu gerbang.
Aku sudah keluar dari mobil, lalu membuka pintu belakang untuk mengambil semua bingkisan pesanan Ibu.
"Sini Mba Rina, Pak Udin bantu bawain sampai ke dalam," ucap beliau sambil mengulurkan tangannya padaku.
Aku tersenyum pada Pak Udin, lalu menggelengkan kepalaku. "Mboten usah Pak. Rina bisa bawa sendiri. Pak Udin balik aja jaga di depan."
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****💙 Mas RezkyAku keluar dari ruanganku.Setelah berpikir cukup lama, akhirnya aku memutuskan untuk tetap menemui Rina dan keluarganya.Walaupun tadi Satrio sempat mengingatkan kalau aku tak perlu menemui Rina supaya aku bisa cepat melupakannya. Tapi aku merasa tak enak hati jika aku tak datang untuk menemui Rina. Apalagi ketika hari ini Bu Widya juga ikut ke sini bersamanya. Maka sepertinya, rasanya memang akan sangat tak sopan jika aku tak datang untuk menyapa, padahal mereka juga tahu kalau aku sedang berada di dekat mereka.
💙 Mas RezkyHari ini akan ada reuni para anggota OSIS saat aku SMA dulu di restoran milikku, Sari Laut.Entah bagaimana awalnya, akhirnya anak-anak anggota OSIS yang sekarang sedang berada di Semarang memutuskan ingin bertemu, sekedar berkumpul setelah sekian lama tak berjumpa. Entah yang memang sudah pindah jadi menetap di sini, bekerja di sini, sekolah lagi di sini, atau yang dengan sengaja pergi ke Semarang supaya bisa ikut reuni hari ini. Yang jelas, mereka semua akan berkumpul di restoku di jam makan siang nanti.Saat ini aku sedang duduk di ruang kerjaku bersama Ardi, sahabatku semasa remaja dulu."Ky, ko esih seneng karo Rina?" tanya Ardi tiba-tiba.(Ky, kamu
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****💙 Mas RezkyBeberapa anak anggota OSIS sudah mulai berdatangan di restoku.Ada Jelita, Sofia, Vivi, Mareta, Iqbal, Lutfan, Bagus, Topan dan juga Sigit. Ditambah aku dan Ardi yang memang sudah di sini sejak pagi."Sing arep meng ngene jere sapa maning?" tanya Bagus.(Yang mau datang ke sini katanya siapa lagi?)Sigit yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya, tiba-tiba langsung mengangkat wajahnya. "Damar dela maning tekan.
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****💙 Mas Rezky"Assalamu'alaikum," salam Rina dan Gita bersamaan."Wa'alaikumsalam," jawab kami semua yang sejak tadi telah berkumpul di sini."Maaf ya, kita telat banget datangnya," kata Rina."Nggak papa, Rin. Santai aja," jawab Jelita sambil cipika-cipiki dengan Rina dan juga Gita.Setelah selesai berhalo ria dengan para gadis. Rina dan Gita langsung menganggukan dan menundukan kepalanya sebagai isyarat salam pada kami para lelaki yang telah berkumpul di sini.
💙 Mas RezkyAku baru saja masuk ke area gazebo restoku, ingin menemui suami temanku semasa kuliah dulu.Tapi baru tiba di pintu pemisah area depan dan belakang, aku justru berpapasan dengan Rina yang sepertinya malah sudah ingin pulang."Lho? Rina?" sapaku.Rina berhenti beberapa langkah di depanku, "Halo Mas," jawab Rina dengan senyum tipisnya.Manis sekali dia."Lagi apa di sini? Udah mau pulang?""Iya Mas, ini mau ke tempat Ibu. Tadi habis ketemu sama orang di sini, nganter pesanan."Aku langsung mengangguk tanda mengerti, "El
❤ RinaAku sedang duduk santai bersama Elysia, Shinta, dan juga Ibu di ruang keluarga."Nanti, acaranya mulai sore, habis sholat asar. Tadi Bu Wasis telepon, kalau insyaAllah, anak-anak udah siap jam segitu.""Nggih Bu," kataku dan Shinta serempak."Ibu kenapa tiba-tiba pengin ngerayain ulang tahun Mas Rama tahun ini? 2 tahun kemarin, kita cuma nganterin bingkisan dan bantuan rutin aja ke sana. Nggak sama ngadain acara kaya sekarang," tanya Shinta. Yang sebenarnya aku juga merasa penasaran dengan hal yang serupa dengannya."Nggak papa. Soalnya Ibu kangen sama suasana di sana. Dulu, waktu Masmu masih ada, tiap dia ulang tahun, kita sekeluarga pasti akan langsung ke sana. Teru
💙 Mas RezkyDua hari yang lalu, Bu Widya menghubungiku. Beliau memesan prasmanan dan juga bingkisan jajanan untuk acara ulang tahun.Dan tentu saja, aku langsung menyanggupinya. 500 bingkisan telah aku siapkan, lengkap dengan menu untuk prasmanan, makanan berat, dan juga pencuci mulutnya.Awalnya, kukira, hari ini adalah hari ulang tahun untuk Shinta atau Elysia. Tak mungkin untuk Rina, karena jika itu hari ulang tahun Rina, maka aku jelas masih mengingatnya di dalam kepala. Dan itu bukan hari ini tepatnya.Dan ternyata, hari ini adalah hari ulang tahun mendiang suami Rina, Mas Rama.Aku telah sampai di panti asuhan tempat acara hari ini akan diadakan. Usut punya usut, tadi, ketika
💙 Mas RezkyPagi ini, tiba-tiba, aku ingin sarapan bubur ayam. Padahal biasanya aku masak sendiri, tapi entah kenapa, hari ini, aku ingin jajan di luar.Jadi setelah selesai mandi, aku langsung bergegas keluar rumah karena ingin segera makan bubur ayam. Dan kebetulan, di dekat perumahanku, ada penjual bubur ayam yang enak. Harganya murah, tapi porsinya mantap sekali. Makanan tambahan dan sate-sateannya juga banyak pilihannya. Jadi selain enak, porsi makanan mereka juga sangat bisa untuk membuat perut kita jadi kenyang.Setelah mengunci pintu, aku langsung mengendarai sepeda motorku dengan kecepatan sedang. Hanya pergi ke depan komplek, jadi cukup dengan sepeda motor saja. Lagipula, sepeda motorku juga jarang sekali keluar dari garasi karena aku yang lebih sering menggunakan mobil untu