"Kenapa begitu serius? Kamu bahkan belum melihatnya lagi setelah 6 tahun, bagaimana jika dia sudah berubah atau tidak sesuai dengan yang kamu pikirkan?" goda Reynand, ingin melihat sekuat apa tekad sahabatnya itu.Bibir Hansel terkatup rapat saat menatap Reynand. Ekspresinya membuktikan bahwa dia setuju dengan ucapan pria itu. Ya, Hansel hanya sekali bertemu dengan Sherly, kenapa dia tiba tiba terobsesi dengan wanita muda itu?"Bisa saja kan dia menggunakan topeng atau riasan tebal untuk menggaet para pria kaya saat kalian bertemu dulu," Reynand mencoba mempengaruhi lagi, padahal dia sendiri sempat terpesona ketika melihat Sherly yang polos dan menarik perhatian.Hansel mengangguk pelan, namun sepersekian detik dia sudah dapat menemukan jawaban lain. Saat pertama kali melihat Sherly di dalam klub malam, sudah ada rasa ketertarikan untuk gadis itu. Wajah yang cantik dan tubuh semampai Sherly memang menjadi poin utama bagi Hansel di awal pertemuan. Namun, tidak bisa dipungkiri, jika kal
Enam tahun sudah berlalu, Sherly selalu berusaha untuk melupakan masa lalu kelamnya. Karena tidak ingin menjadi orang ketiga dalam hubungan rumah tangga Hansel, Sherly juga tidak ingin mengingat nama pria yang sudah tidur dengannya.Meski memiliki anak bersama Hansel, Sherly menganggap itu hanya sebuah kesalahan dan tidak perlu meminta pertanggungjawaban pada pria itu. Untuk beberapa saat Hansel dan Sherly saling bertatapan. Keduanya saling mengamati satu sama lain.Hansel masih tampan dengan style metroseksualnya . Pun dengan Sherly yang semakin anggun di usianya yang sudah dewasa.Enam tahun yang lalu.Di sebuah klub malam.Hansel sedang merayakan kerja sama yang baru saja terjalin dengan klien barunya. Klub malam tersebut adalah satu-satunya tempat hiburan malam di daerah itu. Jadi banyak sekali orang yang ingin menghabiskan malam untuk bersenang senang atau sekedar mengisi kekosongan.Tidak terkecuali sekelompok muda mudi yang sengaja memasuki klub malam untuk merayakan hari kelul
Sherly kaget, matanya melotot karena panik. Tidak tahu harus berkata apa lagi. dia tidak menyangka jika sejak kejadian itu, Hansel masih saja mencari keberadaannya. 'Bukankah dia sudah beristri, lalu untuk apa dia mencariku?' pikir Sherly. 'Terus bagaimana jika dia mengetahui aku telah melahirkan anaknya?' Sherly semakin takut. Dia tidak mungkin berdaya jika harus berurusan dengan pria seperti Hansel.Hansel berdiri dan mendekati Sherly yang diam seperti patung. "Masih ingat aku kan?"Sherly mengangguk canggung tanpa berani mengeluarkan suara."Bagus ...." Hansel mengangguk senang. "Sekarang aku tanya, kenapa kamu pergi begitu saja dan meninggalkanku hari itu?"Senyum Hansel begitu menawan, suaranya juga lembut saat bertanya, namun Sherly tetap ketakutan ketika berdekatan dengan pria itu. Entah apa yang dirasakannya saat ini, Sherly ingin berubah menjadi angin dan menghilangkan diri detik itu juga.Klik.Dari luar, Reynand tiba tiba datang dan sengaja menggangu pertemuan itu. Berharap
"Hentikan!" Suara Reynand terdengar melengking. Dia mengambil alih kemarahan yang dirasakan Hansel untuk menjaga wibawa sahabatnya itu.Bukan hanya Sherly dan Sofia yang menoleh pada sumber suara, semua orang yang mendengar segera menatap ke arah Reynand, lalu berpindah pada Hansel.Tatapan Hansel lebih dulu tertuju pada Sherly yang sedang memegangi pipinya. Ada perasaan ingin mendekati wanita itu dan membelanya, namun tertahan karena image yang harus dijaga. Dia adalah seorang bos, tidak mungkin merendahkan diri untuk membela wanita yang baru ditemuinya.Selain itu, Hansel selalu tergambarkan dengan sikap kepemimpinan yang kuat, tegas dan berwibawa. Dia tidak hanya dingin secara emosional, namun juga jarang bicara dengan orang yang dianggap tidak terlalu penting.Reynand segera berjalan menuju Sofia. Begitu juga Hansel yang beriringan dengan Reynand. Seketika semua orang menundukkan kepala. Tidak ada yang berani bergerak dari tempatnya. Ada yang menyesal menyaksikan keributan itu, n
Sebelum berpisah enam tahun yang lalu, Sherly telah menggeledah isi dompet Hansel. Dari sana, dia menemukan bahwa pria itu sudah berstatus menikah. Sherly memiilih mundur dan tidak ingin menjadi orang ketiga dalam rumah tangga orang lain."Hei ... aku bertanya padamu! Dari mana kamu tahu kalau aku sudah mempunyai istri, apa kamu mengikutiku dan mencari tahu tentang kehidupanku?" Hansel mengatakan itu hanya untuk menggoda Sherly. Kenyataannya, dialah yang saat ini sedang berusaha mencari tahu kehidupan Sherly. Tidak ingin ketinggalan berita apa pun tentang Sherly, Hansel rela menyewa seorang detektif untuk menggali informasi lebih dalam tentang kehidupan Sherly selama enam tahun terakhir.Sherly tidak langsung menjawab. Dia masih memikirkan alasan yang tepat. Karena gugup, Sherly mengerjapkan matanya berkali-kali hingga Hansel terpesona melihatnya. "Kamu bahkan ingin menggodaku di kantorku sendiri! Apa kamu ingin melakukan hal yang sama seperti enam tahun yang lalu?" Hansel semakin me
Hari yang ditunggu Sherly telah tiba. Dia akhirnya mendapatkan gaji pertama di perusahaan besar itu. Sherly tersenyum ceria ketika melihat saldo rekeningnya bertambah. Meski upah yang diterima adalah yang paling kecil di antara karyawan lainnya, Sherly sangat bersyukur. Dia juga tidak pernah lupa pada janjinya. "Aku akan mentraktir Santos lebih dulu," Sherly memberitahu pada Lala. "Dia sudah banyak membantuku. Kalau bukan karena dia, aku pasti sudah lama ditendang dari perusahaan ini.""Bagus itu." Lala melirik kanan kiri. Khawatir ada salah satu kuping Sofia yang mendengarkan, dia pun menempelkan dirinya pada Sherly, lalu berbisik pada gadis itu."Hei ... sebenarnya hubunganmu dengan pak Santos itu bagaimana sih? Apakah kalian sudah menjalin hubungan serius?" tanya Lala penasaran."Tidak ada yang spesial. Jangan membuat gosip baru yang bisa menghebohkan satu kantor!" Sherly menjawab dengan tenang, karena memang itu yang dia rasakan. Sherly dan Santos berteman dekat. Tidak ada pemb
Di depan lobi perusahaan, Sherly menunggu Santos dengan sabar. Ketika selesai dengan pekerjaannya, dia langsung turun dan menunggu di depan gerbang utama agar bertemu dengan pria itu.Satu hari penuh, Sherly belum bertemu dengan Santos. Sebelumnya, dia sudah bertanya pada seorang staf tentang kegiatan Santos. Dari karyawan itu, Sherly mengetahui jika Santos memiliki jadwal yang padat selama beberapa hari ini. Karena khawatir menggangu kesibukan Santos, Sherly pun memutuskan menunggu tanpa menelpon pria itu. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 6 sore ketika lift berbunyi ting. Sherly menoleh pada lift yang terbuka. Senyumnya seketika merekah tatkala melihat Santos berada dalam sekelompok orang orang yang keluar dari lift."Aku bisa tebak kalau kamu sedang menungguku." Meski telah bekerja seharian, Santos masih terlihat cerah ceria. Dari seorang karyawan, Santos mengetahui jika Sherly sudah tiga kali bertanya tentangnya. Tentu saja dia berbunga bunga mendengar itu. Ini adalah satu k
Pukul 11 malam, Sherly masih bersama dengan Santos. Sambil memegang botol minuman dan juga beberapa cemilan, keduanya duduk di sebuah bangku taman yang kurang terawat. Meski siang telah berganti malam, udara di tempat itu tidak serta-merta berganti, debu masih saja tampak bertebaran.Sekitar sepuluh menit duduk berdampingan, Sherly masih terlihat biasa saja, sementara Santos sudah mulai risih dengan keadaan itu. Tampak pria itu menahan batuk dan bersin akibat udara yang kurang bagus.Santos telah berulang kali menawarkan diri untuk membawa Sherly ke tempat yang lebih nyaman, namun wanita yang menggunakan kaos berwarna pink itu selalu menolak dengan alasan yang sama.Sherly yang akan membayar seluruh pengeluaran malam itu dan juga menentukan tempat yang akan mereka kunjungi."Bagi sebagian orang, tempat ini memang sedikit jorok, tapi menurutku tidak terlalu, masih bisa ditoleransi," jelas Sherly setelah melihat suasana taman yang tampak sepi.Hanya beberapa orang yang berkunjung, kemud